ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VARICELLA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
VARICELLA
Bab II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1.
DEFENISI
Varicella adalah infeksi akut primer
oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit atau mukosa, terutama berlokasi di
sentral tubuh (Adhi Djuanda, 2002)
Varicella adalah penyakit akut yang
menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan
oleh virus varicella (Nelson, 2000).
Varicella adalah penyakit infeksi virus
akut dan cepat menular terutama berlokasi di sentral tubuh. Penyakit ini
merupakan hasil infeksi primer pada penderita yang rentan (marwali, 2000).
2.
ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zoster.
Penamaan virus ini memberikan kesan
bahwa infeksi primer menyebabkan penyakit varisela,
sedangkan reaktivitas virus
menyebabkan Herpes Zoster.
4.
EPIDEMIOLOGI
Varicella tersebar di seluruh dunia dan terutama menyerang
anak- anak di bawah usia
kurang dari 15 tahun dan lebih rentan terjadi pada usia bayi
neonatus 5 – 10 hari. Masa
penularannya lebih kurang 7 hari dari saat erupsi kulit.
5.
PATOFISIOLOGI
Virus masuk kedalam tubuh melalui mukosa traktur respiratorius
bagian atas orofaring
yaitu virus berpindah dari satu orang keorang lain melalui precikan
ludah yang berasal dari
batuk atau bersing penderita yang di terbangkan melalui
udara dan kontak langsung
melalui kulit yang terinfeksi, kemudian virus tersebut
mengalami multiplikasi awal
setempat dan virus yang menyebar kepembuluh darah dan saluran
linfe ( viramia primer ).
Kemudian akan dimakan oleh sel-sel system retikuloendotial. Di
sini terjadi replikasi virus
lebih banyaka lagi (pada periode inkubasi ). Pada masa ini,
inveksi di hambat oleh
imunitas non spesifik.
Pada kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol atau
Pada kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol atau
lebih dominan di bandingkan imunitas tubuhnya sehingga dalam
waktu dua minggu
setelah inveksi, terjadi viremia yang lebih
hebat (viremia
sekunder). Hal ini menyebabkan panas dan
malaise, serta virus menyebar keseluruh
tubuh lewat aliran tubuh, terutama di kulit dan membran
mukosa. (Nebangka. 2013;
Aldina. 2016) Menyebar secara
Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zost
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zost
6.
PATH WAY
Kerusakan integrits kulit
|
Latency
|
reactivation
|
Zoster shingles
|
Zoster sine herpete
|
Viremia
anti bodi virus
|
Aktivitas Komplemen
|
Pelepasan
omatila toksin
|
Permeabilitas dingding kapiler meningkat
|
Kebocoran plasma dalam endotel
|
Penumpukan
cairan vaskuler + rongga serosa
|
Edema ekstrimitas dan jaringan ikat
rongga,timbul bula
|
Hepato/ splenomegali
|
Mendesak rongga abdomen
|
Mual muntah
|
Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
|
HT meningkat
|
Imun
menurun
|
Resiko infeksi
|
Primery
infection with varicela zoster virus
|
Demam akut
|
Hipertermi
|
Nyeri
|
Postherpetic neuralgis
|
Kurang pengetehuan
|
Ansietas
|
Varicela
(chickenpox)
|
7.
MANIFESTASI KLINIK
Masa tunas penyakit ini
berkisa 8 -12 hari. Gejala yang timbul adalah demam, malaise, sakit kepala,
anoreksia, sakit punggung, kadang disertai batuk kering.
Perjalanan penyakit
dibagi menjadi 2 stadium, yaitu:
a.
Stadium Prodromal : 24 jam sebelum
kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas, perasaan lemah (malaise),
anoreksia.
b.
Stadium Erupsi : dimulai dengan
terjadinya papula merah, kecil yang berubah menjadi vasikel yang berisi cairan
jernih dan mempunyai dasar eritematous. Perubahan vadikel tidak memperlihatkan
cekungan di tengah. Isi vasikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya
vasikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3 - 4 hari erupsi
menyebar, mula – mula di dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini
disertaio rasa gatal.17 % dari anak yang dilahirkan oleh wanita yang mendapat
varisela ketika hamil akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka di kulit
(cutaneous scare), BBLR, hipoplasia tungkai, kelumpuhan. Bila wanita hamil
mendapat varisela dalam 21 hari sebelum melahirkan, maka 25% dari neonatus yang
dilahirkan akan memperlihatkan gejala varisela congenital pada umur 5 – 10
hari.
Diangnosis
Ø
Pemeriksaaan sediaan apus secara Tzanck.
Bahan diambil dari kerokan dasar vasikel dan akan didapati
sel datia berinti
banyak.
Ø
Tes serologik
Diangnosis Banding
Varisela (chicken pox) harus dibedakan
dengan variola (small pox)
Perbedaan
|
Varicela
|
Variola
|
Etiologi
|
Varicela zoster virus
|
Pox virus
|
Masa Tunas
Gejala Umum
|
8 – 12 hari
|
10 – 14 hari
Berat
|
Suhu
|
38 – 39 C
|
>40 C
|
Stadium Erupsi
|
Timbul bergelombang
|
Timbul dalam 1 hari
|
Lokasi lesi
|
Terutama dibadan
|
Terutama di perifer
|
Lama perjalanan penyakit
|
1 – 2 minggu
|
3 – 4 minggu
|
Penyembuhan
|
Tidak membekas
|
Membekas, burik
|
8.
KOMPILKASI
a. Pneumonia
b. Ensepalitis
c. Konjungtivitis
d. Keratitis
e. Pada ibu hamil
trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital
f. Bekas luka yang
menetap
g. Acate Cerebral Ataxia
h. Bayi dibawah usia 28
hari
i. Orang dengan kekebalan
tubuh rendah.
9.
PENCEGAHAN
a.
Hindari kontak dengan penderita.
b.
Tingkatkan daya tahan tubuh.
c.
Imunoglobulin Varicella Zoster
1)
Dapat mencegah (atau setidaknya
meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
2)
Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir
yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.
10. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
Biasanya pengobatan bersifat simptomatik dengan antipiretik
dan analgesik untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal
dierikan bedak basah atau
kering yang mengandung
salisil 2% atau mentol 1 – 2 % yang tujuannya untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta
menghilangkan rasa gatal’ jika timbul infeksi
sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep. Selain itu dapat juga
dilakukan penjagaan hidrasi pada anak, karena saat anak sakit nafsu makan
berkurang, kebersihan menyeluruh tetap harus dijaga , melarang anak untuk
menggaruk ruam, kompres dingin untuk mengurangi gatal.
11. ASUHAN KEPERAWATAN
a.
Pengkajian
b.
Identitas pasien
c.
Riwayat kesehatan dulu
d.
Riwayat alergi kulit, reaksi alergi
makanan, obat serta zat kimia, dan riwayat
kanker kulit.
e.
Kaji kulit melibatkan seluruh area
kulit termasuk membran mukosa, kulit kepala dan kuku.
f.
Kaji
vital sign
g.
Kaji nyeri
h.
Kaji nutrisi
Gangguan Integritas kulit
berhubungan dengan reaksi terhadap virus varicela.
Tujuan setelah dilakukan
intervensi 3x 24jam integritas kulit membaik
Keriteria hasil : tidak
terjadi kerusakan integritas kulit
Rencana keperawatan
NO
DX
|
TUJUAN/K. HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Tujuan:
·
Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria
hasil:
·
Suhu tubuh dalam batas normal
·
Nadi, Rr dalam batas normal
·
Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak pusing
|
a.
Monitoring suhu sesering mungkin`
b.
Anjurkan untuk memakai baju yang
menyerap keringat dan tipis.
c.
Anjurkan pasien banyak minum
d.
Lakukan kompres air hangat bila suhu
>380C
e.
Kolaborasi pemberian antipiretik dan
evaluasi keefektifan obat 1 jam setelah pemberian obat tersebut.
|
a.
Untuk menentukan adanya kenaikan suhu.
b. Agar
tidak terjadi pemaparan dari kulit.
c.
Dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
d.
Membantu menurunkan panas
e.
Hipertermi merupakan indikasi
terjadinya infeksi
|
2
|
Tujuan
:
·
Tidak terjadi kerusakan integritas
kulit
Kriteria
hasil
·
Tidak terdapat kemerahan pada kulit
·
Tidak terdapat luka lecet pada kulit
·
Tidak terdapat nyeri pada kulit
·
Permukaan kulit tampak utuh
|
a.
Berikan perawatan kulit dengan baik,
jaga daerah permukaan kulit untuk tetap bersih
b.
Kolaborasi dalam pemberian salep
c.
Ganti linen setiap hari
|
a.
Membantu mengurangi resiko integritas
kulit
b.
Mengurangi rasa nyeri pada kulit
c.
Meningkatkan rasa nyaman pasien
|
3
|
Tujuan
·
Pemenuhan nutrisi yang adekuat
Kriteria
hasil
·
Makanan yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan tubuh habis.
·
Nafsu makan meningkat
|
a.
Kaji nafu makan pasien.
b.
Berikan makan dalam porsi kecil tapi
sering.
c.
Lakukan oral hygiene
d.
timbang berat badan setiap hari.
|
a.
Untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
b.
Menhindari mual dan muntah
c.
Mulut yang bersih dapat meningkatkan
nafsu makan
d.
Mengontrol asupan makanan yang mampu
diserap tubuh.
|
Posting Komentar untuk "ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VARICELLA"