ANALISA PENGARUH RPM KOMPRESOR TERHADAP TEKANAN DAN SUHU PADA AC

ANALISA PENGARUH RPM KOMPRESOR
TERHADAP TEKANAN DAN SUHU PADA AC


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini nampaknya sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada ruangan atau gedung yang biasa digunakan untuk kegiatan tertentu misalnya: hotel, bank, rumah sakit, kantor, bioskop dan proses industri. Upaya manusia untuk menciptakan kondisi yang nyaman diantaranya dengan menggunakan sistem Air Conditioning (AC). Pengkondisian udara adalah proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang berada didalamnya. Adapun sebab mengapa gas refrigeran di pilih sebagai bahan yang di sirkulasikan, yaitu karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya bisa berubahubah,
yang berbentuk cairan dan gas. Panas yang berada pada pipa kondensor
berasal dari gas refrigeran yang di tekan oleh kompressor sehingga bahan tersebut
menjadi panas dan pada bagian tempat sirkulasi gas refrigeran di perkecil, sehingga
tekanannya semakin meningkat dan pada pipa evaporator menjadi dingin.
Pada umumnya refrigeran mempunyai sifat-sifat yang baik dari segi teknik
seperti kesetabilan yang sangat tinggi, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan lebih
mudah diperoleh. Namun disamping sifat-sifat yang baik itu refrigeran sintetik
terutama yang mengandung senyawa CFC (Cluro fluoro carbon) seperti R11 dan R-
12 dan (hydro chloro fluoro carbon) HCFC seperti R22 mempunyai efek negatif
terhadap lingkungan yaitu dapat merusak lapisan ozon (Ozone Depleting
Potensial/ODP). Sebagai gantinya, disarankan penggunaan HFC (hidro-fluorocarbon),
yaitu refrigeran yang dihalogenasi tapi tidak diklorinasi. Akan tetapi,
refrigeran HFC, baik yang murni (R134a) maupun campurannya (R-410A, R407A,
R404A, dll), juga menimbulkan efek lingkungan yaitu pemanasan global.
2
Pada Protokol Kyoto, yang ditanda-tangani pada 11 Desember 1997,
refrigeran HFC termasuk zat yang dilarang peredarannya karena menyebabkan
pemanasan global.
Performa sistem AC selalu berubah-ubah besarnya. Salah satu yang
mempengaruhi hal tersebut adalah putaran (RPM). Putaran (RPM) akan
mempengaruhi tekanan dan suhu pada setiap komponen sehingga mempengaruhi
performa sistem AC dalam kinerjanya.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimanakah pengaruh
variasi putaran (RPM) compresor terhadap tekanan dan suhu dengan refrigeran
R-134a”.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas perumusan masalah maka perlu dibuat batasan
masalah. Batasan masalahnya yaitu :
a. Analisa dilakukan dengan alat peraga AC portabel ½ PK merek
Changhong.
b. Analisa Suhu dan Tekanan mesin AC portabel dilakukan dalam
keadaan diam (statik eksperimen).
c. Refrigeran yang digunakan dalam Analisa ini adalah R-134a.
d. Variasi putaran pada (RPM) kompresor.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui pengaruh variasi putaran (RPM) kompresor
terhadap nilai COP.
b. Untuk mengetahui pengaruh putaran (RPM) kompresor terhadap
perubahan tekanan dan suhu pada sistem refrigerasi.
c. Untuk mengetahui kerja AC Portabel dengan Refrigeran R-134a.
3
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi Mahasiswa
Melatih mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh di bangku kuliah.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
sumbangan ilmu pengetahuan.
c. Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tentang sistem AC
portabel dengan menggunakan freon R-134a.
1.6 Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan skripsi ini penulis menggunakan metodemetode
pengumpulan data antara lain:
a. Metode Observasi yaitu pengumpulan data berdasarkan pengamatan
secara langsung dan hal-hal yang ada hubungannya dengan pokok
pembahasan.
b. Metode Dokumentasi yaitu Pengumpulan data dengan cara
mempelajari data dari sumber yang berupa catatan atau dokumendokumen
yang ada.
c. Metode Pustaka yaitu Studi kepustakaan dengan mengumpulkan data
dari buku referensi atau literatur dari perusahaan ataupun sumber lain
yang berhubungan dengan skripsi.
d. Metode Laboratorium Metode ini dilakukan dengan melakukan
serangkaian kegiatan dalam laboratorium meliputi pengukuran dan
pengujian.
e. Kaji Eksperimental Kaji eksperimental mencakup pengamatan
langsung terhadap pengaruh refrigeran R-134a.
4
f. Konsultasi - konsultasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan
pengetahuan dan masukan dari dosen pembimbing mengenai
pengambilan data.
g. Penguji melakukan pengujian untuk mendapatkan data tentang
pengaruh putaran (RPM) condenser terhadap tekanan dan suhu pada
AC portabel ½ PK menggunakan refrigeran R-134a.
1.7 Sistem Penulisan
Agar penelitian dapat mencapai tujuan dan terarah dengan baik,
maka disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
b. Bab II Dasar Teori, berisi tinjauan pustaka dan landasan teori yang
berkaitan dengan sistem refrigerasi, prinsip kerja AC portabel,
komponen-komponen AC portabel, refrigeran.
c. Bab III Metode Penelitian, berisi bahan yang diteliti, mesin dan alat
yang digunakan dalam penelitian, tempat penelitian serta pelaksanaan
penelitian
d. Bab IV Data dan Analisa, berisi data hasil analisa. Analisa meliputi:
Putaran (RPM) pada kompresor. Tekanan dan suhu , Coefficient of
Performance (COP).
e. Bab V Penutup, berisi kesimpulan penelitian dan saran berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan.
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur
dan mempertahankan keadaan udara yang meliputi temperatur, kelembaban
relatif, kecepatan sirkulasi udara maupun kualitas udara dalam ruangan untuk
mencapai kondisi yang sesuai dengan persyaratan kenyamanan. Sistem
pengkondisian udara pada AC portabel yang umum dipakai terdiri dari
kompresor, kondensor, evaporator, katup ekspansi dan refrigeran sebagai fluida
pendinginnya. Susunan atau rangkaian komponen untuk AC portabel terlihat
seperti pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Instalasi AC portabel [12]
2.2 Refrigeran
6
Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi.
Refrigeran merupakan komponen terpenting siklus refrigerasi karena dialah yang
menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi. Masalah
kontemporer yang menghadang refrigeran adalah munculnya lubang ozon dan
pemanasan global.
Refrigeran didefinisikan sebagai fluida kerja di dalam mesin refrigerasi,
pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor. Refrigeran menyerap panas dari
satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya melalui mekanisme
evaporasi dan kondensasi. Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya
didorong oleh dua masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global.
Untuk itu refrigeran yang menyebabkan lubang ozon dan pemanasan global harus
diganti. Bebeapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti,
yakni:Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang
hendak digantikannya, utamanya pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru
yang diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan
refrigeran lama yang ber-klorin, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam mesin
refrigerasi.Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran
ramah lingkungan.Setelah periode CFCs, R22 (HCFC) merupakan refrigeran yang
paling banyak digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara.
Saat ini beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih
menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Meski refrigeran
initermasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya. Peneliti dan industri refrigerasi
membuat refrigeran sintetis baru, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk
menggantikan refrigeran lama yang ber-klorin yang dituduh menjadi penyebab
rusaknya lapisan ozon. Weatherhead dan Andersen mengemukakan bahwa sejak 8
tahun terakhir, penipisan kolom lapisan ozon tidak terjadi lagi. Kedua peneliti ini
meyakini akan terjadinya pemulihan lapisan ozon. Meski demikian, keduanya
tidak secara jelas merujuk turunnya penggunaan zat perusak ozon sebagai
penyebab pulihnya lapisan ozon. Kerjasama yang sangat baik antara produser
refrigeran dan perusahaan pengguna refrigeran telah memungkinkan terjadinya
7
transisi mulus dari era penggunaan CFCs secara besar-besaran di 1986 hingga
penghapusan dan penggantiannya dengan R134a di tahun 1996.
R134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik,
tidak beracun, tidak mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki
kelemahan di antaranya, tidak bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung
tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in subtitute), relatif mahal,
dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat menyebabkan efek pemanasan
global karena memiliki Global Warming Potential (GWP) yang signifikan. Selain
itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering menyebabkan
masalah dengan sifatnya yang higroskopis.
2.3 Suhu (Temperatur)
2.3.1 Skala Suhu
Suhu atau intensitas panas diukur dengan menggunakan sebuah
thermometer. Satuanya boleh menggunakan derajat Celsius (0C) ataupun
derajat Fahrenheit (0F) yang sering digunakan orang.
a. Derajat Celcius
Pada titik beku air diberi angka 0 dan pada titik didih dibawah tekanan
76 cmHg diberi angka 100. Jarak antara kedua titik ini dibagi dalam
100 bagian yang sama. Untuk merubah suhu Fahrenheit ke derajat
celcius dipakai persamaan F0 = 9/5 (C0 + 32).
b. Derajat Fahrenheit
Sebagai titik tetap diambil dari titik beku larutan garam (=00) dan suhu
darah manusia (=320). Pada titik didih diberi angka 212. jarak antara 0
dan 212 dibagi menjadi 180 bagian yang sama. Untuk merubah suhu
celcius ke Fahrenheit kita gunakan persamaan C0 = 5/9 (F0 – 32)
c. Derajat Kelvin
Selain kedua jenis derajat, masih terdapat derajat suhu yang disebut
suhu mutlak yang oleh para ahli ditetapkan dalam konfensi
internasional. Derajat tersebut dinyatakan dalam Kelvin (K). dan titik
beku air dalam Celcius dinilai 2730K. maka suhu mutlak adalah
K0 = C0 + 2730
8
Gambar 2.2 Skala Suhu [12]
2.3.2 Thermometer Bola Basah
Sebuah percobaan dimana indra panas pada thermometer
dibungkus dengan kain atau kapas basah. Kain atau kapas tersebut
dicelupkan ke panci yang berisi air. Akibat gaya kapilaritas maka kain atau
kapas akan membasahi indra panas pada thermometer. Air pada
permukaan kapas/kain didekat indra panas akan menguap keudara,
sehingga menarik sebagian panas dari udara sekitarnya. Suhu disekitar
indra panas akan turun. Suhu pada saat itu disebut sebagai suhu bola
basah. Dengan menggunakan kombinasi antara thermometer bola basah
dan bola kering, kita bisa mengukur kelembaban udara.
9
Gambar 2.3 Termometer [12]
2.3.3 Suhu jenuh air didalam udara (dew point)
Kalau udara didinginkan, maka suhu udara akan turun. Pada saat
yang bersamaan kelembaban relative udara akan naik. Ketika kelembaban
mencapai 100% atau dengan kata lain suhu bola basah dan bola kering
sama maka uap air didalam udara akan menjadi jenuh. Pada pendinginan
selanjutnya uap air didalam udara tidak dapat bertahan pada kondisi uap,
maka sebagian akan mengembun. Suhu dimana kelembaban akan menjadi
100% dan terbentuk embun disebut suhu jenuh air didalam udara (dew
point temperature).
2.4 Kelembaban (humidity)
Derajat lembab adalah suatu derajat yang menyatakan situasi kelembaban
didalam udara. Pada umumnya bila kelembaban tinggi kita merasa kurang
nyaman dan sebaliknya jika kelembaban rendah akan memberikan rasa segar.
Derajat lembab dinyatakan dalam dua satuan yaitu lembab nisbi dan lembab
mutlak udara.
Lembab nisbi adalah perbandingan antara berat uap air dalam udara dan
berat uap air jenuh dimana udara tidak dapat uap air yang semakin bertambah.
Maka derajat lembab nisbi dapat dihitung dengan:
Lembab nisbi e = x 100 ................................................[2.1]
Pt : berat uap dalam udara
Mt : maksimum uap air dalam udara pada suhu udara yang sama
Apabila kita turunkan suhu udara yang mengandung uap air e = 60% pada suatu
suhu dimana udara tidak bisa lagi menampung uap lagi (jenuh), maka e = 100%.
Bilamana uap suhu udara diturunkan lagi maka uap air yang tidak tertampung
Mt
Pt
10
karena sudah jenuh akan menjadi embun. Lembab mutlak udara adalah bilangan
yang menunjukan beberapa gram uap air yang berada didalam 1 m3 udara.
a. Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif digunakan sebagai ukuran kelembaban udara. Kelembaban
relative adalah jumlah uap air yang terkandung didalam udara dibandingkan
dengan udara yang tidak mampu lagi menyerap uap. Jadi jika kelembaban
relative 50% artinya kandungan air didalam udara mencapai 50% dari udara
yang tidak mampu menyerap uap air lagi (jenuh).
b. Kelembaban Absolut
Kelembaban absolute adalah jumlah kandungan uap air didalam udara
dibanding dengan udara kering.
2.5 Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah gaya yang bekerja secara vertical pada luas bidang
tertentu pada benda padat, cair dan gas. Umumnya tekanan menggunakan satuan
kg/cm2. Selain itu untuk pengukuran international (SI) digunakan satuan Pascal.
1 kPa (Pascal) = 1.01972 x 10-2 kg/cm2
1 kg/cm2 = 98.06 kPa
Untuk kerja blower biasanya menggunakan satuan mm.Kolom air raksa atau
mm.Hg
1. Tekanan Atmosphere
Tekanan ini adalah tekanan yang bekerja pada semua benda yang ada diatas
Bumi. Merupakan berat udara disekitar dan sebandig dengan 1.03 kg/cm2 (1
atm). Pada tekanan ini, pengukuran menggunakan kolom air raksa menjadi
760 mm.Hg
1 atm = 1.03 kg/cm2 = 760 mm.Hg
Pada prakteknya, tekanan Gauge menunjuk nilai tekanan 0 untuk tekanan 1
atmosphere.
2. Tekanan Absolute
Tekanan absolute adalah kalau tekanan vacuum sempurna diberi angka 0
kg/cm2. Tekanan atmosphere kalau diukur sebagai tekanan absolute diberi
11
100 101.03
Vacuum
0 1.03
0 760
Gauge
Pressure
Absolute
Pressure
Atmosphere
Pressure
nilai 1.03 kg/cm2. untuk membedakan dengan tekanan absolute, tekanan yang
diukur dengan gauge disebut tekanan gauge (gauge pressure). Sebagai
petunjuk tekanan absolute diberi tanda kg/cm2 abs dan tekanan gauge dengan
kg/cm2.G. Hubungan antara tekanan absolute dan tekanan gauge adalah:
Tekanan absolute (Kg/cm2.abs) = tekanan gauge (kg/cm2.G + 1.03 kg/cm2)
Gambar 2.4 Skala Tekanan [12]
2.6 AC Portabel
AC portabel memang sudah cukup lama dikenal masyarakat, tapi dulu
ukurannya masih tergolong 'raksasa'. Akibatnya, AC jenis ini lebih banyak
digunakan untuk menyejukkan ruangan yang berukuran relatif besar, seperti di
aula.Sekarang ukuran AC portabel makin imut dan harganya bersahabat dengan
ukuran kantong. AC jenis ini kini mudah ditemui di sejumlah sentra elektronik.
AC ini memang gampang dipindah-pindah sesuai kebutuhan. Tinggal dorong aja,
dengan alas roda AC portabel bisa dipindah dengan mudah. Mau di ruang tamu,
ruang tidur atau ruang keluarga. Tinggal sesuaikan dengan kebutuhan. Singkat
kata, punya satu unit AC portabel bisa memenuhi kebutuhan akan udara sejuk di
semua ruang rumah.Karena portabel, Anda tak perlu repot memikirkan tembok
kamar yang perlu dibobok, atau instalasi pemasangan AC yang permanen
layaknya pendingin ruangan biasa. Jadi ucapkan selamat tinggal pada kabel
panjang, yang terkadang membawa kerepotan.Dari segi desain, AC portabel juga
enggak kalah cantik dengan AC permanen. Yang beredar di pasaran didominasi
oleh AC dengan desain kotak, tingginya berkisar antara 28 sampai 34 inci.
12
Saat ini juga telah beredar AC portabel dengan display panel. Selain memperindah
tampilan, display ini memudahkan Anda mengatur kerja AC. Informasi ini
biasanya berupa setting dan suhu ruangan.
Prinsip kerja sistem pengkondisian udara pada AC portabel di tunjukan
seperti pada Gambar 2.2
Gambar 2.5 Kondisi Refrigeran di Setiap Komponen [12]
1. Langkah1– 2: Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari
sekitarnya. Selama proses ini, cairan merubah bentuknya dari cair menjadi
gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/
superheated gas.
2. Langkah 2– 3: Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor
dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat naik, sebab
bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
3. Langkah 3– 4:Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor
menuju kondenser. Bagian awal proses refrigerasi menurunkan panas
superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan.
4. Langkah 4-1: Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi
melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan
dan mengendalikan aliran menuju evaporator.
13
AC portabel memerlukan pembuangan udara panas untuk menjaga
kesejukan ruangan. Layaknya outdoor unit pada AC permanen. Pada AC portabel
fungsi ini dipegang oleh semacam ventilasi alias lubang angin yang terletak di
bagian belakang bodi.Lubang angin ini mengeluarkan udara panas yang bisa
dihubungkan dengan pipa pembuangan yang bisa diarahkan ke jendela atau jalan
keluar. Pertukaran udara semacam ini, dijamin udara di dalam ruangan tetap
bersih dan segar. Tentunya harus memastikan pintu dan jendela tertutup rapat,
kalaupun ada celah yang digunakan untuk pipa pembuangan, sebaiknya jangan
terlalu lebar. Membiarkan celah yang besar sama artinya dengan memperberat
kerja AC. AC yang bekerja tanpa lubang angin yang baik jadi tidak maksimal.
Udara dingin yang tersebar juga tidak merata. Area di depan AC memang tetap
dingin, tapi sisi belakangnya panas. Ini disebabkan udara panas yang dihasilkan
dibuang lewat bagian belakang. Kalau tidak ditangani dengan benar, udara panas
hanya berputar-putar. Ketika AC portabel berkerja mendinginkan ruangan, akan
tercipta kelembaban , biasanya meyerupai embun. Sudah ada port khusus di dalam
yang menjadi penampungan tetesan embun ini sehingga tidak tumpah ke lantai
Sebaiknya periksa secara berkala dan jangan lupa untuk mengosongkan
tampungannya. Selain model dengan port khususada juga model tanpa port.
Kelembabannya akan menguap dengan sendirinya. Lalu masih ada model yang
mengkombinasikankedua cara tersebut.Tiap model mempunyai keuntungan dan
kelemahan tersendiri. Model dengan tampungan memerlukan ketelatenan khusus
untuk membuang air di wadah secara teratur. Suatu pekerjaan yang kelihatannya
mudah meski terkadang faktor kelupaan bisa jadi masalah utama.
Model yang tanpa port khusus pastinya lebih memudahkan, namun sebagian
orang mengkhawatirkan udara yang terkesan 'basah' karena proses penguapan
yang kurang maksimal. Jangan takut kalau AC akan menimbulkan keributan di
rumah Anda. AC portabel yang baik hadir ke rumah Anda dengan noise yang
minimal. Selain faktor noise, desain dari bahan yang anti karat juga makin mudah
ditemui. Bahan anti karat bisa memperpanjang umur AC dan menjaga kualitas
udara yang dihasilkan.
14
2.7 Komponen AC portable
2.7.1 Komponen Utama AC Portabel
a. Kompresor
Kompresor adalah jantung dari sistem kompresi uap, karena
kompresor adalah pemompa bahan pendingin keseluruh sistem.
Pada sistem refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan
tekanan,sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian
ke bagian yang lain dalam sistem. Karena ada perbedaan tekanan
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah,maka bahan
pendingin dapat menggalir melalui alat pengatur bahan pendingin
ke evaporator.
Kompresor dalam sistem refrigerasi berfungsi untuk:
1. Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga bahan
pendingin cair di evaporator dapat mendidih atau menguap
pada suhu yang lebihrendah dan menyerap panas lebih banyak
dari ruang di dekat evaporator.
2. Menghisap bahan pendingin gas dari evaporator dengan suhu
rendah dan tekanan rendah lalu memampatkan gas tersebut
sehingga menjadi gas suhu tinggi dan tekanan tinggi.
Kemudian mengalirkan ke kondensor, sehingga gas tersebut
dapat memberikan panasnya kepada zat yang mendinginkan
kondensor lalu mengembun.
Untuk menentukan beberapa suhu yang harus dicapai oleh
evaporator, antara lain ditentukan oleh beberapa rendah suhu
penguapan di evaporator. Hal ini bergantung dari bahan pendingin
dan macam kompresor yang dipakai. Kompresor yang banyak
dipakai ada 2 macam yaitu:
1. Kompresor torak ( Reciprocating )
Dalam model ini, untuk menghisap dan menekan zat pendingin
dilakukan oleh gerakan torak di dalam silinder kompresor.
Kompresor jenis ini yang biasanya lebih banyak digunakan.
15
Umumnya jenis ini bersilinder tunggal atau ganda. Panjang
gerakan dari torak disebut langkah (stroke) atau panjang
langkah. Panjang langkah biasanya sama dengan diameter
silinder.
Kekuatan kapasitas kompresor untuk jenis ini tergantung dari
jumlah silinder,jumlah putaran permenit, jumlah langkah
(stroke) dan lain-lain. Gerak dari torak yang bolak-balik ini
didapat dari poros engkol yang menerima gerakan dari motor
listrik.
Cara kerjanya yaitu perjalanan refrigeran dari dan masuk ke
kompresor diatur oleh katup discharge (pembuang) dan sunction
(klep penghisap). Refrigan keluar melalui katup pembuang dan
masuk melalui katup penghisap. Jika torak bergerak menjauhi
katup disebut suction-stroke dan tekanan akan berkurang.Oleh
karena tekanan didalam kompresor lebih rendah dari tekanan
saluran isap, maka uap refrigeran masuk kedalam kompresor.
Jika torak bergerak mendekati katup, tekanan didalam
kompresornya naik sehingga katup penghisap tertutup.
sedangkan klep buang terbuka menyebabkan uap refrigeran
mengalir kesaluran tekan (disharge line). Demikian seterusnya.
2. Kompresor rotari ( Rotary )
Dalam jenis ini biasanya gerakan rotor di dalam stator
kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin. Pada
dasarnya kompresor jenis ini mempunyai tugas yang sama
dengan kompresor model torak yaitu menekan gas untuk
menimbulkan perbedaan pada sistem dan menambah pengaliran
refrigeran dari satu bagian ke bagian lain. Namun pada jenis ini
biasanya proses pemadatan gas atau uap refrigeran dilakukan
oleh peluru (roller).
16
Namun sampai saat ini model rotary hanya dipakai untuk sistem
AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar, rumah dan
rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat
menahan gesekan.
b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dan mengubah
wujud bahan pendingin dari dari gas menjadi cair.Selain itu
kondensor juga digunakan untuk membuat kondensasi bahan
pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan
tinggi.Kondensor ada tiga macam menurut pendinginannya yaitu
1. Kondensor dengan pendinginan udara ( air cooled )
2. Kondensor dengan pendinginan air ( water cooled )
3. Kondensor dengan pendinginan campuran udara dan air
(evaporative)
Faktor penting yang menentukan kapasitas kondensor dengan
pendinginan udara adalah :
1. Luas permukakaan yang didinginkan dan sifat perpindahan
kalornya.
2. Jumlah udara permenit yang dipakai untuk mendinginkan
3. Perbedaan suhu antara bahan pendingin dengan udara luar.
4. Sifat dan karakteristik bahan pendingin yang dipakai.
Laju perpindahan kalor yang dibutuhkan di dalam
kondensor merupakan fungsi dari kapasitas refrigerasi, suhu
penguapan serta suhu pengembunan.
Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada
akhir kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan
mendinginkannya dengan air pendingin (atau dengan udara
pendingin pada system dengan pendinginan udara) yang ada pada
temperature normal. Dengan kata lain, uap refrigeran menyerahkan
panasnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin (atau
17
udara pendingin) di dalam kondensor, sehingga mengembun dan
menjadi cair. Jadi, karena air (udara) pendingin menyerap panas
dari refrigeran, maka ia akan menjadi panas pada waktu keluar dari
kondensor. Selama refrigeran mengalami perubahan dari fase uap
ke fase cair, di mana terdapat campuran refrigeran dalam fase uap
dan cair, tekanan (tekanan pengembunan) dan temperaturnya
(temperature pengembunan) konstan. Oleh karena itu
temperaturnya dapat dicari dengan mengukur tekanannya.
Kalor yang dikeluarkan di dalam kondensor adalah jumlah kalor
yang diperoleh dari udara yang mengalir melalui evaporator
(kapasitas pendinginan), dan kerja (energi) yang diberikan oleh
kompresor kepada fluida kerja. Dalam hal penyegaran udara,
jumlah kalor tersebut kira – kira sama dengan 1,2 kali kapasitas
pendinginannya.
Uap refrigeran menjadi cair sempurna di dalam kondensor,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup
ekspansi. Dalam hal ini, temperature refrigeran cair biasanya 2 – 3
0
C lebih rendah dari pada temperature refrigeran cair jenuh pada
tekanan kondensasinya. Temperature tersebut menyatakan
besarnya derajat pendinginan lanjut (degree of subcooling).
c. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara atau
benda di dalam lemari es dan mendinginkannya.Kemudian
membuang kalor tersebut melalui kondensor diruang yang tidak
didinginkan.Kompresor yang sedang bekerja menghisap bahan
pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan didalam
evaporator menjadi rendah dan vakum.
Evaporator fungsinya kebalikan dari kondensor, yaitu membuang
panas kepada udara sekitar tetapi untuk mengambil panas dari
udara didekatnya. Perencanan evaporator harus mencakup :
penguapan yang efektif dari bahan pendingin dengan penurunan
18
tekanan yang minimum dan pengambilan panas dari zat yang
didinginkan secara efisien. Perencanan evaporator tergantung
dalam penempatannya dan zat yang akan langsung didinginkan
apakah berwujud : gas, cair atau padat. Pada semua keadaan beban,
bahan pendingin akan penguap waktu mengalir sepanjang pipa
evaporator atau permukaan evaporator dan diusahakan agar cairan
tetap membasai semua bagian dari evaporator.
Berdasarkan prinsip kerjanya evaporator dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu:
1. Evaporator banjir (flooded evaporator)
2. Evaporator kering (dry or direct-expansion evaporator)
Evaporator (penguap) yang dipakai berbentuk pipa bersirip
pelat.Tekanan cairan refrigeran yang diturunkan pada katup
ekspansi, didistribusikan secara merata ke dalam pipa evaporator,
oleh distributor refrigeran. Dalam hal tersebut refrigeran akan
menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang dialirkan
melalui permukaan luar dari pipa evaporator. Apabila udara
didinginkan (di bawah titik embun), maka air yang ada dalam udara
akan mengembun pada permukaan evaporator, kemudian
ditampung dan dialirkan keluar. Jadi, angsur karena menerima
kalor sebanyak kalor laten penguapan, selama mengalir di dalam
setiap pipa dari koil evaporator. Selama proses penguapan itu, di
dalam pipa akan terdapat campuran refrigeran dalam fase cair dan
gas. Dalam keadaan tersebut , tekanan (tekanan penguapan) dan
temperaturnya (temperature penguapan) konstan. Oleh karena itu
temperaturnya dapat dicari dengan mengukur tekanan refrigeran di
dalam evaporator.
Table 2. menunjukkan hubungan antara temperature penguapan dan
tekanan penguapan. Uap refrigeran (uap jenuh kering) yang terjadi
karena penguapan sempurna di dalam pipa, dikumpulkan di dalam
sebuah penampung uap (header). Selanjutnya, uap tersebut diisap
oleh kompresor.
19
d. Ekspansi
Alat ekspansi mempunyai dua fungsi yaitu menurunkan
tekanan refrigeran cair dan mengatur aliran refrigeran ke
evaporator.
Jenis alat-alat ekspansi:
1. Pipa kapiler
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang
sangat kecil.Panjang dan lubang kapiler dapat mengontrol
jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator.
Fungsi Pipa kapiler adalah :
1.1 Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir
didalamnya.
1.2 Mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir
melaluinya.
1.3 membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor.
2. Katup ekspansi berpengendali superheat ( panas lanjut )
Jenis alat ekspansi yang paling populer untuk sistem refrigerasi
berukuran sedang adalah katup berkendali lanjut panas atau
katup ekspansi termostatik. Pengendalian tidak digerakkan oleh
suhu di dalam evaporator, tetapi oleh besarnya panas lanjut gas
hisab yang meninggalkan evaporator. Katup ekspansi panaslanjut
mengatur laju aliran refrigeran cair yang
besarnyasebanding dengan laju penguapan didalam evaporator.
3. Katup ekspansi tekanan konstan
Katup ekspansi tekanan konstan berfungsi mempartahankan
tekanan yang konstan pada sisi keluarnya, yang merupakan
masukan evaporator. Katup tersebut mengindera tekanan
evaporator, dan bila tekanan tersebut turun kebawah batas
kendali, maka katub membuka lebih besar. Bila tekanan
evaporator naik keatas batas kendali, katup tersebut menutup
sebagian.
20
4. Katup apung ( float valve )
Katup apung adalah suatu jenis katup ekspansi yang
mempertahankan cairan berada pada level yang konstan didalam
suatu wadah atau evaporator. Dengan mempertahankan level
cairan didalam evaporator, katup apung selalu menciptakan
kondisi aliran yang seimbang antara kompresor dan katup itu
sendiri.
Setiap alat tersebut terakhir dirancang untuk suatu penurunan
tekanan tertentu. Katup expansi yang biasa dipergunakan adalah
katup expansi termostatik yang dapat mengatur laju aliran
refrigeran, yaitu agar derajat super panas uap refrigeran di dalam
evaporator dapat diusahakan konstan. Dalam penyegar udara
yang kecil, dipergunakan pipa kapilar sebagai pengganti katup
expansi. Diameter dalam dan panjang dari pipa kapilar tersebut
ditentukan berdasarkan besarnya perbedaan tekanan yang
diinginkan, antara bagian yang bertekanan tinggi dan bagian
yang bertekanan rendah, dan jumlah refrigeran yang
bersirkulasi. Cairan refrigeran mengalir ke dalam evaporator,
tekanannya turun dan menerima kalor penguapan dari udara,
sehingga menguap secara berangsur – angsur. Selanjutnya
proses siklus tersebut di atas terjadi berulang – ulang.
2.7.2 Komponen Pendukung AC Portabel
a. Body
Adalah seng atau plastik yang berfungsi sebagai alat untuk tempat
tersusunnya dari seluruh rangkaian.
b. Remote Controller
Adalah alat untuk mangaplikasikan keinginan kita terhadap ac,
yang bersinkronisasi dengan Module AC.
21
c. Filter Dryer
Sesuai namanya dia berfungsi sebagai fiiter / penyaring kotoran
yang mungkin ada dalam system.
d. Kran valve
Sebagai alat untuk menahan Gas Refrigeran di dalam kompressor
sebelum ac terpasang dan berfungsi juga sebagai sarana untuk
vacoomdown.
e. Strainer
Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa
oleh refrigeran didalam sistem AC. Kotoran lolos dari saringan
karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa
kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggu.
Biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingin,
seperti karat dan serpihan logam.
Gambar 2.6 Strainer [12]
f. Accumulator
Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran
cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas
evapolator. Selain itu, accumulator juga berfungsi mengatur
sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-masuk melalui
saluran yang terdapat dibagian atas accumulator menuju kesaluran
isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak
mengalir ke kompresor, accumulator mengondisikan wujud
refrigeran tetap dalam wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran
22
berbentuk gas akan lebih mudah masuk kedalam kompresor dan
tidak merusak bagian dalam kompresor.
Gambar 2.7 Accumulator [12]
g. Minyak Pelumas Kompresor
Minyak pelumas atau oil kompresor pada sistem AC berguna untuk
melumasi bagian bagian kompresor agar tidak cepat aus karena
gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi untuk meredam
panas dibagian-bagian kompresor. Secara spesifik, syarat yang
harus dipenuhi minyak pelumas sbagai berikut :
1. Memiliki struktur kimia yang stabil, tidak bereaksi dengan
refrigeran dan tidak memiliki sifat korosi.
2. Tidak merusak tembaga pada suhu 121’C.
3. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
4. Memiliki titik beku yang rendah sehingga masih dapat
bersikulasi melewati bagian yang bersuhu rendah.
5. Tidak berbusa. Sebab, busa pada minyak pelumas dapat
merusak katup kompresor dan menyumbat pipa kapiler.
6. Mempunyai koefisien dielektrik yang rendah atau tidak
mengantar arus listrik.
7. Mampu melumasi pada temperatur yang tinggi dan rendah.
h. Kipas (fan dan blower)
Pada komponen AC, blower berfungsi menghembuskan udara
dingin evaporator. Fan atau kipas berfungsi mendinginkan
refrigeran pada kondensor. Sebenarnya, penyebutan blower dan
kipas hanya untuk memudahkan karena keduanya memiliki bentuk
23
yang brbeda. Blower berbentuk seperti tabung bersirip, sedangkan
kipas terdiri dari bilah daun kipas. Keduanya merupakan bagian
atau komponen yang berputar pada porosnya secara terus menerus
ketika kompresor bekerja. Komponen blower dan kipas digerakkan
oleh motor listrik yang berbeda.
2.7.3 Komponen Kelistrikan
a. Thermistor
Adala alat pengatur temperatur. Thermistor mampu
mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan
temperatur. Thermistor dipasang dibagian evaporator. Thermistor
terbuat dari bahan semikonduktor yang dibuat dalam beberapa
bentuk, sperti piringan, batangan, atau butiran , tergantung dari
pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki
diameter kecil ( kira kira 3-5 mm). Kemudian , beberapa butiran
thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari
bahan gelas.
Pada unit AC, ada dua jenis thermistor, yaitu thermistor
temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor
temperatur ruangan berfungsi menerima respon perubahan
temperatur dari hembusan evaporator. Thermistar pipa evaporator
berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.
Gambar 2.8 Thermistor [12]
24
b. PCB Kontrol
Merupakan alat pengatur kerja keseluhan unit AC. Fungsi
PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Dalam komponen
PCB kontrol terdiri dari thermistor , sensor, kapasitor, IC, trafo,
fuse, saklar, relay dan alat elektronik lainnya.
Gambar 2.9 PCB Kontrol [12]
c. Kapasitor
Merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai
penyimpan muatan listrik sementara. Satuan dari kapasitas
kapasitor adalah farad (F). Pada unit AC biasanya terdapat dua
start kapasitor (penggerak kompresor pertama kali ) yaitu sebagai
penggerak kompresor dan motor kipas. pada kompresor AC
bertenaga 0,5 – 2 PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50 iF.
Pada motor kipas memiliki start kapasitor berukuran 1-4 iF.
25
Gambar 2.10 Kapasitor [12]
d. Overload Motor Protector
Merupakan alat pengaman motor listrik kompresor.
Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam yaitu,
eksternal OMP dan internal OMP. Biasanya , eksternal OMP
digunakan untuk mesin kompresor AC yang tidak terlalu besar,
Sedangkan internal OMP banyak terdapat pada mesin kompresor
AC yang besar (1,5-2 PK) .
Gambar 2.11 Overload Motor Protector [11]
26
e. Motor Listrik
Berfungsi untuk menggerakan kipas dan blower. Bentuk
dan ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda untuk
membantu memaksimalkan putaran, baik pada motor listrik indoor
maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi
menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran
penuh. Selanjutnya, fungsi start kapasitor akan digantikan oleh arus
listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut.
Gambar 2.12 Motor Listrik [12]
f. Motor Kompresor
Berfungsi untuk menggerakan mesin kompresor. Ketika
motor bekerja, kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan
pendingin menuju keseluruh bagian sistem pendingin. Umumnya ,
motor kompresor dikemas menjadi satu unit dengan kompresornya.
Serupa dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga
menggunakan bantuan start kapasitor.
27
2.8 Termodinamika Sistem Refrigerasi
2.8.1 Siklus Kompresi Uap
Siklus refrigerasi akan dapat diilustrasikan dengan mudah
melalui diagram moiler secara sekematis sebagai berikut:
Gambar 2.13 Diagram P-h siklus kompresi uap [12]
Proses-proses yang membentuk siklus kompresi uap standar
adalah:
a. Proses 1-2, merupakan kompresi adiabatik dan reversibel dari uap
jenuh menuju tekanan kondensor. Pada siklus sederhana
diasumsikan refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama
mengalir dijalur hisap. Proses kompresi diasumsikan isentropik
sehingga pada diagram tekanan dan entalpi berada pada satu garis
entropi konstan, dan titik 2 berada pada kondisi super panas. Proses
kompresi memerlukan kerja dari luar dan entalpi uap naik dari h1
ke h2, besarnya kenaikan ini sama dengan besarnya kerja kompresi
yang dilakukan pada uap refrigeran. Apabila perubahan energi
kinetik dan energi potensial diabaikan, maka kerja kompresor
adalah:
Win = mref . ( h2 – h1 ) ..................................... [2.2]
28
b. Proses 2-3 adalah merupakan proses kondensasi yang terjadi pada
kondensor, uap panas refrigeran dari kompresor didinginkan oleh
air sampai pada temperatur kondensasi, kemudian uap tersebut
dikondensasikan. Proses ini adalah pelepasan kalor reversibel pada
tekanan konstan, menyebabkan penurunan panas lanjut
(desuperheating) dan pengembunan refrigeran. Kapasitas laju
aliran kalor kondensasi
Qout = mref . ( h2 – h3 ) ..................................... [2.3]
c. Proses 3-4 ialah proses ekspansi tidak Reversibel pada entalpi
konstan, dari cairan jenuh menuju tekanan evaporator. Proses
pencekikan (throttling process) pada sistem pendingin terjadi di
dalam pipa kapiler atau katup ekspansi. Proses ekspansi
berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada proses ini terjadi proses
penurunan tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3)
menjadi tekanan evaporasi (titik 4). Pada waktu cairan di ekspansi
melalaui katup ekspansi atau pipa kapiler ke evaporator,
temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensat ke
temperatur evaporasi. Proses 3-4 merupakan proses ekspansi
adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang proses.
Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi campuran-uap.
Proses disini berlangsung pada proses adiabatik, sehingga
h4= h3........................................................ [2.4]
Proses 4-1 adalah proses penguapan yang terjadi pada evaporator
dan berlangsung pada tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh
refrigeran berada pada kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi
refrigeran naik akibat penyerapan kalori dari ruang refrigerasi.
Besarnya kalor yang diserap adalah beda entalpi titik 1 dan titik 4
29
biasa disebut dengan efek pendinginan. Proses ini merupakan
penambahan Kalor reversibel pada tekanan tetap, yang
menyebabkan penguapan menuju uap jenuh. Kapasitas laju aliran
kalor evaporasi dirumuskan
Qin = mref . ( h1 – h4 ) ..................................... [2.5]
Istilah prestasi di dalam siklus refrigerasi disebut dengan koefisien
prestasi atau COP yang didefinisikan sebagai:
COP =
=
............................................ [2.6]
dimana :
h1 = Entalpi keluar evaporator [Btu/lb]
h2 = Entalpi masuk kondensor [Btu/lb]
h3 = Entalpi keluar kondensor [Btu/lb]
h4 = Entalpi masuk evaporator [Btu/lb]
mref = Laju aliran massa refrigeran [lbm/min]
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
RPM 2880 RPM 3000
Analisa Hasil dan Pembahasan
Studi Literatur
Persiapan:
Alat Uji AC 1/2 PK, Bahan dan Alat Pendukung
Pengaruh RPM Kompresor Terhadap
Tekanan dan Suhu Pada AC 1/2 PK
RPM 2940
Hasil Penelitihan
Kesimpulan
Selesai
Hasil Penelitian
31
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas
Pamulang.
3.3 Alat Dan Bahan Penelitian
3.3.1 Bahan
Pada penelitian ini bahan yang di gunakan adalah refrigeran R134a
seperti pada gambar 3.1 .
 Refrigeran R134a
Gambar 3.2 Tabung Refrigeran R134 [6]
3.3.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat peraga AC portablel 1/2 PK
AC Portable ½ PK merek Chang Hong mempunyai spesifikasi umum sebagai
berikut :
32
- Merk & Type : Changhong & CPC-05E/D011
- Buatan : China
- Tegangan & Frekuensi : 1-fase AC 220 V 50 Hz
- Kapasitas Pendinginan : 5000 Btu/h
- Input Daya : 670 W
- Kebisingan : 48dB (A)
- Kuantitas sirkulasi udara (indoor) : 250 m³/h
- Desain Tekanan rendah : 0.69 Mpa
- Desain tekanan tinggi : 2.65 Mpa
- Tekanan maksimum operasi : 2.4 Mpa
- Kuantitas pengisian refrigrasi : 0.26 Kg
Gambar 3.3 AC Portabel 1/2 Pk dan Spesifikasi merek Chang hong [6]
Komponen AC portabel 1/2 PK yang terdiri dari :
a. Kompresor
Kompresor pada AC chang Hoong 1/2 PK menggunakan tipe rotary dapat di lihat
pada gambar 3.3
33
Gambar 3.4 Kompresor Jenis Scroll AC portable 1/2PK merek Chang hong [6]
Sefesifikasi kompresor AC 1/2 PK Produksi Changhong sbb:
Jenis Kompresor : Scroll Compresor
Produk Name : Highhly
Produck number : SD074CV - H3BU
Power input : 1-fase AC 220 V 50 Hz
b. Kondensor
Kondensor AC Portable ½ PK merk Chang Hong mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Type kondensor : Air cooled condenser
- Material : Tembaga
- Dimensi (PxL) : 250 mm x 400 mm
- Ø Pipa : 1/4 “
34
Gambar 3.5 Kondensor AC portable 1/2PK merek Chang hong [6]
c. Pipa Kapiler
Gambar 3.6 Pipa kapiler AC portable 1/2PK merek Chang hong [6]
35
Pipa Kapiler AC Portable ½ PK merk Chang Hong mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
- Material : Tembaga
- Ø pipa : 3 mm
Panjang pipa : 50 mm
d. Evaporator tipe plate fin
Gambar 3.7 Evaporator AC portable 1/2PK merek Chang hong [6]
Evaporator AC Portable ½ PK merk Chang Hong mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Type Evaporator : plate fin
- Material : Tembaga dan aluminium
- Dimensi (PxL) : 250 mm x 400 mm
- Ø Pipa : 3/8 “
36
e. Reciver Dryer
Gambar 3.8 Reciver dryer AC portable 1/2PK merek Chang hong [6]
Receiver adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan atau menampung
sementara cairan refrigeran. Dryer dan filter di dalam receiver akan menyerap air
dan kotoran yang ada di dalam refrigeran.
f. Blower sentrifugal
Gambar 3.9 Blower AC Portable 1/2 PK Merek Chang hong [6]
37
Blower AC Portable 1/2 PK Merek Chang hong dengan spesifikasi sbb :
Motor tipe : ferrite
Kipas tipe : siroco
Power supply : 220 V- 240V 50 Hz
Tegangan : 16 W 0.26 A
g. Control Unit
Gambar 3.10 Control unit AC Portable 1/2 PK Merek Chang hong [6]
h. Termometer
Gambar 3.11 Termometer AC Portable 1/2 PK Merek Chang hong [6]
38
Spesifikasi Termometer sbb:
Type : Digital Termometer
Series : TPM 10
i. Pressure gauge low and high pressure
Gambar 3.12 Pressure gauge Low & High [6]
Pressure gauge High & low Spesifikasi sbb :
Merek : Matrix
Kapasitas tekanan : 0-500 Psi / 0-35 Kg/m3
J. Inverter
Gambar 3.13 Inverter [6]
39
Inverter digunakan untuk merubah putaran dari motor listrik, yaitu dengan
menaikkan atau menurunkan frekuensi listrik.
Inverter yang di gunakan dalan penelitian ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Type : FVR E 11
- Merk : Fuji
- Source : 3PH 200-230 V 50/60Hz 3.4A
- Output : 3PH 1kVA 200-230V 0.2- 400Hz
3.0A.
3.4. Peralatan pendukung pengujian :
a. Pompa vakum,
Gambar 3.14 Vakum [6]
Gambar 3.14 pompa vakum [6]
Pompa vacuum yang di gunakan dalan penelitian ini mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
- Type : 1 stage vacuum pump
- Merk : VALUE
- Model : VE180N
- Ultimate Vacuum : 150 micron
- Voltage : 230 V/50 – 60Hz
- Power : ¾ HP
- Cooling Index : 92
40
digunakan untuk mengosongkan refrigeran dari sistem sehingga dapat
menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara dan uap air. Uap
yang berlebihan pada sistem dapat memperpendek umur operasi filter-dryer dan
penyumbatan khususnya pada bagian sisi tekanan.
b. Manifold Gauge
Gambar 3.15 Manifold gauge [6]
Manifold Gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran (freon)
dalam sistem pendingin AC baik pada saat pengisisan maupun pada saat
beroperasi. Yang dapat dilihat pada Manifold Gauge adalah tekanan evaporator
atau tekanan isap (suction) kompresor, dan tekanan kondensor atau tekanan
keluaran (discharge) kompresor.
Pada prinsipnya manifold gauge terdiri dari dua sisi yaitu sisi tekanan
rendah dan sisi tekanan tinggi, masing-masing dihubungkan dengan sisi isap dan
keluaran dari kompresor melalui selang penghubung (hose). Pada tiap sisi di
pasang pengukur tekanan (pressure gauge).
Pada manifold gauge dua lauan terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu
katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup berwarna merah pada sisi
tekaanan tinggi. Pada saat pengosongan refrigeran dari sistem dan proses vakum
kedua katup terbuka sehunga refrigeran dari sisi isap akan mengalir melalui
selang penghubung berwarna biru dan refrigeran dari sisi keluaran kompresor
akan melalui selang penghubung berwarna merah memasuki gauge manifold dan
41
keluar menuju pompa vakum melalui selang penghubung waran kuning, atau
menuju tangki penampung mesin recovery. Pengosongan bisa juga dilakukan
pada satu sisi dengan cara membuka katup pada satu sisi saja. Pengisian
dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan membuka katup salah satu sisi.
Sedangkan selang yang tadinya ke pompa vakum dihubungkan ke tabung
refrigeran pengisi
c.Tang Ampere
Tang Ampere atau digital clamp-on multimeter berfungsi untuk mengukur
besarnya arus (A) dan tegangan (V) pada kompresor .
Gambar 3.16 Tang Ampere [6]
Tang Ampere yang di gunakan dalan penelitian ini mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
- Type : digital clamp-on
- AC current : 0.01 A – 400 A
- AC voltage : 1 V – 450 V
- DC Voltage : 1 V – 600 V
- Input Impendence : 9 MΩ
- Operating Temperature : 18 °C - 28°C
- Operating Humidity : Up to 80%
- Overload Protection : 450 V AC/DC on all range
42
d. Las (Brander )
Fungsi untuk menambal, menyambung atau melepas sambungan pipa pada
sistem pendingin AC (sambungan menggunakan timah atau perak). Brander yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas LPG dan oksigen.
Gambar 3.17 Las [6]
e. Anemo meter / Air flow meter
Gambar 3.18 Manometer [6]
Manometer digunakan untuk mengetahui kecepatan angin yang di hembuskan
oleh Blower kondensor dan evaporator
43
f. Pemotong Pipa ( Tubing Cutter )
Gambar 3.19 Tubing Cutter [6]
Yang perlu diperhatikan dalam memotong pipa adalah jangan sampai kotorankotoran
bekas pemotongan masuk dalam sistem pendingin, karena akan merusak
mesin pendingin. Untuk memotong pipa dengan tubbing cutter, pipa dimasukan
antara roller dan cutting wheel. Tightening knob berfungsi untuk menyesuaikan
dengan diameter pipa yang dipotong.
g. Plaring Tool ( Pengembang Pipa )
Gambar 3.20 Flaring Tool [6]
44
Flaring tool fungsinya untuk mengembangkan ujung pipa agar dapat
disambung dengan sambungan berulir (flare fitting) Flaring tool terdiri dari 2
buah block yang disatukan dengan baut dan mur kupu-kupu (wing nut). Kedua
blok ini membentuk lubang dengan bermacam- macam ukuran pipa yang dapat
diselipkan. 3/16 " s/d 5/8 " (chamfer). Selain itu flaring tool juga mempunyai
sebuah joke yang terdiri dari kaki-kaki yang dapat diselipkan pada blok yang
mempunyai sebuah baut pada bagian atasnya dengan batang yang dapat diputar,
sedangkan pada ujung lain pada bagian bawah diberi sebuah flare cone yang
berbentuk kerucut dengan sudut 45° untuk menekan dan mengembangkan ujung
pipa..
3.5 Tool Pendukung
Tool pendukung dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
- Obeng min dan plus
- Tang kombinasi
- Tang Potong
- dll
Gambar 3.21 Tool Pendukung [6]
45
3.6 Pelaksanaan Penelitian
Pengujian dilakukan pada sistem AC portable. Prosedur yang dilakukan
dalam pengambilan data berdasarkan variasi putaran kompresor adalah:
3.6.1 Tahap persiapan.
a. Persiapan dan pemasangan seluruh alat ukur yang digunakan dalam pengujian,
seperti: inverter, anemometer, termometer digital, termometer digital, pompa
vakum, display termometer, dan alat pendukung lainnya.
b. Kalibrasi seluruh termokopel dan alat ukur lainnya.
3.6.2 Tahap pengujian.
1. Sebelum dicharging, sistem harus divakum terlebih dahulu. Kemudian
memastikan apakah sistem mengalami kebocoran. Apabila tekanan pressure
gauge naik, maka sistem mengalami kebocoran sehingga harus dilakukan
tindakan untuk mengatasinya.
2. Mengisi pelumas kompresor kedalam sistem.
3. Mengisi refrigeran R134a sampai tekanan tertentu dan mencatat berat
refrigeran yang dimasukkan kedalam sistem.
4. Percobaan dilakukan sebanyak 3 variasi putaran kompresor setiap
refrigeran, yaitu: 2880, 2940 dan 3000 rpm.
5. Nyalakan power supply
6. Setelah beban pendinginan konstan, serta AC dirunning untuk menjalankan
sistem pengkondisian udara selama 1 jam maka AC diambil data.
7. Nyalakan inverter.
8. Mengatur frekuensi dari inverter sehingga putaran kompresor
menunjukkan 2880 rpm ,2940 rpm dan 3000 rpm.
9. Setelah itu, mencatat seluruh data temperatur ruangan, temperatur Tdb dan
Twb, kecepatan udara, tekanan dan laju aliran massa dari refrigeran.
46
10. Data diperoleh sebanyak 3 kali
11. Percobaan akan diulangi untuk kecepatan motor 2880 rpm
13. Mengulangi langkah (6) – (9).
14. Percobaan akan diulangi untuk kecepatan motor 2940 rpm
15. Mengulangi langkah (6) - (9).
16. Percobaan akan diulangi untuk kecepatan motor 3000 rpm
17. Mengulangi langkah (6) - (9).
18. Setelah melakukan percobaan, matikan semua power supply dan mengganti
refrigeran yang akan diuji.
Gambar 3.22 Skema penelitian dari sistem pengujian AC Portable [12]
47
3.7 Analisa Data
Setelah melakukan pengambilan data pada instrument penelitian
didapatkan data temperatur dan tekanan siklus refrigerant R134a pada
keadaan stabil. Data tersebut meliputi :
Temperautr setelah Evaporator ( T1 )
Temperautr setelah kompresor ( T2 )
Temperatur setelah kondensor ( T3 )
Tekanan pada titik 1 ( P1 )
Tekanan pada titik 2 ( P2 )
Tekanan pada titik 3 ( P3 )
Dengan asumsi tekanan pada titik ( P3 ) = ( P2 ) dan tekanan pada titik
( P4 ) = ( P1 )
Untuk menghitung rpm pada kompresor digunakan rumus menghitung
putaran motor atau rpm :
n = 120 x f / p
Dimana :
n = jumlah putaran ( rpm )
f = frekuensi ( Hz )
p = jumlah kutup
48
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan RPM Kompresor
Jenis kompresor yang terdapat pada AC Portable 1/2 PK adalah Hermetic
Rotary Compressor. Jenis kompresor ini bagian motor di tempatkan di dalam rumah
atau wadah kompresor dan rotor motor listrik menjadi satu dengan poros kompresor
sehingga RPM motor tidak bisa di ukur dengan tachometer. Maka variasi RPM motor
kompresor dari pengaturan frekensi inverter adalah sebagai berikut :
- RPM 1
Setting Frekuensi 1 (F1) : 48 Hz
Jumlah kutub ( p) : 2
RPM 1 : 120 x F1/p
: 120 x 48 Hz / 2
: 2880 rpm
- RPM 2
Setting Frekuensi 2 (F2) : 49 Hz
Jumlah kutub ( p) : 2
RPM 2 : 120 x F2/p
: 120 x 49 Hz / 2
: 2940 rpm
- RPM 3
Setting Frekuensi 2 (F3) : 50 Hz
Jumlah kutub ( p) : 2
RPM 2 : 120 x F1/p
: 120 x 50 Hz/2
: 3000 rpm
49
4.2 Data Penelitian
Dari analisa RPM kompresor di dapat data hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Tabel Data Temperatur dan Tekanan pada 2880 RPM
P1 P2 P3 P4 T1 T2 T3 T4 I (Arus) Voltase
Psi Psi Psi Psi C C C C A V
1 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
2 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
3 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
4 73 269 270 85 29,9 68 47 16 2,3 222
5 73 269 270 85 29,9 68 47 16 2,3 222
6 73 269 270 85 29,9 68 47 16 2,3 222
7 73 269 270 85 29,9 68 47 16 2,3 222
8 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
9 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
10 72,5 270 271 86 30 69 47,3 15,9 2,3 223
Rata-Rata 72,7 269,6 270,6 85,6 29,96 68,6 47,18 15,94 2,3 222,6
(kPa) 501,252 1858,838 1865,733 590,1949
No
50
Tabel 4.2 Tabel Data Temperatur dan Tekanan pada 2940 RPM
Tabel 4.3 Tabel Data Temperatur dan Tekanan pada 3000 RPM
P1 P2 P3 P4 T1 T2 T3 T4 I (Arus) Voltase
Psi Psi Psi Psi C C C C A V
1 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
2 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
3 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
4 71,5 264 259 83 29,5 67,4 47 16,3 2,4 219
5 71,5 264 259 83 29,5 67,4 47 16,3 2,4 219
6 71,5 264 259 83 29,5 67,4 47 16,3 2,4 219
7 71,5 264 259 83 29,5 67,4 47 16,3 2,4 219
8 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
9 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
10 72 265 260 84 29,8 67,59 46 16 2,4 220
Rata-Rata 71,8 264,6 259,6 83,6 29,68 67,514 46,4 16,12 2,4 219,6
(kPa) 495,0466 1824,364 1789,89 576,4053
No
P1 P2 P3 P4 T1 T2 T3 T4 I (Arus) Voltase
Psi Psi Psi Psi C C C C A V
1 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
2 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
3 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
4 71 261,5 253 59,93 23 66 47 17,5 2,5 213
5 71 261,5 253 59,93 23 66 47 17,5 2,5 213
6 71 261,5 253 59,93 23 66 47 17,5 2,5 213
7 71 261,5 253 59,93 23 66 47 17,5 2,5 213
8 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
9 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
10 70 261 252,99 59,83 21 65,2 46,1 16,5 2,5 212
Rata-Rata 70,4 261,2 252,994 59,87 21,8 65,52 46,46 16,9 2,5 212,4
(kPa) 485,394 1800,922 1744,343 412,7917
`
51
KET: Tabel 4.1
Pressure di turunkan dengan cara mengurangi refrigerant, maka ampere akan
ikut turun dan temperatur pun ikut berubah.
KET: Tabel 4.2
Keadaan AC normal.
KET: Tabel 4.3
Pressure di naikan dengan cara menambah refrigerant, maka ampere akan ikut
naik dan berpengaruh terhadap temperture dan presure.
4.3 Data Enthalpy
Data hasil pencatatan berupa tekanan dan temperatur pada RPM 1,2 dan 3
selanjutnya diplot pada diagram P-h k refrigeran R-134a untuk mencari enthalpy pada
masing-masing titik. Data tersebut meliputi temperatur setelah Evaporator (T1),
temperatur setelah Kompresor (T2), temperature setelah kondensor (T3), Tekanan
pada titik 1 (P1), tekanan pada titik 2 (P2), tekanan pada titik 3 (P3) diasumsikan
sama dengan (P2), dan tekanan titik 4 (P4) diasumsikan sama dengan (P1).
Dari pembacaaan ini diketahui besarnya harga entalpi pada setiap titik yaitu :
h1, h2,h3,h4 (kJ/kg).
Tabel 4.4 Data Perhitungan Enthalpy
No RPM
h1 h2 h3 h4
(kJ/kg ) (kJ/kg ) (kJ/kg ) (kJ/kg )
1 2880 407,67 430,8 295,19 295,19
2 2940 407,45 430,8 292,27 292,27
3 3000 407,19 430,8 290,39 290,39
52
Harga enthalpi ini selanjutnya sebagai dasar untuk menghitung Laju aliran
massa refrigerant,efek refrigerasi, kerja kompresi, dan koefisien prestasi.
4.4 Perhitungan Laju Aliran Massa Refrigeran
Menghitung laju aliran masa refrigerant (mref) di gunakan rumus berikut :
- Pada RPM 1 = 2880 RPM
mref =
( ) 2 1 h h
P
=
2 1
cos
h h
V I
  
(kg/s)
= 222,6 V x 2,3 A x 0.8
(430,8 kj/kg – 407,67 kj/kg)
= 18,34 kg/s
- Pada RPM 2 =2940 RPM
mref =
( ) 2 1 h h
P
=
2 1
cos
h h
V I
  
(kg/s)
= 219,6 V x 2.4 A x 0.8
(430,8 kj/kg – 407,45 kj/kg)
= 18,05 kg/s
- Pada RPM 3=3000 RPM
mref =
( ) 2 1 h h
P
=
2 1
cos
h h
V I
  
(Kg/s)
= 212,4 V x 2,5 A x 0.8
(430,8 kj/kg – 407,19 kj/kg)
= 17,99 kg/s
53
4.5 Perhitungan Kapasitas kompresor ( Qkomp)
Untuk menghitung kapasitas kompresor (Qkomp) di gunakan rumus:
- Pada RPM 1 = 2880 RPM
Q comp = mref  ( h2 – h1 )
= 18,34 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 407,67 kj/kg )
= 424,2 kj/s
- Pada RPM 2 = 2940 RPM
Q comp = mref  ( h2 – h1 )
= 18,05 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 407,45 kj/kg )
= 421,46 kj/s
- Pada RPM 3 = 3000 RPM
Q comp = mref  ( h2 – h1 )
= 17,99 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 407,19 kj/kg )
= 410,35 kj/s
54
4.6 Perhitungan Kapasitas Kondensor ( Qkond)
Untuk menghitung kapasitas kondensor (Qkond) di gunakan rumus :
- Pada RPM 1 = 2880 RPM
Q cond = mref  ( h2 – h3 )
= 424,2 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 295,19 kj/kg )
= 57525,76 kj/s
- Pada RPM 2 = 2940 RPM
Q cond = mref  ( h2 – h3 )
= 421,46 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 292,27 kj/kg )
= 58384,85 kj/s
- Pada RPM 3 = 3000 RPM
Q cond = mref  ( h2 – h3 )
= 410,35 kg/s x ( 430,8 kj/kg – 290,39 kj/kg )
= 57617,24 kj/s
55
4.7 Perhitungan Laju aliran kalor pendingin ( Qevap)
Untuk menghitung kapasitas kondensor (Qevap) di gunakan rumus :
- Pada RPM 1 = 2880 RPM
Qevap = mref  ( h1 – h4 )
= 424,2 kg/s x ( 407,67 kj/kg – 295,19 kj/kg )
= 47714,59 kj/s
- Pada RPM 2 = 2940 RPM
Qevap = mref  ( h1 – h4 )
= 421,46 kg/s x ( 407,45 kj/kg – 292,27 kj/kg )
= 48543,76 kj/s
- Pada RPM 3 = 3000 RPM
Qevap = mref  ( h1 – h4 )
= 410,35 kg/s x ( 407,19 kj/kg – 290,39 kj/kg)
= 47928,88 kj/s
56
4.8 Menghitung Coefficient of Performance (COP)
Koefisien prestasi adalah perbandingan antara kalor yang diperlukan untuk
mempertahankan temperatur ruangan yang diinginkan dengan kerja yang dilakukan
oleh kompresor. Koefisien prestasi merupakan suatu bentuk penilaian dari mesin
refrigerasi, semakin besar harga koefisien prestasi suatu mesin refrigerasi maka akan
semakin baik kerja mesin tersebut. Untuk menghitung Coefficient of Performance
(COP) di gunakan rumus berikut :
- Pada RPM 1 = 2880 RPM
CO P =
2 1
1 4
h h
h h
=
Qcomp
Qevap
=
23,13
112,48
kj s
kj s
/
/
= 4,86
- Pada RPM 2 = 2940 RPM
CO P =
2 1
1 4
h h
h h
=
Qcomp
Qevap
=
23,35
115,18
kj s
kj s
/
/
= 4,93
- Pada RPM 3 = 3000 RPM
CO P =
2 1
1 4
h h
h h
=
Qcomp
Qevap
=
23,61
116,8
kj s
kj s
/
/
= 4,95
57
4.9 Analisa Perhitungan
Dari perhitungan data hasil penelitian, di dapat tabel data perbandingan variasi
RPM kompresor sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data perbandingan kerja refrigasi setiap variasi RPM
NO RPM A V Mref. Qcomp Qcond Qevap COP
1 2880 2.3 222,6 18,38 242,2 57525,76 47714,59 4,86
2 2940 2.4 219,6 18,05 421,46 58384,85 48543,76 4,93
3 3000 2.5 212,4 17,99 410,35 57617,24 47928,88 4,95
Tabel 4.6 Data perbandingan suhu dan tekanan setiap variasi RPM
No
T1 T2 T3 T4 P1 P2 P3 P4
(°C) (°C) (°C) (°C) ( Psi ) ( Psi ) ( Psi ) ( Psi )
1 29,96 68,6 47,18 15,94 72,7 269,6 270,6 85,6
2 29,68 67,514 46,4 16,12 71,8 264,6 259,6 83,6
3 21,8 65,52 46,46 16,9 70,4 261,2 252,994 59,87
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Siklus kompresi uap dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: entalpi,
kapasitas kompresor, laju aliran masa refrigeran dan laju kalor pendingin.
Kapasitas kondensor kapasitas laju aliran kalor pendingin (kapasitas
evaporator) ditentukan oleh laju aliran massa refrigeran. Semakin besar laju
aliran massa refrigeran maka semakin besar pula kapasitas kondensor dan
evaporator.
2. Berubahnya harga kecepatan putar poros kompresor (rpm) berpengaruh suhu
dan tekanan pada system refrigasi.
3. Berubahnya harga kecepatan putar poros kompresor (rpm) tidak banyak
berpengaruh terhadap dampak refrigerasi. Semakin tinggi kecepatan putar
poros kompresor menyebabkan besarnya nilai COP, nilai hasil penelitihan
dari RPM 2880 menghasilkan COP = 5,59 RPM 2940 menghasilkan COP =
5,6 dan RPM 3000 menghasilkan COP = 5,69. Karena harga COP yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah harga COP meningkat,
seiring dengan meningkatnya harga kecepatan putar poros kompresor. maka
semakin besar harga COP yang diperoleh dan waktu yang dibutuhkan dalam
mengkondisikan ruangan semakin cepat.
59
5.2 Saran
Dengan berhasilnya tugas akhir yang saya buat ini semoga bermanfaat bagi
pustaka Teknik Mesin Universitas Pamulang. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan praktikum teknik pendingin sehingga mahasiswa benar-benar
memahami dengan jelas dari sistem refrigerasi. Dengan semakain paham sistem
refrigerasi ini maka diharapkan lulusan mahasiswa teknik pendingin dapat
mengaplikasikannya didalam kehidupan masyarakat atau dunia industri dan
perusahaan.
Selain hal di atas saya juga berharap perlu adanya penelitian tentang
perancangan untuk sebagian gedung Unpam dan penelitian tentang penggunaan
media pendingin udara pada kondensor serta pengaruhnya. Selain itu yang tidak
kalah penting adalah diadakan praktek pembuatan panel beban pendingin sehingga
memudahkan dalam penentuan Cooling Load dalam ruangan dan penempatan unit
AC yang dapat dengan mudah dijangkau oleh mahasiswa.
60
DAFTAR PUSTAKA

Posting Komentar untuk "ANALISA PENGARUH RPM KOMPRESOR TERHADAP TEKANAN DAN SUHU PADA AC"

POPULER SEPEKAN

Merpati Kolongan Laku 1,5 Miliyar
Masukin Cowok Bangladesh Tidur Bareng Sekamar, Seorang PMI Dipolisikan Majikan
Muncul Grup Lawak Mirip Warkop DKI, Indro Warkop Marah Hingga Sebut Tak Punya Etika
Linda Sahabat Vina Akhirnya Buka Suara usai Pegi Ditangkap
Demi Memenuhi Kebutuhan Popok dan Susu Bayi Umur 10 Bulan Dicat Silver Untuk Mengemis
 Siswi SMP di Ajibarang Diperkosa Ayah dan Kakak sejak Usia 12 Tahun
KARTU PRAKERJA GELOMBANG 69 BERKEMUNGKINAN AKAN DIBUKA SEBENTAR LAGI
Gadis Belia Jadi Korban Pencabulan Oleh Pegawai Salon di Cipari Cilacap
Ngaku "Kyai Sakti" Bisa Obati Segala Penyakit, Warga Banyumas Ditangkap Polisi
Aplikasi Penghasil Saldo Dana di Bulan September Terbukti Membayar