Tidak hanya sebatas perabot rumah
tangga, pakaian dan barang-barang elektronik seperti TV, VCD dan radio
saja. Para pengojek getek ini juga menerima permintaan mengangkut motor.
"Kalau
orang tarifnya Rp 45.000, tapi kalau bawa barang paling murah Rp 30.000.
Sedangkan motor tarifnya Rp 100.000-Rp 150.000," ungkap Ghofar.
Hingga
pukul 11.30 WIB, Ghofar mengaku sudah mengangkut sekitar 400 penumpang.
Jika penumpangnya membayar tarif rata-rata Rp 100.000, hingga siang ini Ghofar sudah mengantongi minimal Rp 4.000.000.
Di wilayah Pelimpah, sedikitnya ada sekitar 2000 rumah warga. 1000 Rumah di antaranya
terendam banjir setinggi 4 meter. Wilayah ini memang landai, sehingga
saat Citandui meluap, daerah inilah yang pertama kali terkena banjir.
Untuk
mengantisipasi banjir yang menyambangi rumah mereka setiap tahunnya,
warga membangun rumah dua lantai/ Panggok Biasanya jika banjir masih di kisaran
1-2 meter, warga masih bertahan di rumah dan menolak ke pengungsian.
Aktivitas mereka dilakukan di lantai 2 rumahnya.
Sedangkan warga yang rumahnya tidak bertingkat terpaksa mengungsi ke tempat-tempat pengungsian, seperti masjid dan sekitarnya.
Salah
satu warga, Ngatni (50), mengaku sudah sejak 3 hari mengosongkan rumahnya dari barang-barang. "Kita jaga-jaga kalau banjir.
Barang-barang dinaikkan ke lantai 2," katanya.
Posting Komentar untuk "Berkah Di Balik Bencana Banjir Tahunan Di Kecamatan Patimuan Jembatan Pelimpah "