PENGUJIAN BAHAN KEKUATAN LASAN STAINLESS STEEL TYPE 316L PADA MESIN ROUTER KAYU BERBASIS CNC DENGAN VARIASI KUAT ARUS DAN LAJU ALIRAN GAS PELINDUNG
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah
bearing adalah elemen mesin yang
mendukung gerakan elemen mesin yang lain. Karena fungsi bearing yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar
tanpa mengalami gesekan yang berlebihan, bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Mesin merupakan
kesatuan dari berbagai komponen yang
selalu berkaitan dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang
lainnya secara kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai
dengan apa yang sudah di rencanakan.
Dalam
merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan factor keamanan baik untuk mesin
itu tersebut maupun untuk operatornya. Dalam pemilihan elemen-elemen dari mesin
juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety
factor dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut, adapun elemen
tersebut di antaranya adalah bantalan atau bearing.
1.2. Identifikasi Masalah
Semua
system yang bergerak dalam suatu mesin memerlukan tenaga penggerak. motor merupakan
salah satu penggerak yang paling banyak digunakan khusunya dalan mesin bubut
CNC salah satunya untuk menggerakan system pencekam benda kerja .pemilihan
motor yang tepat sesuai dengan design mesin merupakan kunci dari kelancaran
kinerja mesin. pemilihan ini disesuaikan dengan gaya-gaya yang bekerja pada
komponen yang berkaitan langsung dengan motor seperti poros, pasak, bearing,
dan kopling.
1.3. Perumusan Masalah
Bearing yang
digunakan pada alat perkakas CNC yang akan dirancang harus memenuhi spesifikasi
pembebanan yang sesuai dengan distribusi gaya – gaya yang terjadi pada alat
tersebut, baik dalam keadaan statis maupun dinamis sliding linear guideway memiliki prinsip kerja yang sama seperti bearing pada umumnya, hanya saja arah distribusi gayanya yang
berbeda. Oleh karena itu, untuk analisa kekuatan dan ketahanannya sama seperti bearing. Analisa tersebut nantinya akan
berrmuara pada hal umur pakai komponen bantalan tersebut, sehingga dapat
diketahui spesifikasi komponen yang seperti apa yang cocok untuk alat ini atau
durasi maintenance alat ini. Hal
tersebut akan sangat membantu untuk tetap menjaga ketellitian dan ketepatan
dalam proses kerja benda atau alat tersebut secara konsisten dari waktu ke
waktu.
1.4. Batasan Masalah
Dalam
penelitian ini terdapat pembatasan masalah-masalah yang diperhitungkan yaitu :
a)
Menganalisa dan
menguraikan gaya – gaya yang terjadi pada mesin bubut kayu CNC ini .
b)
Pembahasan hanya
dilakukan pada analisa bearing.
c)
Menghitung dan
menyimpulkan seberapa lama umur pakai bearingyang
digunakan
1.5. Tujuan dan Manfaat
·
Mengetahui
komponen bearing yang terkait dalam
penggerak mesin bubut CNC.
·
Mengetahui cara
perhitungan Bearing menggunakan rumus
– rumus apa saja.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulisan akan
dibagi dalam 5 bab. Adapun gambaran mengenai masing – masing bab sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran secara umum isi penulisan tugas
akhir meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, pembatasan masalah,
sistematika penyusunan, kesimpulan, dan tugas akhir.
BAB II LANDASAN
TEORI
Berisi tentang teori – teori penunjang dari masalah
yang akan dibahas mengenai dasar mesin bubut CNC, komponen Bearing, rumus – rumus yang berkaitan.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan
dalam menghitung data dan hasil penelitan dan bahan serta alat yang akan
digunakan unruk melaksanakan penelitian serta jadwal pelaksanaan penelitian
tersebut.
BAB IVPERHITUNGAN
ANALISI
Mengolah
dan mengalisa data yang diperoleh.
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Mesin CNC
2.1.1. Sejarah singkat dan perkembangan mesin bubut CNC
Awal lahirnya mesin CNC (computer numerically controlled) bermula dari 1952 yang
dikembangkan oleh Jhon Pearson dari
institute teknlogi Massachusetts, atas nama angkatan udara Amerika Serikat.
semula proyek tersebut diperuntukan untuk membuat benda kerja yang rumit.
semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit kendali
yang besar. pada tahin 1973 mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit
perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam
teknologi ini
Dari
tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu
oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit kendali dapat lebih
ringkas. saat ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang, dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat – alat demikian dihasilkan
sebagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak
dipergunakan dalam kehidupan sehari – hari masyarakat banyak.
2.2. Sejarah Bearing
Prinsip bearing
ini dimulai pada jaman mesir kuno, ketika mereka menggunakan batang-batang
pohon dibawah eretan. Temuan terakhir dari contoh bearing adalah sebuah ball bearing kayu yang menopang meja putar
dari sisa rerutuhan kapal romawi kuno di danau Nemi, dari tahun 40 Masehi. Nama
Leonardo da vinci sering di sebut
dengan gambar pertama roller bearing
sekitar tahun 1500 namun, Agostino
rameli adalah yang pertama menerbitkan sketsa dari roller bearing dan thrust
bearing. Pokok persoaalan dengan ball
bearing dan thrust roller bearing
adalah bahwa ball atau roller yang saling bergesekan satu sama lain,
menyebabkan friksi tambahan, ini dapat dicegah dengan menempatkan ball atau
roller dalam sebuah wadah/cangkang. Paten pertama untuk ball bearing didapatkan
oleh phillip Vaughan dari Carmarthen
di tahun 1794.
2.3. Sekilas Mekanika Teknik
Ada beberapa teori teori yang melandasi penulisan
tugas akhir ini. Teori pertama yang paling mendasar adalah mekanika teknik atau
mekanika struktur. Pada teori inikita dapat mengetahui bagaimana dan seberapa
besar gaya – gaya yang bekerja dalam suatu struktur alat atau mesin. Bagian -
bagian mesin atau alat tersebut yaitu rolling
dan sliding element.
Momen dirumuskan sebagai : M = P . L
Dimana :
M = Momen [Nm]
P atau F =
Gaya [N]
L =
Jarak [L]
Struktur statis tertentu adalah struktur yang
memenuhi syarat dan ketentuan seperti:
·
Jumlah gaya pada
arah sumbu x = 0 [ ∑Fx = 0 ]
·
Jumlah gaya pada
arah sumbu y = 0 [ ∑Fy = 0 ]
·
Jumlah moment =
0 [ ∑M= 0 ]
|
|
Untuk
memudahkan dalam perhitungan serta mempercepat perhitungannya dibuat metode
dengan pertolongan gambar ( free body
diagram = FBD )
1)
Diagram gaya
geser ( SFD = shearing force diagram
) digunakan untuk mencari gaya – gaya geser.
2)
Diagram gaya
normal ( NFD = normal force diagram )
digunakan untuk mencari gaya normal ( gaya tegak lurus penampang/gaya tekan )
3)
Diagram momen
bengkok ( BMD = Bending Moment Diagram )
digunakan untuk mencari momen – momen yang terjadi.
2.4.Bearing/bantalan
Bantalan
adalah eleman mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak – baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur bantalan harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lain bekerja dengan baik. jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun
atau tidak dapat bekerja secara semestinya. jadi bantalan dalam permesinan
dapat disamakan perannya dengan pondasi dalam gedung.
2.4.1.Jenis – Jenis Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasin sebagai berikut :
Ø
Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
A.
Bantalan Luncur
Pada
bantalan ini terjadi gesekan luncur anatara poros dan bantalan karena permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
B.
Bantalan Gelinding
Pada
bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol
bulat.
Ø Atas dasar arah
beban terhadap poros
·
Bantalan Radial,
dimana arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
·
Bantalan Aksial,
dimana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
·
Bantalan
Gelinding Khusus, dimana bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar
dan tegak lurus dengan sumbu poros
Berikut ini akan saya jabarkan berbagai jenis
bantalan diatas sebagai berikut :
a)
Bantalan Luncur
Menurut
bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan. salah satunya bantalan
luncur. bantalan luncur mampu menumpu poros perputaran tinggi beban yang besar.
bantalan ini memiliki konstruksi yang sederhana yang dapat buat dan di pasang
dengan mudah. bantalan luncur memiliki momen awal yang besar karena gesekannya
yang besar pada waktu mulai jalan.
Pelumasan
pada bantalan ini tidak begitu sederhana, geesekan yang besar antara poros
dengan bantalan menimbulkan efek panas sehingga memerlukan pendingin khusus
seperti pelumas.
Lapisan
pelumas pada bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hamper
tidak bersuara. tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan
gelinding sehingga harganya lebih murah.
Adapun macam – macam bantalan luncur adalah sebagai
berikut :
1.
Bantalan Radial,
dapat berbentuk silinder, elips, dll.
2.
Bantalan Aksial,
dapat berbentuk engsel kerah Michel, dll.
3.
Bantalan khusus,
bantalan ini lebih ke bentuk bola.
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1.
Mempunyai
kekuatan tetap
2.
Dapat
menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar
3.
Mempunyai sifat
anti las
4.
Sangat tahan
karat
5.
Ditinjau dari
segi ekonomi
6.
Tidak terlalu
terpengaruh oleh temperature
b)
Bantalan Aksial
Bantalan
Aksial digunakan untuk menahan gaya Aksial. adapun macamnya, yaitu bantalan
telapak dan bantalan kerah. pada bantalan telapak tekanan yang diberikan oleh
bidang telapak poros kepada bidang bantalan semakin besar untuk titik yang
semakin dekat dengan pusat.
c)
Bantalan Gelinding
Pada
bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
bagian yang diam melalui elemen gelinding yang sepeti bola (peluru), rol, atau
rol jarum, dan rol bulat.
Bantalan
Gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. elemen gelinding seperto bola atau
rol dipasang antara cincin luar dan
dalam. dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau gelinding sehingga
gesekan akan jauh lebih kecil. untuk bola atau rol ketelitian tinggi dengan
bentuk dn ukuranya merupakan suatu keharusan. karena luas bidang kontak antara
bola dan rol dengan cincin sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai harus
memiliki ketahanan dan kekerasan yang sangat tinggi.
Bantalan
gelinding pada umumnya cocok untuk beban kecil daripada bantalan luncur
tergantung pada bentuk elemen gelindingnya, putaran pada bantalan ini dibatasi
oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut.
Bantalan
gelinding hanya dibuat di pabrik – pabrik tertentu saja karena konstruksinya
yang sangat sukar dengantingkat ketelitiannya yang tinggi. harganya pun pada
umumnya relative lebih mahal jika dibandingkan dengan bantalan luncur.
Bantalan
gelinding di produksi menurut standar dalam berbagai ukuran bentuk, hal ini
dilakukan agar biaya produksi menjadi lebih efektif serta memudahkan dalam
pemakaian bantalan tersebut. keuntungan dari bantalan gelinding yaitu gesekan
yang terjadi pada saat berputar sangat rendah. selain itu pelumasannya pun
sangat sederhana cukup dengan gemuk (grease) bahkan pada jenis bantalan
gelinding yang memakai seal sendiri, tidak perlu pelumasan lagi.
Sifat Bantalan Gelinding :
1.
Membawa beban
aksial
Bantalan
Radial mempunyai sudut kontak yang sangat besar antara elemen dan cincinnya,
dapat menerima sedikit beban aksial. bantalan bola macam alur dalam, bantalan
bola kontak sudut, dan bantalan rol kerucut merupakan bantalan yang dibebani
gaya aksial kecil.
2.
Sifat terhadap
putaran
Diameter
d (mm) dikalikan dengan putaran per menit n (rpm) disebut dengan d.n
. ini sebagai bantalan yang mempunyai bantalan empiris, yang besarnya tergantung pada macamnya dan
cara pelumasaanya.
3.
Sifat terhadap
gesekan
Bantalan
bola dan bantalan silinder mempunyai gesekan yang relative lebih kecil
dibandingkan dengan bantalan yang lainnya. unutuk alat – alat ukur, gesekan
bantalan merupakan penentu ketelitiannya.
4.
Sifat dalam
bunyi dan getaran
Hal
ini dipengaruhi oleh kebulatan bola dan rol, kebulatan cincin, kekerasan elemen
– elemen tersebut, keadaan housingnya, dan kelas mutunya. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah ketelitian pemasangan, konstruksi mesin (yang memakai
bantalan tersebut) dan kelonggaran dala bantalan.
Dalam memilih bantalan yang digunakan, perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut
1.
Tinggi rendahnya
putaran poros
2.
Jenis bahan yang
digunakan
3.
Besar kecilnya
beban yang dikenakan
4.
Kemudahan
perawatan
C.
Bantalan Linear
Sebuah linear motion bearing atau slide linear adalah bantalan yang dirancang untuk memberikan gerak bebas dalam satu
dimensi. Ada berbagai jenis bantalan
gerak linear dan jenis ini umunya dipecah menjadi dua sub-kategori : rolling elemen dan plane.
Linear Guideway memungkinkan
jenis gerakan linear yang memanfaatkan element berputar seperti ball dan roller. Selain itu dengan menggunakan element berputar antara rel
dan blok, sebuah linear guideway dapat mencapai kepresisian tinggi untuk
gerakan linear dibandingkan dengan system sliding
traditional, koefisien gesek pada
linear guideway hanya 1/50 kalinya. Oleh karena efek restraint antara blok dan rel, maka linear guideway dapat mengambil beban vertical dan horizontal.
|
|
Jenis-jenis
linear ball bearing diantaranya yaitu :
·
Roller Elemen Bearing
·
Ball Bearing Slides
Untuk beban statis, terdapat factor keamanan statis
( static safety factor )
FSL
= ................................................. (1.1)
Dimana :
FSL = faktor statis untuk beban sederhana
C0 =
Nilai beban statis [N]
P =
Beban yang bekerja (hasil perhitungan) [N]
Pada
perhitungan untuk umur pakai linear
guideway ini menggunakan nilai beban dinamis (C), dimana nilai tersebut
terdapat pada table katalog jenis linear
guideway yang digunkan.
L = 3
x 50 KM.................................................................... (1.2)
Dimana:
P = beban
actual (dianggap sama dengan hasil perhitugan) [N], dimana jika diubah dalam
satuan waktu ( hour ), akan menjadi :
Lh= ............................................................................ (1.3)
Dimana :
Lh =
service life [hr]
ve =
kecepetan [m/min]
Berikut table gambar untuk bearing :
Tabel 1.1 Gambar Bearing
Tabel 1.2 Kode dan Diameter
Bearing
2.5. Perhitungan pada bantalan
Tabel 1.3 jenis batalan dan
harganya
Jenis
bantalan
|
Diameter
dalam (d)
|
Diameter
Luar ( D)
|
Kapasitas
Nominal
Dinamis (kg)
|
Kapasitas Nominal
Statis (kg)
|
6000
|
10
|
26
|
360
|
190
|
6001
|
12
|
28
|
400
|
229
|
6002
|
15
|
32
|
440
|
263
|
6003
|
17
|
35
|
470
|
296
|
6004
|
20
|
42
|
735
|
465
|
6005
|
25
|
47
|
790
|
530
|
6006
|
30
|
55
|
1030
|
740
|
6007
|
35
|
62
|
1250
|
915
|
6008
|
40
|
68
|
1310
|
1010
|
6009
|
45
|
75
|
1640
|
1320
|
6010
|
50
|
80
|
1710
|
1430
|
Adapun
analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur bantalan berdasarkan
beban yang diterima oleh bantalan.
Perhitungan umur bantalan,
Untuk setiap beban :
L10h
=()b
x ....................................................................... (1.4)
Dimana :
L10h
= umur bantalan dengan nilai reliability 90 %
C =
FLbeban
bantalan [ N ]
= : dimana
a = 3 untuk bantalan peluran
a = 10/3 untuk bantalan rol
n = putaran [ rpm ]
Tegangan geser maksimum :
max
= x/2
2} + r2
xy ( kpsi ).............................................. (1.5)
Umur bantalan yang menerima beban dasar :
CR = F ..................................................................... (1.6)
F = Beban Radial bantalan yang sebenarnya
Rumus perhitungan bantalan gelinding antara lain mengenai :
1. Beban ekuaivalen
P = X.Fr + Y.Fa.............................................................................. (1.7)
Dengan :
P = beban equivalen [ N ]
Fr = beban radial [ N ]
Fa = beban aksial [ N ]
X = konstanta radial
Y = konstanta aksial
2.
Perhitungan
Factor kecepatan
fn = 1/3 ............................................................................... (1.8)
3. Perhitungan Factor umur
Fh = fn ...................................................................................... (1.9)
4. Perhitungan Umur bantalan
LK = 500 fh3.................................................................................. (1.10)
2.6.Sistem pelumasan pada bantalan
Penggunaan bantalan pada mesin, haruslah memperhatikan system
pelumasan yang akan digunakan, sehingga konstruksi, kondisi kerja, dan letak
bantalan menjadi pertimbangan dalam pemilihan. Tempat pelumasan, bentuk serta
kekerasan alur minyak juga merupakan factor – factor penting.
Dalam pelumasan bantalan, dikenal juga bermacam – macam cara
antara lain
1.
Pelumasan tangan
:
Cara
ini sesuai pada beban ringan, kecepatan rendah, atau kerja yang tidak terus
menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran pelumasaannya tidak selalu tetap,
atau pelumasan tidak teratur.
2.
Pelumasan tetes :
Dari
sebuah wadah, minyak ditetteskan dalam jumlah yang banyak dan teratur melalui
sebuah katup jarum, cara ini untuk beban ringan dan sedang.
3.
Pelumasan sumbu :
Cara
ini dilakukan menggunakan sebuah sumbu
yang dicelupkan dalam sebuah wadah berisi minyak sehingga minyak
terhisap oleh sumbu tersebut (kapileritas). dll.
Bantalan dalam
permesinan sama halnya seperti dalam pondasi sebuah gedung. artinya apabila
bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka system tidak dapat berfungsi sebagai
mana mestinya.
|
|
2.7.Pemasangan dan perawatan Bearing
Pada aplikasinya, pemasangan bearing dapat dilakukan cara dipukul
dengan palu, dipress dengan perantara batang lain atau dengan cara pemanasan.
Penekan harus dikenakan pada ring dalam. Beberapa contoh pemasangan dan
pelepasan bearing anara lain :
·
Dipukul dengan palu
·
Pemasangan dengan mesin
press
·
Pemasangan dengan
pemanasan oli dan induksi
·
Pemasangan dengan mur
pengunci
·
Pemasangan dengan
adaptor peluncur
·
Pelepasan dengan puller
·
Pelepasan dengan mesin
press
2.8. Persyaratan Bahan Dalam Design Bantalan Luncur
·
Kekuatan yang
baik untuk menahan beban dan kelelahan
·
Mampu
menyesuaikan dengan lenturan poros yang kecil
·
Bersifat anti
las (tidak menempel ke poros akibat gesekan)
·
Sangat tahan
karat
·
Tahan aus
·
Dapat
menghilangkan/menyerap kotoran
·
Harganya murah
2.9. Bahan Bantalan
· Babbitmetal (logam
putih) : berdasarkan Sn dan Pb.
· Bronze (tembaga
dan paduannya) : tembaga, perunggu, fosfor, timah hitam.
· Cast iron.
·
Non
metallic bearings : kayu, karet, plastic.
2.10. Hal penting Dalam Design Bantalan
·
Kekuatan
bantalan.
·
Pemilihan
perbandingan panjang dan diameter bantalan (L/d)
·
Tekanan pada
bantalan
·
Harga tekanan
dan kecepatan (pv)
·
Tebal minimum
selaput minyak pelumas
·
Kenaikan
temperature
2.11. Prosedure Design Bantalan
·
Hitung tekanan bantalan : p =
·
Tentukan viskositas pelumas (Z) yang di
perlukan.
·
Hitung modulus bantalan (perbandingan) dengan n = putaran poros.
·
Hitung Ratio Clearence :
·
Hitung koefisien gesekan (
·
Faktor koreksi = 0,002 untuk L/d dengan
nilai ( 0,75 – 2,8 )
·
Hitung panas yang timbul : HG =
µ F v
·
Hitung panas yang dapat dipindahkan : HD
= C.A.(tb-ta)
a. C
= koefesien perpindahan panas
b. A
= luas proyeksi = d x L
c. Tb
= temperature banntalan
d. Ta
= temperature udara
Catatan dalam design :
·
Modulus bantalan := K
normal = 3 K , beban berat = 15 K
·
Pemilihan L/d :
a. Makin
kecil L/d makin rendah pula kemampuan bantalan menahan beban.
b. Makin
besar, makin besar juga panas yang ditimbulkan.
c. Makin
besar, kebocoran pelumas diujung bantalan dapat di perkecil.
d. Makin
besar, meyebabkan tekanan tidak merata.
BAB III
METEDOLOGY PENELITIAN
1.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN
1.2. Analisa alat
1.3. Komponen rolling dan sliding
1.3.1. Bearing
Beberapa faktor dalam penentuan jenis
bearing yang digunakan pada mesin bubut kayu ini yaitu :
1.
Menentukan
diameter dalam dari bearing berdasarkan komponen yang ada.
2.
Mempertimbangkan
aspek kemudahan dalam pemasangan ataupun metode mounting.
3.
Perhitungan
beban yang mampu diterima bearing untuk spesifikasi yang diinginkan.
1.3.2. Linear Guideway
Spesifikasi linear
guideway HIWIN tipe HGW yang digunakan adalah :
1.4. Metode pengukuran
Dalam proses pengukuran menggunakan jenis pengukuran
kuantitatif. Kuntitatif adalah data berupa angka atau data kuantitafif yang di
angkakan. Penelitian ini dilakukan untuk menghitung diameter bearing. Terminologi
dan metedologi pengukuran yang standart meliputi :
Metedologi Pengukuran Langsung
Metedologi pengukuran dimana nilai besaran langsung
terbaca pada alat ukur tanpa melakukan pengukuran besaran – besaran lainnya
yang mempunyai hubungan fungsional dengan besaran yang diukur. Contoh :
a)
Pengukuran
panjang dan lebar dengan menggunakan mistar.
b)
Pengukuran massa
dengan menggunakan neraca tangan.
1.4.1. Metedologi Subtitusi
Metode pengukuran dimana besaran yang diukur diganti
dengan besaran yang sejenis yang nilainya telah diketahui dan dipilih
sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek yang sama terhadap penunjuk alat ukur.
1.5. Karakteristik alat ukur dan proses pengukuran
Proses pengukuran identic dengan proses produksi di
suatu industry. Produk proses pengukuran adalah berupa angka – angka.
Karakteristik dari pengukuran adalah pengukuran dilakukan berkali – kali
terhadap suatu besaran yang konstan harganya menghasilkan yang tidak sama.
Bagaimana sempurnanya persyaratan metodenya dipenuhi selalu ada perbedaan pada
hasil ukurnya. Angka mana yang dianggap benar akan didapat bila pengukuran
dilakukan tak terhingga pada kondisi yang sama kita tidak akan punya waktu
serta biaya untuk melakukan seperti diatas tersebut. Maka dari itu harga yang
benar tidak akan pernah diketahui, kemungkinan hanya akan didapat angka
pendekatan saja. Akan tetapi harga rata – rata saja tidak cukup, angka tersebut
harus disertai dengan keterangan yang menyatakan :
1. Rentang yang menyatakan berapa dekatnya nilai
pendekatan tersebut terhadap harga yang sebernya.
2. Jaminan atau tingkat keyakinan (confidence level) bahwa angka rata – rata akan diperoleh lagi jika
kita melakukan beberapa kali terhadap besaran tersebut
.
1.6. Alat ukur
1.6.1. Alat – alat yang digunakan
1.6.1.1. Mistar baja
Digunakan untuk
mengukur panjang, lebar, tebal, dan bias juga digunakan untuk memeriksa
kerataan suatu benda kerja, menentukan batas – batas ukuran dan membantu untuk
menarik suatu garis pada permukaan benda kerja. Ukuran – ukuran mistar baja
terbagi menjadi 3 satuan yaitu inchi, centimeter, dan millimeter.
1.6.1.2. Vernier Caliper
Adalah
alat ukur presisi, sehingga dapat digunakan mengukur benda kerja secara presisi
dengan tingkat ketelitian 1/100mm, ketelitian dari alat ukur ini biasanya
5/100mm.
1.7. Pengambilan data pengukuran
Pengambilan data adalah bagian dari proses
pengukuran yang menuntuk ketelitian atau keseksamaan yang tinggi, karena
kegiatan ini selalu dibayangi oleh kemungkinan sulitnya pengulangan proses
pengukuran. Jika data yang diperoleh mempunyai kekeliruan, kesulitan
pengambilan data ulang antara lain disebabkan oleh sudah berlalunya objek
pengukuran ke pos pengukuram selanjutanya, sehingga menyulitkan pelacakan dan
perubahan fisik elemen pengukuran terhadap waktu, misalkan perubahan suhu atau
perubahan karakteristik alat ukur yang akan mengakibatkan berubahnya nilai
ukur.oleh karena itu, proses pengambilan data sebaiknya dilakukan hanya dengan
satu kesempatan sampai tuntas tanpa kekeliruan.
1.8. Elemen pengambilan data
Dalam
proses pengambilan data terdapat empat elemen yang terlibat :
·
Objek ukur
·
Standar ukur
·
Alat ukur
·
Operator
pengukuran
·
Proses
pengukuran tidak dapat berlangsung dengan baik bila salah satu dari ke empat
elemen diatas tidak ada. Keempat elemen perlu dipahami agar kesalahan yang
ditimbulkan oleh setiap elemen dapat dipelajari. Proses pengukuran dilakukan
oleh operator dengan membandingkan benda ukur (objek) dengan alat ukur
(standar) yang sudah diketahui nilai ukurnya (kallibrasi) dengan sarana dan
ruang bantu ukur yang memenuhi persyaratannya.
BAB IV
PERHITUNGAN ANALISIS
1.1. Perhitungan Asumsi Poros
Karena
harus merancang sebuah bearing, maka saya harus perhitungan asumsi diameter
poros untuk dapat melanjutkan ke perancangan bearing
Pada
motor servo :
Daya : 1,5 kW
N : 2550 rpm
Beban
rotor max : 5 kg
Beban
kopling max : 2,5 kg
·
Daya
rencana :
Dimana :
Pd :
daya rencana (kW)
fc ::
faktor rencana
P :
daya motor (kW)
Maka :
=
1 x 1,5 kW
= 1,5 kW
·
Momen rencana :
·
= ( 9,74 x 105
) + ( 5,8823 x 10-4)
= 571,1 kg
Perhitungan pada banatalan
Perhitungan pada banatalan
Penulis
mengambil d = 35 mm.
-
Nomor bantalan :
6007
-
Diameter lubang
(d) : 35 mm
-
Diameter luar
(D) : 62 mm
-
Lebar bantalan
(B) : 10 mm
-
Radius ( r ) :
0.5
-
Kapasitas nominal
dinamis spesifik (c) : 1250 kg
-
Kapasitas
nominal statis spesifik : 915 kg
1.1.1. Perhitungan Beban Ekivalen Dinamis
Beban ekivalen dinamis dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
Pr = gaya
ekivalen (kg)
Fr = gaya
radial (kg)
Fa = gaya
aksial (kg)
V = faktor
rotasi bantalan
= 1,0 jika bantalan ring
dalam yang berputar
= 1,2 jika bantalan ring
luar yang berputar
X = faktor
beban radial
Y = faktor beban aksial
Gaya radial yang
timbul adalah gaya yang terbesar yaitu gaya akibat beban rencana dari rotor
yaitu RCV (Fr), total sebesar = 10 (kg). Sedangkan untuk gaya aksial
yang timbul akibat pembebanan dianggap tidak ada, sehingga harga X = 1 dan Y = 0. Faktor Xo, Yo yang mempengaruhi perhitungan beban ekivalen dinamis dapat dilihat
pada tabel . Dari tabel tersebut didapat nilai Xo = 0.6 dan Yo = 0,5.
Sehingga:
1.1.2. Perhitungan Faktor Kecepatan Bantalan
Faktor
kecepatan bantalan dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
fn =
Faktor kecepatan bantalan
n =
Putaran motor (rpm)
Maka:
1.1.3.Perhitungan Faktor Umur
Faktor umur dari bantaln dapat dihitung dengan
rumus:
Dimana:
fh = Faktor umur
fn = Faktor kecepatan
C = Kapasitas nominal
dinamis spesifik (kg)
Pr = Beban ekivalen dinamis
Maka:
1.1.4. Perhitungan Umur Bantalan
Umur
bantalan di dipasang pada motor dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
Lh = Umur bantalan
fh = Faktor umur
Maka:
1.1.5. Perhitungan torsi pada poros motor
Dengan :
P =
daya motor ( kW )
M =
Torsi ( Nm )
ω =
kecepatan sudut putar
n1 =
putaran poros (Rpm)
sehingga :
= 0,0106 N.m
=
1060 N.m
1.2. Hasil Perhitungan Perencanaan Bantalan
Tabel 1.4. hasil perencanan bantalan
No.
|
Jenis
Satuan yang Dihitung
|
Hasil
|
|
1
|
Beban
ekivalen dinamis (Pr)
|
5
kg
|
|
2
|
Umur
bantalan (lh)
|
1jam
|
|
3
|
Torsi
|
1060
N.m
|
|
Posting Komentar untuk "PENGUJIAN BAHAN KEKUATAN LASAN STAINLESS STEEL TYPE 316L PADA MESIN ROUTER KAYU BERBASIS CNC DENGAN VARIASI KUAT ARUS DAN LAJU ALIRAN GAS PELINDUNG"