Skripsi ANALISIS BEBAN KERJA AKTIVITAS PENGANGKATAN PADA BAGIAN GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DAFTAR PAPARAN CEPAT DI PT. KARYA INSAN MULIA





Skripsi Lainnya
https://kompasko.blogspot.com/2018/09/skripsi-teknik-industri-analisis.html



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
            Ergonomi dewasa ini berkembang pesat dan aplikasinya di dunia industri sudah cukup dirasakan manfaatnya walaupun belum maksimal, namun tidak demikian pada sektor informal seperti para pekerja kasar, buruh panggul, pedagang asongan dan lain sebagainya. Pada umumnya hampir semua pekerja informal tidak memanusiakan manusia atau tidak memperhatikan faktor ergonomi dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan tuntutan yang besar akan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi tanpa mempedulikan kelelahan atau bahkan cidera dan sebagainya.
            Analisis mengenai beban kerja yang diterima oleh pekerja sektor informal dirasakan sangat perlu untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan yang dilakukan para pekerja sektor informal tidak memperhatikan aspek-aspek ergonomi seperti beban kerja yang terlalu berat, lamanya melakukan pekerjaan, dan postur kerja yang salah. Cara kerja yang demikian itu dapat mengakibatkan pekerja mengeluhkan kelelahan otot dan rangka bahkan bisa mengakibatkan pekerja tersebut mengalami cidera.
            Pekerjaan pengangkatan barang yang dilakukan karyawan PT. Karya Insan Mulia berbeda dengan perusahaan yang telah menggunakan alat bantu dalam menaikkan atau menurunkan barang. Para pekerja tersebut setiap harinya harus menggunakan tenaga manual dalam menaikkan ataupun menurunkan barang yang memiliki beban yang sangat berat. Tanpa disadari jika cara kerja yang seperti itu terus dilakukan akan mengakibatkan pekerja sering mengeluhkan kelelahan otot atau bahkan cedera. Hal ini sangat merugikan para pekerja, selain itu juga akan mengakibatkan pelayanan agak terhambat karena akan kekurangan tenaga kerja saat ada pekerja yang sakit atau cidera.
            Analisis ergonomi terhadap beban kerja operator dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah metode daftar paparan cepat. Metode daftar paparan cepat merupakan suatu metode untuk penilaian terhadap risiko kerja yang berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja (http://www.adipradanawordpress.com/page/3/). Metode ini menilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian belakang punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher.
            Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul analisis beban kerja aktivitas pengangkatan bagian gudang dengan menggunakan metode daftar paparan cepat di PT. Karya Insan Mulia.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagaimana postur dan beban kerja para pekerja di PT. Karya Insan Mulia?
2.    Bagian tubuh mana yang berisiko mengalami resiko dan cedera di PT. KIM?
3.    Keluhan apa saja yang sering dialami para pekerja di PT. KIM?

loading...

1.3 Pembatasan Masalah
Pada penulisan proposal tugas akhir ini penyusun akan membatasi masalah sebagai berikut:
1.    Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2016
2.    Penelitian yang dilakukan dititikberatkan pada Ergonomi yaitu, postur dan beban kerja, resiko dan cidera, dan keluhan subjektif.
3.    Pengolahan data dilakukan dengan metode daftar paparan cepat dan manggunakan kuisioner peta tubuh nordic.

1.4 Tujuan Penelitian
Pada penulisan tugas akhir ini. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui gambaran umum dari postur dan beban kerja yang diterima oleh para pekerja di PT. Karya Insan Mulia saat melakukan pekerjaannya..
2.    Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang beresiko dan cidera di PT. Karya Insan Mulia.
3.      Untuk mengetahui keluhan apa saja yang sering dialami para pekerja di PT. Karya Insan Mulia.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk Penulis
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang,
2.    Untuk Perusahaan
Menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam menyusun rencana peningkatan. Mengetahui aktivitas-aktivitas utama dalam manajemen logistik,
3.    Untuk Khalayak Umum
Memberikan rujukan/referensi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang sama.

1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I       : PENDAHULUAN
   Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II      : LANDASAN TEORI
Berisi landasan teori yang berhubungan dengan dengan penelitian ini serta dalam bab ini dimuat kerangka pemikiran yang menggambarkan pola pikir dan sistematika pelaksanaan penelitian.
BAB III     : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan langkah-langkah sistematika yang dilakukan dalam penelitian yaitu Flow Chart penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis terhadap masalah serta dilengkapi dengan diagram alir pemecah masalah.
BAB IV     : HASIL DAN PENELITIAN
Berisi gambaran atau deskripsi objek yang diteliti, analisis data yang diperoleh, dan pembahasan tentang hasil dan analisis.
BAB V      : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan tentang analisis data dan pembahasan, serta saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan perusahaan.
























BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa data penelitian terdahulu tentang Ergonomi dengan menggunakan metode daftar paparan seperti pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Beberapa data penelitian terdahulu tentang ergonomi dengan menggunakan metode daftar paparan cepat, RULA, dan REBA
No
Nama Peneliti/Tahun
Metode
Hasil
Persamaan
Perbedaan
1
Harry Awaluddin/Analisa pengangkatan beban kerja pada stasiun Pondok Cina dengan Menggunakan Metode Daftar Paparan Cepat (2010)
Daftar Paparan cepat
Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko cidera meliputi berat beban, durasi, postur, dan frekuensi pergerakan. Dari hasil evaluasi menggunakan daftar paparan cepat dapat diketahui bagian-bagian yang berisiko cidera yaitu punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher dengan tingkat resiko tinggi sampai sangat tinggi, hanya pekerja 3 untuk pergelangan tangan resikonya sedang
Resiko meliputi frekuensi, durasi, dan berat beban
Resiko cidera yang dialami pekerja hanya pada punggung dan leher pada jurnal sedangkan penelitian yang dilakukan ini beresiko terhadap kaki dan pergelangan tangan
(Sumber: Pengolahan Sendiri dari Berbagai Sumber)



Tabel 2.1 Beberapa data penelitian terdahulu tentang ergonomi dengan menggunakan metode daftar paparan cepat, RULA, dan REBA (Lanjutan)
No
Nama Peneliti/Tahun
Metode
Hasil
Persamaan
Perbedaan
2
Diana Meliana Hasibuan /Analisa Postur Kerja(2010)
Rula dan Daftar Paparan Cepat
Pada stasiun perendaman, sebagian besar mempunyai nilai action level 4, ini menunjukkan bahwa pada postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan saat itu juga yaitu pada kegiatan pengambilan air terletak pada postur 1 dan postur 2
Pada jurnal dan penelitian yang dilakukan sama-sama menggunkan metode daftar paparan cepat
Pada jurnal terdapat metode tambahan menggunakan RULA
3
Nataya Caroonsri/Identifikasi resiko Ergonomi pada Stasiun Perakitan daun Sirip Dissfuser (2010)
Nordic Body Map
Berdasarkan perhitungan menggunakan metode REBA terindentifikasi dan terdapat resiko ergonomi pada beberapa stasiun kerja.
Terdapat beberapa resiko ergonomi pada beberapa stasiun kerja
Pada jurnal terdapat indikasi yang dilakukan berdasarkan perhitungan REBA tidak ada.
(Sumber: Pengolahan Sendiri dari Berbagai Sumber)


 Tabel 2.1 Beberapa data penelitian terdahulu tentang ergonomi dengan menggunakan metode daftar paparan cepat, RULA, dan REBA (Lanjutan)
No
Nama Peneliti/Tahun
Metode
Hasil
Persamaan
Perbedaan
4
Michela Hasibuan /Analisis Keluan rasa Sakit Pekera Dengan Menggunakan Metode REBA (2010)
REBA
Menghasilkan elemen gerakan yang mendapatkan level tertinggi yaitu proses pengangkatan barang dan pada saat menjemur dan level tertingginya yakni posisi tubuh pekerja yang terlalu membungkuk dan kaki yang tidak seimbang dengan beban yang diangkat cukup berat.
Menaikkan dan menurunkan beban secara manual
Dari proses pekerjaan yang dilakukan, proses pekerjaan sangat tidak seimbang karena posisi yang terlalu menunduk


5
Oktri Moh. Firdaus/Analisis Pengukuran RUULA pada Pengangkatan Barang di Gudang dengan Menggunakan sftware Ergointelegence (2010)
RULA dan REBA
Skor RULA memiliki level 1, artinya pengangkatan barang layak dilakukan dan tidak memerlukan perbaikan untuk jangka waktu yang panjang, Skor REBA memiliki level 2, artinya pengangkatan barang memiliki resiko sedang dan memerlukan perbaikan untuk jangka waktu yang lama.
terdapat penanganan serius yang dilakukan dan perbaikan untuk jangka panjang dan pada penelitian ini juga harus dilakukan penangana serius pada pekerja yang beresiko cidera pada beberapa stasiun kerja
Pada jurnal menggunakan software Ergointellegence sedangkan pada penelitian  ini tidak
(Sumber: Pengolahan Sendiri dari Berbagai Sumber)



2.2 Landasan Teori
                 Kecelakaan pada tulang punggung merupakan salah satu kesalahan yang dilakukan para pekerja ketika melakukan aktivitas pekerjaan yang dilakukan secara berulang serta berat beban dan posisi pekerja tersebut pada pekerjaanya. Jarang sekali sebuah perusahaan lokal yang menitikberatkan perhatiannya pada hal seperti ini, sementara  pekerjaan yang dilakukan dalam posisi dan berat beban yang ditanggung merupakan awal dari sebuah terjadinya kecelakaan pada jangka yang panjang. Dalam hal ini tanpa disadari perusahaan sebagai pemberi kerja sama sekali tidak bertanggung-jawab akan kesehatan pekerjanya, maka hal yang perlu dilakukan hanya melakukan perbaikan pekerjaan oleh pekerja tersebut dengan mengetahui betapa pentingnya menjaga anggota tubuh saat melakukan pekerjaannya.
            Sedangkan pengukuran kinerja merupakan unsur sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan public yang lebih baik. Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi asset tidak berwujud menjadi jauh lebih menentukan daripada melakukan investasi dan mengelola asset yang berwujud. Asset tidak berwujud memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan hubungan dengan pelanggan, memproduksi produk dan jasa bermutu tinggi, memobilisasi kemampuan dan motivasi karyawan, dan mengembangkan sistem dan teknologi informasi (Kaplan dan Norton, 1996).

2.2.1 Pengertian Beban Kerja
Secara umum hubungan bean kerja dengan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik fakor formal maupun fsktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhibeban kerja adalah tugas-tugas, organisasi kerja, dan lingkungan kerja. Faktor internal yang mempengaruhi beban kerja adalah faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi), dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, dan kepuasaan).
Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.

2.2.2 Beban Kerja Fisik
           Beban kerja fisik merupakan beban kerja yang diterima oleh fisik akibat pelaksanaan kerja. Beban kerja fisik ini diterima oleh tubuh akibatykan melaksanakan suatu aktivitas berlangsung. Prinsip dasar ergonomi adalah bagaimana demand < capacity sehingga perlu diupayakan agar beban kerja fisik tidak melebihi kapasitas fisik seorang manusia yang bersangkutan.
           Suatu pekerjaan berdasarkan kapasitas fisik manusia untuk mengetahui dan mengevaluasinya dilihat dari dua sisi, yakni sisi biomekanika dan sisi fisiologi. Sisi fisiologis meliputi kapasitas kerja manusia dari sis fisiologi tubuh (fall tubuh), yakni detak jantung, pernapasan dan sebagainya. Sedangkan biomekanika lebih melihat kepada aspek terkai proses mekanik yang terjadi pada tubuh, seperti kekuatan otot, dan kekuatan tulang. Ada sejumlah faktor ergonomi yang erat kaitanya dengan pembebanan fisik, yaitu masalah postur tubuh yang tidak normal, pekerjaan yang berulang, durasi kerja yang cenderung lama, pembebanan stais pada otot, tekanan kontak fisik, getaran, dan temperatur.
            Resiko-resiko tersebut diatas dapat menyebabkan terjadinya permasalahan antara ruang lingkup pekerjaan dan pekerja yang berkaitan langsung dengan fisik para pekerja tersebut, khususnya yang terkait dengan permasalahan sistem otot-rangka (muskuloskeletal disorder). Beberapa metode sudah banyak dikembangkan untuk mengevaluasi faktor resiko tersbut yang ada pada suatu pekerjaan. Metode yang umum digunakan adalah NIOSH Lifting Guide, Rapid Upper Limb Assesment, Rapid Entire Body Assesment, Quick Expossure Checklist.

2.2.3 Pengertian Gudang (warehouse)
                 Gudang merupakan suatu fasilitas yang berfungsi sebagai penyaluran barang dari suplier sampai kepada end user. Dalam praktik operasional perusahaan cenderung memiliki suatu ketidakpastian akan persediaan. Hal ini mendorong timbulnya kebijakan dari perusahaan untuk melakukan sistem persediaan agar permintaan dapat diantisipasi dengan cermat. Dengan adanya kebijakan mengenai inventory ini mendorong perusahaan untuk menyediakan fasilitas gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang inventory. Gudang adalah lokasi penyimpanan produk sampai permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanan distribusinya (Bowersox, 1978:293)
                 Prinsip kegunaan waktu (time utility) dijadikan sebagai suatu prinsip untuk membenarkan alasan ini. Untuk manufaktur yang memproduksi banyak produk di banyak lokasi, pergudangan memberikan metode untuk mengurangi biaya penyimpanan bahan mentah dan suku cadang serta biaya penanganan, disamping memaksimumkan proses produksi. Persediaan dasar untuk seluruh suku cadang dapat dipertahankan digudang sehingga dapat menurunkan kebutuhan persediaan masing-masing pabrik.
                 Pengertian lain tentang gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi (Apple, 1990:242). Gudang dapat digambarkan sebagai suatu sistem logistik dari sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai penyimpanan produk dan perlengkapan produksi lainya yang menyediakan informasi mengenai status serta kondisi material/produk yang disimpan digudang sehingga informasi tersebut mudah diakses oleh siapapun yang berkepentingan.


2.2.4  Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu Ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan.
Ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka otot manusia, dan desain stasiun kerja untuk alat peraga visual.
Hal-hal untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja, optimasi dalam proses perpindahan informasi dengan dihasilkanya suatu tanggapan yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta diperoleh optimasi, efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:
1.  Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
2.  Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
3.  Pekerja mengeluhkan adanya nyeri dan sakit pada anggota tubuh
4.  Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
5.  Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istrahat yang panjang
6.  Postur kerja yang buruk, misalnya membungkuk, menjangkau dan jongkok
7.  Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau kurang pencahayaan
8.  Komitmen kerja yang rendah
9.  Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan

2.2.5 Tujuan Ergonomi
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ergonomi.
Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui pencegahan cidera dan    penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja
2.      Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan kesenjangan sosial baik dalam kurun waktu usia yang produktif maupun usia stelah produktif
3.       Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja serta kualitas hidup yang tinggi.
4.      Peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja dan pengurangan rasa lelah pada saat sebelum atau sesudah bekerja

2.2.6 Pengertian Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diklarifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum.
Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan, dan keadaan gizi.
Keluhan muskuloskeletal adalah kelehan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima keadaan statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan cedera pada sistem mukuloskeletal.




2.2.7 Fakor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, berikut ini adalah faktor-faktor yang meneyebabkan keluhan muskuloskeletal tersebut terjadi:
1.  Peregangan otot yang berlebihan.
2.  Aktivitas yang berulang.
3.  Sikap kerja tidak ilmiah.
4.  Faktor penyebab sekunder, yakni tekanan getaran, dan mikromilat.
5. Penyebab kombinasi meliputi umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok.
            Berikut merupakan Gambar 2.1 yang menunjukkan terjadinya keluhan muskuloskeletal akibat berat beban dan kebiasaan merokok.
Gambar 2.1  Kebiasaan merokok pada saat bekerja
(Sumber : PT. Karya Insan Mulia)
          Pada Gambar 2.1 diatas menunjukkan bahwa kebiasaan merokok pada pekerja pada saat melakukan aktivitas pekerjaan, hal tersebut dapat mengakibatkan kelelahan pekerja dan mempengaruhi keluhan muskuloskeletal pada pekerja tersebut.

2.2.8   NIOSH Lifting Guide
            NIOSH Lifting Guide merupakan panduan dalam aktivitas penanganan material (material handling), khususnya yang berkaitan dengan aktivitas pengangkatan (lifting) dan penurunan (lowering). NIOSH memberikan sejumlah parameter keamanan dalam pelaksanaan aktivitas penanganan material ini. Menurut NIOSH, beban maksimum yang dapat diangkat oleh seseorang pada kondisi ideal adalah sebesar 23 Kg. Meskipun demikian, seiring dengan menurunya kondisi ideal tersebut, maka beban yang dpat diangkat akan terus berkurang. Aktivitas pengangkatan akan memberikan resiko cedera jika nilai Lifting index (LI) > 1. Berikut ini merupakan Gambar 2.2 yang menunjukkan proses menaikkan dan menurunkan beban.
Gambar 2.2  Proses menaikkan alat oleh pekerja
(Sumber : PT. Karya Insan Mulia,2015)

            Pada Gambar 2.2 diatas dapat dilihat posisi tubuh pekerja pada saat menaikkan beban, posisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada tubuh pekerja karena berat beban serta dilakukan secara manual handling. Pada kasus seperti ini hal yang perlu dilakukan adalah mengurangi berat beban dengan cara membuka elemen serta cover beban agar beban tidak terlalu berat dan perlu diadakan pelatihan untuk mengetahui posisi yang benar pada saat menaikkan beban tersebut. Sama halnya pada proses menurunkan beban seperti tampak pada Gambar 2.3 berikut ini
Gambar 2.3  Proses menurunkan alat oleh pekerja
(Sumber : PT. Karya Insan Mulia, 2015)
   
Pada Gambar 2.3 diatas menunjukkan bahwa posisi tubuh kerja para pekerja tersebut terlalu membungkuk yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada tulang punggung, leher, bahu, pergelangan tangan serta pinggang.

2.2.8.1 Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi postur kerja pembebanan fisik yang diterima oleh tubuh bagian atas (upper limb), diantaranya meliputi leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan badan bagian atas (trunk). Metode ini untuk pekerjaan yang banyak membutuh kan aktivitas pada bagian atas, seperti merakit komponen elektronik, menjahit, merakit komponen manufaktur yang berukuran relatif kecil, inspeksi dan sebagainya akan sesuai jika di evaluasi dengan menggunakan metode ini.
Jenis pekerjaan yang lebih banyak melibatkan seluruh anggota badan akan lebih baik jika dievaluasi dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA) atau dengan menggunakan Quick Expossure Cheklist (QEC)

               Gambar 2.4  Contoh Tabel QEC
(Sumber : http://www.slideshare.net/mhdsyahrulramadhan/penilaian-postur-kerja)
                Pada contoh Tabel 2.4 tersebut menunjukkan papan penilaian skor REBA atas penilaian terhadap posisi membungkuk (A), frekuensi pergerakan punggung (B), posisi tangan sejajar pinggang (C), dan pergerakan bahu (D).

2.2.8.2 Rapid Entire Body Assesment (REBA)
Metode ini relatif sama dengan metode RULA, namun aspek tubuh yang dievaluasi oleh metode ini lebih mengutamakan kepada seluruh anggota tubuh. Pekerjaan yang melibatkan aktivitas seluruh anggota tubuh bisa dievaluasi dengan menggunakan metode ini.

2.2.9.3 Quick Expossure Cheklist (QEC)
Pada metode ini selain melibatkan observer sebagai orang yang akan mengevaluasi pekerjaan, juga melibatkan pekerja yang ikut dievaluasi untuk mengevaluasi pekerjaanya. Evaluasi ini termasuk dua arah dan selanjutnya akan memberikan hasil evaluasi terhadap suatu pekerjaan dan sipekerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
QEC merupakan suatu metode untuk penilaian resiko kerja yang berhubungan dengan gangguan otot ditempat kerja. Metode ini menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian belakan punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher. QEC membantu untuk mencegah terjadinya WMSDs seperti gerak berulang, postur yang salah, dan durasi kerja. Penilaian pada QEC dilakukan pada tubuh statis dan kerja dinamis untuk meperkirakan tingkat resiko dari postur tubuh dengan melibatkan unsur pengulangan gerakan, tenaga/beban, dan lama tugas untuk area tubuh yang berbeda.
Konsep dasar dari metode ini sebenarnya adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai paparan untuk bagian tubuh tertentu dibandingkan dengan pergerakan bagian tubuh lainya. Nilai paparan dihitung untuk masing-masing bagian tubuh seperti pada punggung, bahu/lengan atas, pergelangan tangan, maupun pada leher dengan mempertimbangkan lebih kurang lima kombinasi/interaksi, misalnya postur dengan gaya/beban, pergerakan dengan gaya/beban, durasi dengan gaya/beban, postur dengan durasi, pergerakan dengan durasi. Salah karakteristik yang terpenting dalam metode ini adalah penilaian dilakukan oleh peneliti dan pekerja, dimana faktor resiko yang ada dipertimbangkan dan digabungkan dalam implementasi dengan tabel skor yang ada.
Fungsi utama QEC adalah mengidentifikasi faktor resiko, mengevaluasi gangguan resiko untuk daerah/bagian tubuh yang berbeda-beda, menyarankan suatu tindakan yang perlu diambil dalam rangka mengurangi gangguan resiko yang ada, mengevaluasi efektivitas dari suatu intervensi ergonomi ditempat kerja, mendidik para pemakai tentang resiko gangguan otot ditempat kerja, dan mengusulkan aksi atau tindakan yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko pada tulang belakang. Tabel Interpretasi Nilai dan tindakan QEC seperti pada Tabel 2.2, pada Tabel tersebut akan dijelaskan mengenai gangguan otot yang terjadi terhadap para pekerja yang sedang melakukan aktivitas pekerjaanya yang meliputi punggung statis yaitu dinilai rendah apabila membungkuk 8-15 derajat, sedang apabila membungkuk 16-22 derajat, tinggi apabila membungkuk 23-29 derajat, dan sangat tinggi apabila membungkuk 39-40 derajat
Tabel 2.2 Interpretasi Nilai

Tingkat Paparan
Nilai
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Punggung (statis)
8-15
16-22
23-39
39-40
Punggung (dinamis)
10-20
21-30
31-40
41-56
Lengan/Bahu
10-20
21-30
31-40
41-56
Pergelangan tangan
10-20
21-30
31-40
41-46
Leher
4-6
8-10
12-14
16-28
Tingkat kesulitan
1
4
9
-
Tingkat stres
1
4
9
16
                       (Sumber : (http://www.adipradanawordpress.com/page/3/)

Pada Tabel 2.2 tersebut dapat diketahui tingkat paparan pada pnggung, lengan/bahu, pergelangan tangan, leher, tingkat kesulitan, serta tingkat stres pekerja dengan nilai paparan yang rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 2.3  Nilai Tingkat Tindakan QEC
Tingkat tindakan
Persentase
Tindakan
Total nilai paparan
1
0-40%
Aman
32-70
2
41-50%
Diperlukan beberapa waktu ke depan
71-88
3
51-70%
Tindakan dalam waktu dekat
89-123
4
71-100%
Tindakan sekarang juga
124-176
                     (Sumber : (http://www.adipradanawordpress.com/page/3/)
  Nilai tingkat tindakan dikatakan aman apabila total nilai paparan 32-70 atau 0-40 persen, diperlukan beberapawaktu kedepan apabila total nilai paparan 71-88 atau 41-50 persen, tindakan dalam waktu dekat apabila nilai paparan 89-123 atau 51-70 persen, dan tindakan sekarang juga apabila nilai paparan 124-176 atau 71-100 persen.

2.2.11 Pengertian Metode Daftar Paparan Cepat
           Daftar Paparan Cepat merupakan suatu metode dalam ergonomi yang digunakan untuk penilaian terhadap resiko kerja yang berhubungan langsung dengan gangguan otot di stasiun-stasiun kerja pada saat melakukan pekerjaan. Penilaian tersebut adalah cara yang dilakukan peneliti dalam melihat keadaan posisi dan berat beban serta lamanya pekerjaan tersebut dikerjakan secara terus menerus.

2.2.12 Fungsi Metode Daftar Paparan Cepat
          Metode Daftar Paparan Cepat berfungsi untuk menilai persentasi dari keluhan yang dialami pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya pada saat itu juga. Metode daftar paparan cepat ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran umum dari postur tubuh dan beban kerja yang diterima oleh para pekerja dan memberikan usulan perbaikan kerja berdasarkan identifikasi keluhan yang dialami pekerja untuk dilakukan perbaikan melalui  evaluasi yang dihasilkan.

2.2.13 Pengertian Nordic Body Map
           Nordic Body Map merupakan kuisioner yang digunakan dalam ergonomi istilah lain yang digunakan selain nordic body map adalah checlist international labor organization (ILO), Namun kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja, dan kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi.
          Pengisian kuisioner peta tubuh nordic ini bertujuan untuk mengetahui bagian dari tubuh pekerja yang merasa sakit baik sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan pada stasiun kerjanya masing-masing. Kuisioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang telah dibagi menjadi sembilan bagian utama, yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah, pergelangan tangan/tangang, pinggang/pantat, lutut, tumit/kaki.
          Responden yang mengisi kuisioner diminta untuk mengisi atau memberikan tanda ada tidaknya gangguan pada bagian tubuh tersebut. Responden atau pekerja yang mengisi kuisioner tersebut hanya perlu memberikan tanda ya atau tidak pada lembar pengisian peta tubuh nordic dan dari hasil kuesioner dapat dihitung persentase yang menunjukkan bagian tubuh yang sering dikeluhkan sakit oleh para pekerja berdasarkan perhitungan jawaban “Ya” yang diberikan untuk sebelum dan sesudah kerja.
          Melalui Gambar 2.1 dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari tidak nyaman sampai sangat sakit. Dengan menganalisis peta tubuh nordic maka dapat diestimasikan jenis dan tingkat keluhan otot skeletal oleh pekerja. Peta tubuh nordic tersebut meliputi leher, pergelangan tangan, punggung statis, punggung dinamis, pinggang, kaki, srta pergelangan kaki.









Gambar 2.5  Kuisioner Body Map
(Sumber : Corlett, 1992, Statistic Muscle Loading and the Evaluation of Posture, dalam Tarwaka, dkk,)                     




2.2.14 Kerangka Pikir
       Dalam pencapaian hasil kinerja yang diinginkan peranan ergonomi sebagai suatu pengetahuan tentang manusia dan lingkungan kerjanya sangat mempengaruhi aspek-aspek yang dilakukan dan dicapai perusahaan tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan dan peranan karyawan dalam meningkatkan produktifitas kerja dengan penekanan sistem keselamatan kerja.   Berikut ini merupakan prinsip ergonomi yang harus ditekankan dalam pencapaian target suatu perusahaan termasuk PT. Karya Insan Mulia dalam melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
1.      Bekerja dalam posisi atau postur normal, bekerja dalam posisi normal tersebut dalam arti bekerja dengan postur yang benar sesuai dengan standar pekerjaan
2.      Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan, hal ini berguna agar efisien dan mengurangi pemborosan waktu pekerjaan.
3.      Bekerja sesuai dengan dimensi tubuh, bekerja dengan peralatan dan meja kerja yang dapat dijangkau dengan tangan.
4.      Bekerja sesuai dengan tinggi atau dimensi tubuh
5.      Mengurangi gerakan berulang yang berlebih
6.      Minimalisasi gerakan statis
7.      Minimalisasi berat beban
8.      Mencakup jarak ruang
9.      Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, bertujuan agar pekerjaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal dengan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman
10.  Melakukan gerakan, olah raga kecil, peregangan saat bekerja
11.  Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti, bertujuan agar tampilan yang bisa dipahami dengan mudah
12.  Mengurangi stres, agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik
Berikut ini merupakan kerangka pikir penelitian seperti pada Gambar 2.6 berikut:



Data kecelakaan kerja

Pembuatan SOP dan hasil yang didapat

Penerapan K3 di Perusahaan

Analisis ergonomi dengan daftar paparan cepat

Perbandingan dengan kebijakan perusahaan

Perbandingan

Analisis Ergonomi yang layak

Data Perusahaan

Perumusan Konsep

Data Kuisioner terhadap Karyawan

Aplikasi

Hubungan kebijakan perusahaan dengan data kuisioner

Kebijakan Perusahaan
 

























                                                                                          

Gambar 2.6  Kerangka Pikir
(Sumber: Pengolahan Sendiri dari Berbagai Sumber)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa pengeboran sampel tanah yang berada di Jalan Ciater-BSD, Parung Benying Sarua No 39 Tangerang Selatan.
Alasan memilih lokasi tersebut sebagai gudang dan penyimpanan peralatan  berdasarkan aspek-aspek berikut ini:
1.      Lokasi yang sangat strategis dalam penyimpanan mesin dan peralatan karena faktor keamanan yang baik
2.      Lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu aktivitas warga dan masyarakat sekitar pada saat menaikkan dan menurunkan barang
3.      Akses yang bagus untuk pengiriman peralatan dan mesin karena berada di samping jalan raya dan relatif dekat dengan jalan tol
4.      Lokasi yang dekat ke kota untuk menunjang kelengkapan dalam perbelanjaan bahan material pendukung.

3.2 Jenis Penelitian
           Penelitian ini merupakan jenis penelitian kasus dimana penelitian dilakukan menggunakan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Objek penelitian dalam judul ini secara keseluruhan berkaitan dengan kondisi yang dialami pekerja setelaha bekerja beberapa lama di PT. Karya Insan Mulia.
Jenis penelitian dalam analisis ini menggunakan data sekunder yang datanya diperoleh langsung dari perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel yaitu terdiri dari posisi tubuh pekerja saat melakukan pekerjaan yaitu gerakan berulang-ulang dan berat beban, keluhan subjektif dari para pekerja saat melakukan pekerjaan.

3.3 Data dan Sumber Data
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang menjadi data penelitian. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi tertulis yaitu informasi mengenai jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Data kuantitatif yaitu data yang merupakan angka kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Sumber data secara keseluruhan diperoleh dari dalam institusi yang menjadi tempat penelitian. Data yang sifatnya kualitaif diperoleh dari berkas-berkas atau dokumen dari bagian gudang dan bagian pembelian. Sedangkan  data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung diperusahaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghimpun data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.    Teknik interview/wawancara, yaitu teknik mendapatkan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang kompeten atau lebih mengetahui secara mendalam tentang apa yang diangkat dalam penelitian ini. Dari teknik ini diharapkan dapat memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, permasalahan ergonomi yang dihadapi dalam perusahaan, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2.    Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelesan melalui sumber-sumber berkas atau dokumen.




3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Tahap Perancangan Analisis Daftar Paparan Cepat
                 Pada tahapan ini yang akan menjadi inti dari pembuatan peta tubuh nordic adalah mengetahui setiap keluhan pekerja yang nantinya akan mengetahui pokok permasalahan setelah digunakan daftar paparan cepat, dari hasil data yang diperoleh akan dirancang perbaikan dalam pencapaian hirarki dari sistem pekerjaan yang dapat mengurangi berbagai keluhan dari pekerjaan tersebut. Dalam pencapaian hirarki tersebut, berikut merupakan tahapan yang digunakan untuk merujuk kepada pengembangan keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan tersebut:
1.      Identifikasi level perusahaan, meliputi sistem principal perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terhadap pesaing-pesaing yang telah menggunakan alat bantu dalam proses menaikkan dan menurunkan barang.
2.      Identifikasi kebutuhan tenaga kerja, menambah tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keahlian dengan tujuan mendukung setiap pekerjaan yang sedang dikerjakan atau sudah terprogram sebelumnya.
3.      Identifikasi nordic body map, mengetahui keluhan pekerja meliputi tulang punggung, leher, pergelangan tangan, kaki dan lengan bawah/atas.
4.      Validasi metode daftar paparan cepat, untuk mengetahui jumlah keluhan pekerja dan bagian tubuh mana saja yang mengalami potensi kecelakaan kerja dalam jangka pendek atau jangka panjang.

3.6 Flowchart Penelitian
Menurut James A. Hall yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan definisi Flowchart bahwa: “Flowchart adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menjelaskan relasi fisik diantara entitas-entitas kuncinya”.
Menurut Krismiaji dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi mengatakan definisi Flowchart bahwa: “Bagian alir (Flowchart) merupakan teknik analitas yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis.
Jadi kesimpulannya, Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Berikut ini beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti:
1.        Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2.        Aktivitas yang digunakan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3.        Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4.        Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata.
5.        Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6.        Lingkup dan range dari aktivitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
7.        Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
Adapun diagram alir proses penelitian ini ditunjukan pada Gambar 3.1
















    Studi Lapangan

    Studi Pustaka

    Perumusan Masalah

    Pengumpulan Data

    Data Sekunder

     Data Primer

    Pengolahan Data

    Metode Daftar Paparan Cepat

    Kondisi Resiko Cidera Pada Pekerja di PT. Karya Insan Mulia

   Menentukan Sampel Pekerja

    Menghitung Jumlah Kecelakaan kerja

    Mengidentifikasi terjadinya kecelakaan

    Perencanaan Pengendalian Bahaya Kerja dengan Kuisioner Nordic

    Perbandingan Kinerja Para Karyawan Sebelum dan Setelah Penyuluhan tentang Ergonomi

    Analisis Data Daftar Paparan Cepat

    Kesimpulan

    Saran

    Selesai

Mulai

Menentukan Sample Pekerja Yang akan diteliti
 


























Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
(Sumber: Pengolahan Sendiri dari Berbagai Sumber)


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1    Gambaran Umum Perusahaan
 PT. Karya Insan Mulia dengan bisnis utamanya adalah jasa pengeboran sampel tanah yang didirikan pada tanggal 6 Juni 2004, dengan nama CV. Karya Insan Mulia. Diawal berdirinya perusahaan tersebut sangatlah serba kekurangan, dimana dengan hanya mengandalkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusianya, perusahaan dijalankan dengan menyewa alat dan mesin bor untuk mengerjakan proyek yang diberi dan dipercayakan oleh rekan kerja dan kontraktor pada saat itu, sehingga awal dari pekerjaan dimulai CV. Karya Insan Mulia sebagai sub-kontraktor.
Berkat kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat dan didukung tenaga kerja yang memang memiliki keahlian khusus untuk pekerjaan pengeboran sampel tanah. Perusahaan yang awalnya hanya bisa menyewa mesin dan perlengkapan untuk pengeboran, akhirnya bisa memiliki alat sendiri dan bisa memiliki kantor dan gudang untuk memperlancar setiap pekerjaan yang diberikan setiap kontraktor kepada perusahaan PT. Karya Insan Mulia. Berikut adalah fasilitas yang dimiliki oleh PT. Karya Insan Mulia dalam mendukung kelancaran pekerjaan yang diberikan oleh kontraktor, contohnya:
1.    Machine Yoshida booring (YBM), mesin ini merupakan sebuah mesin    pengeborang dengan penggerak diesel yang berfungsi sebagai pengeboran sampel tanah dengan kekuatan mencapai kedalaman 250 meter.
2.    Machine Yoshida booring type YSO, sama halnya dengan mesin YBM mesin ini memiliki kinerja yang memiliki setiap elemen yang sama dengan YBM, hanya kapasitasnya saja yang berbeda yaitu kemampuanya mencapai 150 meter
3.    Machine water pump, mesin ini memiliki fungsi sebagai pengatur sirkulasi air kedalam lubang pengeboran pada saat pekerjaan pengeboran tersebut berlangsung.
4.    Generator, mesin ini berfungsi sebagai alat pendukung penerangan dan pengelasan alat jika berada dilokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
5.    Pipe special booring soil investigation, alat ini berupa pipa yang dimasukkan ke dalam lubang pengeboran dengan tujuan untuk pengambilan sampel yang hendak dilakukan uji kekuatan.
6.    Machine Zackro 250, sama halnya dengan mesin pengeboran, mesin ini merupakan alat yang digunakan dalam memutar pipa yang dimasukkan kedalam lubang pengeboran, mesin ini merupaka tenaga hydraulik atau tenaga yang dihasilkan melalui oli
7.    Machine Zackro 200, mesin ini sama dengan mesin Zackro 250 akan tetapi kapasitasnya lebih kecil.    
8.    Equipment and tools for soil investigation, peralatan ini berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam pengeboran sampel tanah pada umumnya.
Divisi teknik kami didukung oleh para karyawan yang ahli serta pekerja keras dan memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam disiplin mereka, dan siap untuk memberikan klien saran dan bantuan proyek, penelitian dan perkiraan yang berharga. Kami selalu menjaga kepercayaan dan kepuasan dari pelanggan kami dengan memberikan pertunjukan dan layanan yang terbaik untuk mereka, sehingga untuk proyek masa depan mereka akan selalu ingat PT. Karya Insan Mulia.
Motto perusahaan kami adalah memberikan pelayanan terbaik kepada kontraktor dan pelanggan kami agar mereka mendapatkan hasil yang memuaskan atas kinerja dari PT. Karya Insan Mulia, selain itu perusahaan PT. Karya Insan Mulia juga siap membantu penduduk sekitar lokasi pekerjaan dalam membuat sumur air bersih yang dapat dipergunakan masyarakat setempat.




4.1.2 Lokasi Perusahaan
PT. Karya Insan Mulia beralamatkan di Jalan. Ciater – BSD Tangerang Selatan. PT. Karya Insan Mulia telah menggunakan mesin yang lebih modern dalam mengambil hasil pekerjaan yang lebih baik. Berikut Gambar 4.1 yang merupakan kantor dan gudang PT. Karya Insan Mulia     
Gambar 4.1 Gudang PT. Karya Insan Mulia
(Sumber : PT. Karya Insan Mulia, 2015)

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi bertujuan untuk menjelaskan dimana dan bagaimana kedudukan seseorang dan tugas-tugas yang harus dijalankan secara bertanggung jawab. Struktur organisasi harus jelas dan sistematis karena hal ini merupakan salah satu persyaratan yang mendukung terciptanya suatu pengendalian internal yang baik sehingga kesalahan dan kecurangan yang mungkin terjadi dapat ditemukan pada tahap dini dan dapat ditanggulangi. Berikut ini merupakan gambar struktur organisasi PT. KIM seperti Gambar 4.2 berikut:

Tgl pembuatan
Tgl Revisi
Efektif






STRUKTUR ORGANISASI


,
P   PT. KARYA INSAN MULIA


      Driller


Acounting

Staf Bank

      Driller

Komisaris

Driller

Humas

Mekanik

Spv.technical

Kordinator

Spv.Enggineering

M.Proyek

M.operasaional

Admin

Direktur

Gambar 4.2 Struktur organisasi PT. Karya Insan Mulia
(Sumber : PT. Karya Insan Mulia, 2015)





4.2       Pengolahan Data
Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menghitung paparan yang diterima oleh operator menggunakan perhitungan manual dengan metode daftar paparan cepat. Mengetahui keluhan subjektif pekerja dengan  menggunakan kuesioner Peta Tubuh Nordic.

4.2.1    Perhitungan Metode Daftar  Paparan Cepat
Perhitungan dilakukan dengan cara manual. Perhitungannya meliputi paparan durasi, berat beban, postur, frekuensi, kekuatan, dan aspek visual terhadap punggung, lengan/bahu, pergelangan tangan, dan leher. Kemudaian paparan pekerjaan yang dilakukan terhadap kesulitan, dan stres.

a.      Pekerja 1
Simbol A-G adalah penilaian yang dilakukan oleh peneliti, Data-datanya adalah sebagai berikut, Posisi punggung A2 yaitu membungkuk > 20° dan < 60° Frekuensi pergerakan punggung B4 yaitu sedang sekitar 8 kali permenitnya. Posisi tangan C1 yaitu sejajar pinggang. Pergerakan bahu/lengan D2 yaitu sedang. Posisi pergelangan tangan E2 yaitu menyimpang. Pola pergerakan pergelangan tangan F2 yaitu 11-20 kali permenit. Pergerakan leher G2 yaitu kadang-kadang.
Simbol H-M adalah penilaian yang dilakukan oleh pekerja, Berat beban H4 yaitu sangat berat (> 20 Kg). Durasi I2 yaitu 2-4 jam. Kekuatan maksimum J3 yaitu lebih dari 4 Kg. Ketelitian K2 yaitu tinggi. Kesulitan L2 yaitu kadang-kadang. Stres M2 yaitu sedikit tegang. Kemudian dilakukan perhitungan manual dalam bentuk tabel dengan melakukan kombinasi dari data-data yang telah didapatkan. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.5.






Tabel 4.1 Perhitungan Paparan untuk Punggung Pekerja 1


A1
A2
A3


I1
I2
I3


B3
B4
B5
HI
2
4
6

HI
2
4
6

HI
2
4
6
H2
4
6
8

H2
4
6
8

H2
4
6
8
H3
6
8
10

H3
6
8
10

H3
6
8
10
H4
8
10
12

H4
8
10
12

H4
8
10
12
Nilai = 10

Nilai = 10

Nilai = 10


A1
A2
A3


B3
B4
B5
I1
2
4
6

II
2
4
6
I2
4
6
8

I2
4
6
8
I3
6
8
10

I3
6
8
10
Nilai = 6

Nilai = 6
.
 (Sumber : Pengolahan Sendiri)
                
                 Penjelasan dari setiap skor pada perhitungan paparan punggung, paparan bahu/lengan, pergelangan, leher, kesulitan dan stres pekerja pada adalah seperti pada Tabel 4.2 berikut
Tabel 4.2 Standar Perhitungan Skor Nilai QEC
SCORE
LEVEL OF MSD RISK
1
Neligible risk, no action required
2-3
Low risk, change maybe needed
4-7
Medium risk, further investigation, change soon
8-10
High risk, investigate and implement change
11+
Very high risk, implement change
 (Sumber : QHSE dan OHSAS)

                Pada perhitungan paparan punggung diatas diperoleh keterangan bahwa A1 adalah posisi tegak ilmiah pada punggung pekerja, A2 yaitu membungkuk lebih dari 20 derajat dan kurang dari 60 derajat, A3 adalah posisi membungkuk lebih dari 60 derajat. Dalam perhitungan tersebut H1-H4 menunjukkan berat beban yang diangkat oleh pekerja, nilai-nilai yang didapatkan yaitu dari penilaian penulis. Perhitungan paparan yang menggunakan simbol B1-B5 adalah frekuensi pergerakan punggung membungkuk yang dilakukan pekerja pada saat melakukan aktivitasnya. Simbol I1-I3 menunjukkan bahwa durasi pergerakan punggung yaitu sekitar 2-4 jam. Simbol-simbol yang digunakan tersebut mengacu pada tabel skor penilaian dalam rapid entire body assesment (REBA)
Tabel 4.3 Perhitungan Paparan untuk Bahu/Lengan Pekerja 1


C1
C2
C3


I1
I2
I3


D1
D2
D3
HI
2
4
6

HI
2
4
6

HI
2
4
6
H2
4
6
8

H2
4
6
8

H2
4
6
8
H3
6
8
10

H3
6
8
10

H3
6
8
10
H4
8
10
12

H4
8
10
12

H4
8
10
12
Nilai = 8

Nilai = 10

Nilai = 10


C1
C2
C3


D1
D2
D3
II
2
4
6

II
2
4
6
I2
4
6
8

I2
4
6
8
I3
6
8
10

I3
6
8
10
Nilai = 4

Nilai = 6


 (Sumber : Pengolahan Sendiri)

                Dari perhitungan paparan diatas C1-C3 merupakan posisi tangan yang sejajar dengan pinggang nilainya merupakan data yang dipakai penulis untuk menghitung tingkat paparan bahu/lengan, I1-I3 yaitu menunjukkan durasi dari pergeraka bahu/lengan 2-4 jam, D1-D3 merupakan pergerakan bahu/lengan pekerja, dan H1-H4 adalah berat beban yang diangkat oleh pekerja saat melakukan aktivitas pengangkatan. Untuk perhitungan paparan pergelangan tangan pekerja adalah seperti tampak pada Tabel 4.4 berikut ini:







Tabel 4.4 Perhitungan Paparan untuk Pergelangan Tangan Pekerja 1


F1
F2
F3


F1
F2
F3


I1
I2
I3
J1
2
4
6

I1
2
4
6

J1
2
4
6
J2
4
6
8

I2
4
6
8

J2
4
6
8
J3
6
8
10

I3
6
8
10

J3
6
8
10
 Nilai = 8

Nilai = 6

 Nilai = 8


E1
E2


E1
E2
J1
2
4

I1
2
4
J2
4
6

I2
4
6
J3
6
8

I3
6
8
 Nilai = 8

Nilai = 6

Tabel 4.5 Perhitungan Paparan untuk Leher Pekerja 1


G1
G2
G3


K1
K2
I1
2
4
6

I1
2
4
I2
4
6
8

I2
4
6
I3
6
8
10

I3
6
8
Nilai = 6

Nilai = 6
 (Sumber : Pengolahan Sendiri)

            Pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 diatas simbol E1-E3 menunjukkan posisi pergelangan tangan yang menyimpang, simbol F1-F3 menunjukkan pola pergelangan tangan dalam frekuensi 11-20 kali permenit, simbol G1-G3 pergerakan pada leher, simbol I1-I3 menunjukkan durasi pengangkatan beban pada pekerjaan tersebut yaitu 11-20 kali permenit, simbol J1-J3 kekuatan pekerja yakni sekitar 4 Kg, dan simbol K1-K3 menunjukkan ketelitian pekerja. Nilai-nilai yang didapat yaitu berdasarkan skor REBA, jika nilainya 1 tingkatan resikonya masih bisa diabaikan, jika nilainya 2-3 tingkatan resikonya masih rendah/kecil, jika nilai skor REBA 4-7 tingkatan resikonya sedang, dan jika skor REBA 8-10 tingkatan resikonya tinggi, dan jika skor REBA 10-15 tingkatan resikonya sangat tinggi.


Tabel 4.6 Perhitungan Paparan untuk Kesulitan dan Stres Pekerja 1

L1
L2
L3
 1
4
9
Nilai = 4
M1
M2
M3
M4
1
4
9
16
Nilai = 4
 (Sumber : Pengolahan Sendiri)

Dari perhitungan diatas, didapat total nilai paparan untuk pekerja 1 sebesar 136 atau dalam pesentase sebesar 77,3%. Berdasarkan tabel interpretasi nilai pada metode Daftar Paparan Cepat, 77,3% termasuk dalam tingkat paparan 4 yang berarti perlunya dilakukan tindakan perbaikan sekarang juga, karena tingkat paparan yang terjadi merupakan termasuk ke level atau tngkatan resiko yang tinggi. Paparan yang diterima dijelaskan pada Tabel interpretasi pekerja 1, pada tabel tersebut terdapat tingkat paparan yang sangat tinggi pada punggung yang dinamis, tingkat paparan yang tinngi pada lengan/bahu, tingkat paparan yang tinggi pada pergelangan tangan, tinkat paparan yang tinggi pada leher, tingkat paparan yang sedang pada kesulitan dan stres. Untuk tingkat paparan yang lebih jelas, ditunjukkan pada Tabel 4.6 interpretasi berikut:
Tabel 4.7 Interpretasi Nilai Pekerja 1
Nilai
Tingkat Paparan


Punggung (dinamis)
Lengan/Bahu
Pergelangan tangan
Rendah (10-20)
Sedang (21-30)
Tinggi (31-40)
S.Tinggi (41-56)



42


38



36



Leher
Rendah (4-6)
Sedang (8-10)
Tinggi (12-14)
S.Tinggi (16-28)


12



Kesulitan
Stres
Rendah (1)
Sedang (4)
Tinggi (9)
Sangat Tinggi (16)

4



4


 (Sumber : Pengolahan Sendiri)

Pada Tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa tingkat paparan untuk punggung dinamis yaitu 42 dari skor REBA yakni posisi punggung membungkuk (A2) lebih dari 20 derajat dengan berat beban (H4) sangat berat yaitu lebih dari 20 Kg sehingga diperoleh nilai paparan sebesar 10, sementara nilai waktu/durasi pekerjaan sekitar 2-4 jam (I2) dengan berat lebih dari 20 Kg (H4), maka diperoleh nilai paparan sebesar 10 dan frekuensi pergerakan punggung yaitu sekitar 8 kali permenitnya (B4)  dengan berat beban lebih dari 20 Kg (H4) sehingga nilai paparannya adalah 10, sedangkan untuk posisi membungkuk dengan durasi 2-4 diperoleh nilai 6 dan frekuensi pergerakan punggung dengan durasi 2-4 jam diperoleh nilai 6. Jadi, total tingkat paparan punggung tersebut A2 dan H4 adalah  10 + 10 (I2 dan H4) +10 (B4 dan H4) + 6 (A2 dan I2) + 6 (B4 dan I2) yaitu 42 dengan  tingkat paparan yang sangat tinggi.
Untuk perhitungan tingkat paparan lengan/bahu memperoleh niai sebesar 38, nilai tersebut adalah posisi tangan (C1) sejajar pinggang dengan berat beban (H4) sangat berat yaitu lebih dari 20 Kg sehingga nilai paparanya adalah 8, durasi pekerjaan tersebut (I2) sekitar 2-4 jam dengan berat beban (H4) lebih dari 20 Kg atau sangat berat sehingga nilai paparanya adalah 10, pergerakan bahu/lengan (D2) yaitu sedang tetapi berat beban (H4) sangat beban pada saat melakukan pekerjaan yakni lebih dari 20 Kg sehingga diperoleh nilai paparanya 10, pada saat posisi tangan sejajar (C1) sejajar dengan pinggang dengan durasi (I2) sekitar 2-4 jam memperoleh nilai paparan 4, dan pergerakan bahu/lengan (D2) sedang dengan durasi (12) pekerjaan sekitar 2-4 jam diperoleh nilai paparan 6. Jadi, total tingkat paparan bahu/lengan 8+10+10+4+6 yakni 38 atau tingkat paparan tergolong tinggi.
 Perhitungan paparan untuk pergelangan tangan pekerja 1 adalah pola pergelangan tangan (F2) yakni 11-20 kali permenit dengan kekuatan maksimum (J3) lebih dari 4 Kg sehingga memperoleh nilai paparan sebesar 8, pola pergelangan tangan (F2) tersebut berdurasi (I2) 2-4 jam dan memperoleh nilai paparan sebesar 6, dengan durasi (I2) pekerja mengangkat beban dengan kekuatan maksimum (J3) sehingga mendapat nilai paparan sebesar 8, posisi pergelangan tangan menyimpang (E2) pada saat mengangkat beban dengan kekuatan maksimum (J3) lebih dari 4 Kg dan memperoleh nilai paparan sebesar 8, dengan durasi (I2) sekitar 2-4 jam pada posisi pergelangan tangan menyimpang mendapat nilai sebesar 6. Jadi, total tingkat paparan untuk pergelangan tangan pekerja tersebut adalah 8+6+8+8+8+6 yaitu 36 sehingga termasuk kedalam tingkat paparan yang tinggi.
Perhitungan paparan untuk leher pekerja tersebut adalah pergerakan leher (G2) kadang-kadang dengan durasi (I2) sekitar 2-4 jam dan memperoleh nilai paparan 6, untuk ketelitian (K2) yang tinggi dengan durasi (I2) yaitu sekitar 2-4 jam memperoleh nilai paparan sebesar 12. Jadi total tingkat paparan untuk leher pekerja tersebut adalah 6+6 yaitu 12 dan termasuk pada tingkat paparan yang tinggi.
Perhitungan paparan untuk kesulita pekerja adalah kadang-kadang kesulitan (L2) sehingga memperoleh nilai paparan 4 dan termasuk pada tingkat paparan yang sedang. Perhitungan paparan untuk stres pekerja tersebut (M2) sedikit tegang sehingga memoeroleh niai paparan sebesar 4 dan termasuk pada tingkat paparan sedang.

 (Sumber :
PT. Pengolahan Sendiri)

                Dari perhitungan paparan diatas C1-C3 merupakan posisi tangan yang sejajar dengan pinggang nilainya merupakan data yang dipakai penulis untuk menghitung tingkat paparan bahu/lengan, I1-I3 yaitu menunjukkan durasi dari pergeraka bahu/lengan 2-4 jam, D1-D3 merupakan pergerakan bahu/lengan pekerja, dan H1-H4 adalah berat beban yang diangkat oleh pekerja saat melakukan aktivitas pengangkatan. Untuk perhitungan paparan pergelangan tangan pekerja adalah seperti tampak pada Tabel 4.10 berikut ini:



nilai paparan sebesar 8. Jadi, total tingkat paparan untuk pergelangan tangan pekerja tersebut adalah 8+6+8+8+8 yaitu 30 sehingga termasuk kedalam tingkat paparan yang sedang.
Perhitungan paparan untuk leher pekerja tersebut adalah pergerakan leher (G2) kadang-kadang dengan durasi (I2) sekitar 2-4 jam dan memperoleh nilai paparan 6, untuk ketelitian (K2) yang tinggi dengan durasi (I2) yaitu sekitar 2-4 jam memperoleh nilai paparan sebesar 12. Jadi total tingkat paparan untuk leher pekerja tersebut adalah 6+6 yaitu 12 dan termasuk pada tingkat paparan yang tinggi.
Perhitungan paparan untuk kesulitan pekerja adalah kadang-kadang kesulitan (L2) sehingga memperoleh nilai paparan 4 dan termasuk pada tingkat paparan yang sedang. Perhitungan paparan untuk stres pekerja tersebut (M3) tegang dengan durasi (I2) sekitar 2-4 jam sehingga memperoleh niai paparan sebesar 9 dan termasuk pada tingkat paparan tinggi.

c.         Pekerja 3
Simbol A-G adalah penilaian yang dilakukan oleh peneliti, Data-datanya adalah sebagai berikut, Posisi punggung A2 yaitu membungkuk > 20° dan < 60° Frekuensi pergerakan punggung B4 yaitu sedang sekitar 8 kali permenitnya. Posisi tangan C1 yaitu sejajar pinggang. Pergerakan bahu/lengan D2 yaitu sedang. Posisi pergelangan tangan E2 yaitu menyimpang. Pola pergerakan pergelangan tangan F2 yaitu 11-20 kali permenit. Pergerakan leher G2 yaitu kadang-kadang.
Simbol H-M adalah penilaian yang dilakukan oleh pekerja, Data-datanya adalah sebagai berikut, Berat beban H4 yaitu sangat berat (> 20 Kg). Durasi I2 yaitu 2-4 jam. Kekuatan maksimum J3 yaitu lebih dari 4 Kg. Ketelitian K2 yaitu tinggi. Kesulitan L2 yaitu kadang-kadang. Stres M2 yaitu sedikit tegang. Kemudian dilakukan perhitungan manual dengan melakukan kombinasi dari data-data yang telah didapatkan. Perhitungannya dapat dilihat di Tabel 4.14 sampai Tabel 4.18.


Tabel 4.14 Perhitungan Paparan untuk Punggung Pekerja 3


A1
A2
A3


I1
I2
I3


B3
B4
B5
HI
2
4
6

HI
2
4
6

HI
2
4
6
H2
4
6
8

H2
4
6
8

H2
4
6
8
H3
6
8
10

H3
6
8
10

H3
6
8
10
H4
8
10
12

H4
8
10
12

H4
8
10
12
Nilai = 10

Nilai = 10

Nilai = 10


A1
A2
A3


B3
B4
B5
I1
2
4
6

II
2
4
6
I2
4
6
8

I2
4
6
8
I3
6
8
10

I3
6
8
10
Nilai = 6

Nilai = 6

 (Sumber : Pengolahan Sendiri)
            Pada perhitungan paparan punggung diatas diperoleh keterangan bahwa A1 adalah posisi tegak ilmiah pada punggung pekerja, A2 yaitu membungkuk lebih dari 20 derajat dan kurang dari 60 derajat, A3 adalah posisi membungkuk lebih dari 60 derajat. Dalam perhitungan tersebut H1-H4 menunjukkan berat beban yang diangkat oleh pekerja, nilai-nilai yang didapatkan yaitu dari penilaian penulis. Perhitungan paparan yang menggunakan simbol B1-B5 adalah frekuensi pergerakan punggung membungkuk yang dilakukan pekerja pada saat melakukan aktivitasnya. Simbol I1-I3 menunjukkan bahwa durasi pergerakan punggung yaitu sekitar 2-4 jam. Simbol-simbol yang digunakan tersebut mengacu pada tabel skor penilaian dalam rapid entire body assesment (REBA).








Posting Komentar untuk "Skripsi ANALISIS BEBAN KERJA AKTIVITAS PENGANGKATAN PADA BAGIAN GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DAFTAR PAPARAN CEPAT DI PT. KARYA INSAN MULIA"

POPULER SEPEKAN

Merpati Kolongan Laku 1,5 Miliyar
Muncul Grup Lawak Mirip Warkop DKI, Indro Warkop Marah Hingga Sebut Tak Punya Etika
Masukin Cowok Bangladesh Tidur Bareng Sekamar, Seorang PMI Dipolisikan Majikan
Linda Sahabat Vina Akhirnya Buka Suara usai Pegi Ditangkap
Demi Memenuhi Kebutuhan Popok dan Susu Bayi Umur 10 Bulan Dicat Silver Untuk Mengemis
 Siswi SMP di Ajibarang Diperkosa Ayah dan Kakak sejak Usia 12 Tahun
KARTU PRAKERJA GELOMBANG 69 BERKEMUNGKINAN AKAN DIBUKA SEBENTAR LAGI
Gadis Belia Jadi Korban Pencabulan Oleh Pegawai Salon di Cipari Cilacap
Aplikasi Penghasil Saldo Dana di Bulan September Terbukti Membayar
Ngaku "Kyai Sakti" Bisa Obati Segala Penyakit, Warga Banyumas Ditangkap Polisi