Apa yang di maksud dengan pilihan kata/ diksi?
Apa yang di maksud dengan pilihan kata/ diksi
a.
Apa fungsi diksi ?
b.
Apa saja macam – macam
diksi ?
c.
Bagaimana persyaratan
pilihan kata / diksi ?
d.
Bagaimana pilihan kata
/ diksi dan penggunaanya?
#diksi
Dikasi/pilihan kata |
DIKSI/PILIHAN KATA
Diksi atau pilihan kata dalam
praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam – macan
suku bangsa dan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari dan bahasa yang
digunakan juga memiliki karakter yang berbeda – beda, sehingga penggunaan
bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu
masyarakat tersebut.
Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata
atau diksi bukan hanya soal pilih memilih kata melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang disampaikan.
Dalam makalah ini, kami berusaha
menjelaskan mengenai pilihan kata /
diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari baik dalam segi makna dan
relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian , kata popular, kata sopan dan kata
serapan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a.
Apa yang di maksud dengan pilihan kata/ diksi
?
b.
Apa fungsi diksi ?
c.
Apa saja macam – macam
diksi ?
d.
Bagaimana persyaratan
pilihan kata / diksi ?
e.
Bagaimana pilihan kata
/ diksi dan penggunaanya?
1.1 TUJUAN MASALAH
a.
Mengetahui pengertian
dari pilihan kata / diksi
b.
Mengetahui arti fungsi
diksi
c.
Mengetahui macam –
macam diksi
d.
Mengetahui syarat –
syarat yang dibutuhkan dalam penggunaan kata
e.
Memahami penjelasan
pilihan kata / diksi dan penggunaanya
2.1 PENGERTIAN PILIHAN
KATA / DIKSI
Diksi merupakan salah satu
istilah yang digunakan dalam dunia sastra. Istilah diksi merujuk kepada
berbagai macam makna kata ataupun kalimat yang ada di dalam karya sastra.
Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi lebih
menarik, lebih mudah dipahami, dan juga lebih sesuai dengan apa yang ingin
digambarkan oleh si pengarang karya sastra.
Secara singkat, diksi dapat
diartikan sebagai pilihan kata. Menurut kamus besar bahasa indonesia,
pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras ( dalam
penggunaanya)untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (
seperti apa yang di harapkan ).
Pemilihan kata merupakan satu
unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang mengarang ataupun dalam
kehidupan sehari – hari. jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada
beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya:
§ Tepat
memilih kata untuk mengungkapkan gagasan
§ Kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna sesuai gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa pembacanya.
§ Menguasai
sejumlah kosa kata ( perbendaharaan kata ) yang dimiliki masyarakat, serta
mampu menggerakan dan mendaya gunakan kekayaan itu menjadi kalimat yang jelas
dan efektif.
Namun sebelum menggunakan diksi, pembicara atau
penulis harus terlebih dahulu memahami makna – makna kata, di antaranya:
- Makna Denotasi dan Makna Konotasi. Makna denotasi adalah makna sesungguhnya, sedangkan makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya.
- Makna Leksikal dan Makna Gramatikal. Makna leksikal yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Sementara makna gramatikal, adalah makna kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah.
- Makna Referensial dan Makna Non-referensial. Makna referensial adalah kata yang mengacu atau menunjukkan kepada sesuatu. Sementara, makna non-referensial adalah kebalikan dari kata referensial.
- Makna Konseptual dan Makna Asosiatif. Makna konseptual merupakan makna suatu kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Sementara, makna asosiatif adalah makna kata yang menunjukkan hubungan yang terkait dengan kata tersebut.
- Makna Kata dan Makna Istilah. Makna kata akan terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. Sementara, makna istilah merupakan makna yang terlihat pasti atau mutlak.
- Makna Kias dan Makna Lugas. Makna kias adalah kata atau frasa yang biasa digunakan untuk mengatakan makna secara tidak langsung. Sementara, makna lugas adalah kebalikan dari makna kias, artinya terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya.
2.2 FUNGSI DIKSI
Fungsi diksi secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2. Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat ( sangat resmi, resmi, tidak resmi ) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
3. Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
4. Menciptakan
suasana yang tepat.
5. Mencegah
perbedaan penafsiran.
6. Mencegah
salah paham.
7. Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
Sedangkan fungsi diksi dalam
pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
§ Membuat
orang yang membacanya ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham
mengenai apa yang ingin di sampaikan oleh pengarang.
§ Membuat
komunikasi menjadi lebih efektif.
§ Melambangkan
ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal ( tertulis ataupun terucap )
§ Membentuk
ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar
ataupun pembacanya.
2.3 MACAM – MACAM HUBUNGAN MAKNA DIKSI
1. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang
memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan untuk
membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi
yang ingin diungkapkan.
Contohnya : mati ( ekspresi pengungkapan
yang kasar ) dan wafat ( ekspresi pengungkapan yang lebih halus).
2. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang
memiliki makna berlawanan ataupun berbeda.
Contoh : besar dan kecil.
3. Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang
memiliki banyak makna.
Contoh : kata kepala yang dapat bermakna
bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang
terletak di sebelah atas atau pun depan.
4. Homograp
Homograp merupakan kata – kata yang
memiliki tulisan sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
Contoh: Apel (Nama buah) Apel (Kegiatan
baris berbaris)
5. Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang
memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
Contoh : Bang (kakak) Bank (Lembaga
keuangan)
Rok (Pakaian wanita) Rock (Jenis musik)
6. Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang
memiliki ejaan yang sama namun makna atau bunyinya berbeda.
Contoh : asep ( nama orang ) Asep ( asap
)
7. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya
telah tercangkup di dalam kata lainnya.
Contoh : kata salmon yang telah termasuk
ke dalam makna kata ikan.
8. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain.
Contoh : ada kata sempurna yang telah
mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
2.4 SYARAT – SYARAT
DIKSI
Ada 2 persyaratan yang harus
dipenuhi dalam memilih kata –kata , yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian.
-
Ketetapan kata adalah
kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi
pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis
atau pembaca. Syarat – syarat ketepatan pilihan kata yaitu :
a.
Membedakan makna denotasi
dan konotasi dengan cermat
b.
Membedakan secara
cermat makna kata yang hampir bersinonim
c.
Membedakan makna kata
secara cermat kata yang mirif ejaannya
d.
Tidak menafsirkan makna
kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahamannya belum
dapat dipastikan kita harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus
e.
Menggunakan imbuhan
asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat
f.
Menggunakan kata – kata
idiomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar
g.
Menggunakan kata umum
dan kata khusus secara cermat
h.
Menggunakan kata yang
berubah makna dengan cermat
i.
Menggunakan dengan
cermat kata yang bersinonim, berhomofon dan berhomografi
j.
Menggunakan kata
abstrak dan kata konkret secara cermat
k.
Dapat membedakan secara
denotasi dan konotasi, contoh :bunga mawar – bunga bank
l.
Dapat membedakan kata –
kata yang hampir bersinonim, contoh : pengubah – peubah
m.
Dapat membedakan kata –
kata yang hampir mirip ejaannya, contoh :intensif – insetif – intensif –
insentif
n.
Dapat memahami dengan
tepat makna kata – kata abstrak , contoh : kebijakan, kebajikan, kebijaksaan.
o.
Dapat memakai kata
penghubung yang berpasangan secara tepat , contoh: antara........dan – tidak
......tetapi.
p.
Dapat membedakan kata –
kata umum dan kata khusus, kata umum: melihat, kata khusus: melirik, melotot, mengamati,
mengawasi.
Contoh
: Salah : Dengan persiaapan yang lebih baik, arema yang merebut peringkat ketiga
piala presiden 2015 memang mendominasi sepanjang dua babak pertandingan.
Benar
: Dengan persiapan yang baik, arema yang mendapat peringkat ketiga piala presiden 2015 memang
mendominasi sepanjang dua babak pertandingan.
-
Kesesuaian kata, selain
ketepatan pemilihan kata, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian
kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan
atau suasana yang sedang berlangsung.
Syarat – syarat kesesuaian kata adalah sebagai berikut :
a.
Hindarilah sejauh
mungkin bahasa atau unsur substandar dalam situasi yang formal.
b.
Gunakanlah kata – kata
ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi umum hendaknya penulis dan
pembicara menggunakan kata – kata populer.
c.
Hindarilah jargon dalam
tulisan untuk pembaca umum.
d.
Penulis dan pembicara
sebisa mungkin menghindari pemakaian kata – kata slang
e.
Dalam penulisan jangan
mempergunakan kata percakapan
f.
Hindarilah ungkapan –
ungkapan usang ( idiom yang mat )
g.
Jauhkan kata – kata
atau bahasa yang artfisial
Untuk
memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata perlu
diperhatikan sebagai berikut :
a.
Kaidah kelompok kata /
frase.
Pilihan
kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat, seksama, lazim, dan benar.
§ Tepat
Contohnya
: Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
§ Seksama
Contohnya
: Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar,
tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar
ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak
dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa
tinggi karena kata tersebut tidak seksama.
§
Lazim
§
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa
Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan
sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap
bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai
sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak
dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini
mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari
sudut makna dan pemakain-nya
b.
Kaidah makna kata.
Berdasarkan
kaidah makna katanya di bagi menjadi :
1.
Jenis Makna,
berdasarkan jenis maknanya dibedakan
atas 2 macam, yaitu :
-
Makna Leksikal adalah
makna kamus/ makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata
dasar.
Contoh
: makan, tidur, ibu, adik, buku.
-
Makna Gramatikal adalah
makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses
afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan) dan komposisi (pemajemukan).
Contoh
: Berlari (melakukan aktifitas) Bersedih (dalam keadaan) Bertiga (kumpulan)
·
Proses aplikasi awalan
me- pada kata dasar .
Contoh
: adik mengotori lantai itu.
·
Proses reduplikasi pada
kata kacang.
Contoh
: kacang – kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
·
Proses komposisi pada
kata rumah sakit bersalin.
Contoh
: ia bekerja dirumah sakit bersalin.
2.
Berdasarkan sifatnya,
makna dibedakan atas 2 macam yaitu:
-
Makna denotasi adalah
makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indera dan tidak
menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna
sebenarnya.
Contoh : kepala = organ tubah yang
letaknya paling atas.
-
Makna konotasi adalah
makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi panca indera dan
menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias/
makna kontekstual / makna tidak sebenarnya.
Contoh :
Ibu kota = pusat pemerintahan.
3.
Berdasarkan wujudnya, makna
dibedakan atas 2 macam yaitu :
-
Makna referensi adalah
makna kata yang mempunyai tujukan yang konkrit/ nyata.
Contoh : meja , baju
-
Makna inferensial
adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkrit.
Contoh : baik, indah sedih, gembira.
4.
Berdasarkan cakupan
maknanya , perubahan makna dibedakan atas :
-
Meluas, cakupan makna
sekarang lebih luas dari pada sebelumnya.
Contoh :
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
Berlayar
|
Mengarungi
laut dengan memakaikapal
|
Mengarungi
laut dengan apa saja
|
-
Menyempit, cakupan
makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu.
Contoh :
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah yang
mempelajari ilmu agama islam.
|
5.
Berdasarkan nilai
rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
-
Ameliorasi adalah
perubahan makna ketingkat yang lebih tinggi, artinya baru dirasakan lebih baik
dari arti sebelumnya.
Contoh : kata istri lebih baik dari pada
kata bini.
-
Peyorasi adalah
perubahan makna ketingkat yang lebih rendah .
Contoh : kata bini sekarang dirasa lebih
kasar.
c.
Kaidah lingkungan
sosial.
Diksi
harus selalu perhatikan lingkungan pemakaian kata –kata. Dengan membedakan
lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena
.Lingkungan itu dapat dilihat berdasarkan :
1.
Tingkat sosial yang
mengakibatkan terjadinya sosialek.
Contoh : mati , meninggal dunia, wafat,
tewas, mampus, mangkat . kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa indonesia
berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnya.
2.
Daerah / georgafi yang
mengakibatkan dialek.
Contoh : kata – kata
bis,kereta dan motor.
Kita
membedakan penggunaannya berdasarkan geografinya.
3.
Formal / non formal yang
nengakibatkan bahasa baku / tidak baku.
Contoh : kata tersangka,
terdakwa dan tertuduh.
Kita bedakan
berdasarkan maknanya.
4. Umum
dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
-
Makna umum ( hipernim)
adalah makna yang cakupannya luas. Contoh : bunga, bulan, hewan, kendaraan.
-
Makna khusus ( hiponim)
adalah makna yang cakupannya sempi atau terbatas.
Contoh :
Hipernim
|
Hiponim
|
Melihat
|
Menengok,
menatap, melirik, menjenguk, melotot
|
Bunga
|
Melati
, anggrek, sedap malam
|
Bulan
|
Januari,
feruari, maret
|
Hewan
|
Ayam
, burung, kambing
|
d. Kaidah
karang mengarang
Pilihan kata akan memberikan
informasi sesuai dengan apa yang kita kehendaki , pilihan kata dengan kaidah
mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung
dan pilihan kata yang dekat dengan pembaca.
Contoh : - terdiri dari, terdiri
dalam, terdiri atas.
-
ditemani oleh, ditemani
dari, ditemani dengan.
-
Ia menelepon kekasihnya
( pilihan kata langsung )
Ia
memanggil kekasihnya melalui telepon ( pilihan kata yang panjangdan berbelit – belit )
-
Tidak semua pendengar / pembaca mengerti
singkatan balita, kiss, kelompencir.
2.5
PILIHAN
KATA DAN PENGGUNAAN DIKSI
1. Kata
dari dan dari pada
Contoh : - kertas itu terbuat dari kayu jati (
keterangan asal ).
-
Peristiwa itu timbul
dari peristiwa seminggu yang lalu ( keterangan sebab)
-
Buku itu ditulis dari
pengalamannya selama di jerman ( menyatakan alasan ).
2. Kata
pada dan kepada
Contoh : - buku catatan saya ada pada
astuti ( pengantar keterangan )
-
Saya ketemu dengan dia
pada sore hari ( keterangan waktu )
3. Kata
di- dan ke-
Contoh : - atik sedang berada diluar
kota ( fungsi kata depan di - )
- Di
saat usianya sudah lanjut orang itu semakin malas belajar ( keterangan waktu ).
4. Kata
dan dan dengan
Contoh
: - ayah dan ibu pergi kejakarta kemarin.
- Ibu
memotong kue dengan pisau.
5. Kata
antar dan antara
Contoh
: - kabar itu belum pasti, antara benar dan tidak( menyatakan pemilihan).
- Dia
akan tiba antara jam 04.00 samapai jam 06.00( jangka waktu ).
3.1 KESIMPULAN
Diksi atau pilihan kata
adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang
tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak
dikehendaki pembicara atau penulis.
Dalam pemilihan kata terdapat
berbagai syarat yang harus di tepati agar mencapai diksi yang baik dan tepat,
diantaranya yaitu:
a.
Membedakan makna
denotasi dan konotasi dengan cermat
b.
Membedakan secara
cermat makna kata yang hampir bersinonim
c.
Membedakan makna kata
secara cermat kata yang mirif ejaannya
d.
Tidak menafsirkan makna
kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahamannya belum
dapat dipastikan kita harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus
e.
Menggunakan imbuhan
asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat
f.
Menggunakan kata – kata
idiomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar
g.
Menggunakan kata umum
dan kata khusus secara cermat
h.
Menggunakan kata yang
berubah makna dengan cermat
i.
Menggunakan dengan
cermat kata yang bersinonim, berhomofon dan berhomografi
j.
Menggunakan kata
abstrak dan kata konkret secara cermat
k.
Dapat membedakan secara
denotasi dan konotasi
l.
Dapat membedakan kata –
kata yang hampir bersinonim
m.
Dapat membedakan kata –
kata yang hampir mirip ejaannya
n.
Dapat memahami dengan
tepat makna kata – kata abstrak
o.
Dapat memakai kata
penghubung yang berpasangan secara tepat
p.
Dapat membedakan kata –
kata umum dan kata khusus.
Adapun fungsi dari diksi atau pemilihan
kata secara umum adalah :
1.
Melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal.
2.
Membentuk gaya ekspresi
gagsan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar atau pembaca.
3.
Menciptakan komunikasi
yang baik dan benar.
4.
Menciptakan suasana
yang tepat.
5.
Mencegah perbedaan
penafsiran.
6.
Mencegah salah paham.
7.
Mengefektifkan pencapaian
target komunikasi.
Diksi
merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karena karangan
atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut
juga dilihat dari pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah
tersebut.
3.2
SARAN
Melalui makalah ini kami dapat
memahami lebih mendalam lagi tentang pilihan kata / diksi sehingga dapat mudah
– mudahan kedepannya dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti
yang baik.
Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami mengharapkan kritik serta saran
yang membangun untuk dapat membuat makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Posting Komentar untuk "Apa yang di maksud dengan pilihan kata/ diksi?"