Contoh Lapoaran Kerja Praktek Teknik Industri S1
PROSES MANUFACTURE PRODUK PALLET
DI PT.
DAFTAR ISI
COVER JUDUL LAPORAN KP
LEMBAR PENGESAHAN KP
KATA PENGANTAR................................................................................. . i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1 Gambaran Perusahaan
PT. Pamindo Tiga T diresmikan pada tanggal 9 Juni 1975
oleh Bapak H. Muhammad Suharto Presiden RI Ke-2. PT Pamindo Tiga T adalah
sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang engineering dan manufactured.
PT. Pamindo Tiga T merupakan, perusahaan dengan saham gabungan antara keluarga
besar Bapak H. Hendra Kowara sebagai pemilik saham lokal dengan perusahaan
asing dari Jepang. Pada awalnya PT.Pamindo Tiga T hanya sebuah perusahaan kecil,
seperti bengkel teknik kemudian lambat laun berkembang menjadi perusahaan besar dan maju.
Seiring dengan berkembangnya teknologi produk yang
diproduksi pada awalnya adalah tangki-tangki atau bunker untuk keperluan pabrik
polyster kemudian merambah dan
menerima orderan untuk keperluan perusahaan otomotif. Kemudian PT. Pamindo Tiga
T mulai mengerjakan pesanan model rancang bangun seperti: pembuatan dies, jig, pallet, konstruksi, dan
pembuatan sper part kerangka
kendaraan bermotor roda dua dan roda empat serta pembuatan part-part machining
sesuai orderan dari konsumen. PT. Pamindo Tiga T telah memiliki sertifikat ISO 9001-2008, ISO TS
16949-2002, ISO 14001-2004 sebagai bukti bahwa PT. Pamindo Tiga T lebih mengutamakan mutu dan kualitas dari
produk yang di hasilkan.
PT.
PamindoTiga T Tangerang berlokasi di Jl. MH. Thamrin KM. 7 Serpong Tangerang
Provinsi Banten dengan luas tanah 21.810 m² dan luas bangunan 16.879 m². PT.
Pamindo Tiga T Tangerang berdiri pada lokasi yang sangat strategis yang berada
pada perbatasan antara Tangerang Selatan dengan Tangerang Kota, dimana kedua
kota sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan infrastruktur. Sedangkan PT.
Pamindo Tiga T Pulo Gadung berlokasi di Jl. Rawa Gatel Kawasan Industri Pulo
Gadung Jakarta Timur dengan luas tanah ± 22.750 m² dan luas bangunan ± 14.962
m². Di Pabrik ini diproduksi berbagai keperluan pesanan dari perusahaan
otomotif yang berada di kawasan
Industri Se-Jabodetabek
seperti Mufler, Fuel Tank, Oil Pan dan
berbagai Part Press lain.
Adapun Visi dari PT. Pamindo Tiga T
sebagai berikut:
PT.Pamindo Tiga T sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang Engineering dan Manufacturing bertekad untuk menjadi perusahaan terbaik di dunia
serta selalu berusaha untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan memproduksi
peralatan mesin industri, komponen otomotif, dan non otomotif yang berkualitas
tinggi dan didukung oleh karyawan yang cakap, jujur, dan bermotivasi, skill yang tinggi, team work serta peduli terhadap lingkungan dan kesehatan dan keselamatan
kerja.”
Sedangkan Misi dari PT. Pamindo Tiga T sebagai berikut:
1.
Meningkatkan reputasi perusahaan.
2.
Meningkatkan kualitas.
3.
Mempertahankan kedudukan dalam persaingan baik di
dalam maupun di luar negeri dan meraih pencitraan bagi perusahaan demi kesejahteraan
karyawan, kepuasan pemegang saham dan pelanggan.
4.
Terus berusaha untuk memenuhi persyaratan
pelanggan dan undang-undang yang berlaku.
5.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan
memberikan fasilitas yang memadai dengan tujuan menambah semangat kerja
karyawan, demi meningkatkan produktifitas dan loyalitas dalam bekerja untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan dan kepuasan pelanggan.
1.2 Struktur Organisasi Departement Engineering Fabrication
Struktur adalah hubungan antara berbagai
kegiatan yang berbeda, di dalam suatu organisasi. Sedangkan organisasi adalah
suatu sistem yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama dalam
mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan
pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun
orang-orang yang menunjukan kedudukan dan peranan masing-masing dalam
bekerjasama. Berikut ini merupakan gambar struktur organisasi instalasi engineering steel fabrikasi pada PT. Pamindo Tiga T.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Steel Fabrication
( Sumber: PT.Pamindo Tiga T, 2015 )
Dari gambar di atas dapat
diperoleh penjelasan mengenai uraian pekerjaan dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian yang ada di departement Engineering Steel Fabrikasi sebagai berikut:
1.Group Machine.
Bagian ini, terdapat satu
orang leader sebagai penanggung jawab
karena bagian ini sangat berpengaruh
besar di bagian Engineering selain
mendukung pekerjaan yang ada di engineering
juga mendukung bagian produksi khususnya bagian Stamping produksi dan bagian lain yang ada di PT. Pamindo Tiga T.
2. Group Fitting.
Bagian
ini merupakan, bagian setting
konstruksi yang menangani berbagai jenis kostruksi yaitu: dies, jig, pallet, dan kostruksi building dengan dipimpin oleh satu leader sebagai penanggung jawab.
3.
Goup Welding.
Bagian
ini, khusus menangani pengelasan berbagai jenis konstruksi atau barang jadi
yang sudah diproses dibagian fitting.
Adapun jenis-jenis las yang digunakan yaitu: las steek, argon, dan CO2. Dibagian ini dibutuhkan tenaga
kerja yang memiliki keahlian dibidangnya.
4.
Group Assembling.
Bagian
ini merupakan, akhir dari alur proses suatu manufactured
Pada bagian ini, membutuhkan tingkat
ketelitian dan akurasi dalam proses assembling
agar barang tersebut memiliki nilai seni dan harga jual yang tinggi. Untuk
penanggung jawab terdiri dari satu foreman dan satu leader.
5.
Group Project.
Bagian
ini, menangani berbagai jenis project
diantaranya: over houll, pemasangan
mesin, pemasangan jig, sistem
pengelasan, dan berbagai jenis project
yang ada di PT. Pamindo Tiga T untuk penanggung jawab terdiri dari satu foreman dan dua leader.
1.3 Kegiatan
perusahaan
Aktivitas bisnis yang ada
di PT. Pamindo Tiga T khususnya, di bagian engineering
steel
fabrikasi meliputi beberapa proses
yaitu:
1. Pembelian Raw Material
pembelian
material yang dilakukan oleh purcashing
baik pembelian dalam negeri maupun importir,
demi memenuhi kebutuhan pekerjaan yang ada pada
PT. Pamindo Tiga T.
2. Proses Design
Proses design ini merupakan, perencanaan yang
digunakan untuk membuat langkah-langkah dalam menciptakan keseimbangan,
kesatuan, perbandingan, urutan, irama, skala, dan fokus terhadap suatu produk
yang akan di buat.
3. Macam-Macam Produk
PT.
Pamindo Tiga T Tangerang memproduksi dan membuat barang sesuai pesanan dari
konsumen atau dikenal dengan istilah Make
To Order (MTO). Contohnya pembuatan kerangka motor pesanan dari PT. Astra
Honda Motor (AHM), komponen container,
pembuatan dies, jig, pallet, sampai
konstruksi serta part-part machining dari beberapa konsumen yang
ada diwilayah Jabodetabek. Perkembangan pembuatan jig di PT.Pamindo Tiga T dimulai, dari awal tahun 1975 sampai
sekarang dan menerima pesanan dari berbagai perusahaan otomotif baik Jepang
maupun Eropa antara lain: PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM), PT. Honda Prospect Motor (PT.HPM), PT. Krama Yudha
Tiga Berlian (PT. KTB), PT. Suzuki Indusrial
Manufacturing (PT. SIM), BMW, PEUGEOT, dan masih banyak lagi yang lainnya
yang behubungan dengan perusahaan otomotif.
4. Promosi Produk
Salah
satu hal yang dilakukan oleh pihak PT. Pamindo Tiga T dalam menghadapi
persaingan promosi produk, yaitu dengan memberikan potongan harga terhadap costumer dan garansi terhadap barang
atau produk yang dijual selama 6 bulan kedepan (garansi perbaikan).
5. Pengelolaan Perlengkapan
Produksi dan Bahan Baku
Pengelolaan
perlengkapan produksi yaitu dilakukan management perawatan mesin yang
dilakuakan setiap hari dengan pengecekan secara berkala untuk menghindari
kerusakan yang tidak diinginkan agar kestabilan produksi tetap terjaga.
Mengkalibrasi peralatan-peralatan yang
ada agar akurasi tetap terjaga. Sedangkan pengelolaan bahan baku, yaitu
menempatkan material produksi di tempat secara strategis agar kelancaran proses
produksi tetap terjaga sesuai target yang diinginkan.
6. Pengembangan Produk
Dalam
menjaga kestabilan produksi PT. Pamindo Tiga T langkah-langkah yang diambil adalah
melakukan perbaikan dan inovasi terhadap produk agar mampu berdaya saing dalam
pangsa pasar. Dengan demikian, menjaga kestabilan suatu produk dan perusahaan
dapat bertahan dan mampu bersaing dengan pesaing lainnya.
7. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia pada PT.
Pamindo Tiga T meliputi: pembagian tugas dimasing-masing departement, penilaian
kerja, pengawasan kinerja karyawan, peningkatan skill karyawan melalui training
dan pendidikan yang diselenggarakan oleh perusahaan sampai dengan jaminan
sosial karyawan untuk kesejahteraan dan kelangsungan produksi yang lebih baik
lagi.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
2.1 Sistem Industri
Sistem industri
adalah alur kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan yang berhubungan dari
satu departemen ke departemen yang lain. Adapun sistem industri yang ada di PT.
Pamindo Tiga T sebagai berikut:
1.
Departement Engineering
a)
Pembuatan jig
b)
Pembuatan dies
c) Pembutan
fallet
d)
Proses design engnginering
e) Pembuatan konstruksi transbeem dll.
2. Departement Press Die
a)
Proses finishing dies dan
proses machining
b) pembuatan cheking
fixter
c) Proses design
press die
3. Departement stamping
a)
Pembuatan chasist body motor
b)
pembuatan part-part
kendaraan roda empat
c) proses design
produk-produk stamping
4. Departement GA (General Affairs)
a)
Prekrutan karyawan
b)
Pengadaan atribut
c)
Pengendalian management
d) Pengadaan
training karyawan
2.2 Data-Data dan Fakta
Dalam laporan kerja praktek yang dilakukan penulis, pada proses
manufactured produk pallet di PT. Pamindo Tiga T dibagian engnginering steel
fabrication berikut data-data dan
fakta mesin dan alat ukur pendukung dalam proses manufacture fallet.
2.2.1
Mesin
Pendukung Proses Manufactured Engineering
Steel Fabrication
1.
Mesin Cuting
Wheel
Gambar 2.1. Mesin Cuting
Wheel
(Sumber: PT.Pamindo
Tiga T, 2015)
Mesin Cuting Wheel berfungsi sebagai alat
potong yang tingkat ketebalan 1 mm sampai dengan ketebalan 4,5 mm untuk jenis
material yang dipotong pada mesin ini, yaitu Square Pipe, Pipe, Siku
dan ukuran material yang mempunyai ketebalan sesuai kapasitas mesin tersebut.
2.
Mesin Bending Amada
Gambar
2.2. Mesin Bending
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Bending Amada berfungsi sebagai mesin penekuk plat
dengan tekukan bervariasi dengan cara merubah tool pada mesin tersebut sesuai tekukan yang kita inginkan.
a.
Standar parameter
1)
Thickness 0,5-4,5 mm
2) Panjang bending max 2.438 mm
b.
Safety operator
1)
Gunakan sarung tangan saat mengangkat plat.
2)
Jangan memasukan tangan ke mesin saat mesin beroperasi.
3) Jangan berdiri di belakang mesin (bahaya bisa
tergencet).
3.
Mesin Gap
Shear Lvd (Low Velocity Drop)
Gambar 2.3. Mesin Gap Shear
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Gap
Shear berfungsi untuk memotong plat secara cepat dan akurat. mesin ini
menggunakan sistem hidraulik sebagai penggeraknya selain itu mesin Gap Shear dapat bekerja secara singel, continue, dan automatic.
a.
Standar parameter
1)
Thickness 0,5 - 6 mm
2)
Panjang lebar ukuran potong 2000×4000 mm
b.
Safety operator
1)
Jangan meletakan tangan diantara pisau
2)
Jangan memaksakan memotong plat
yang lebih kecil
3) Perhatikan kaki jangan selalu dalam posisi
menginjak foot switch.
4.
Gas
Cuting Koike Sanso
Gambar 2.4. Mesin Gas Cuting Koike Sanso
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Koike Sanso ini,
berfungsi sebagai alat potong segala jenis plat dengan sistem otomatis.
a.
Standar parameter
1) Thickness 4,5-130
mm
2) Speed
4,5 – 9 mm s/d 250 mm per menit
22 – 23 mm s/d 200 mm per menit
22 - 32
mm s/d 150 mm per menit
65 - 55 mm s/d 100 mm per menit
65 - 130mm s/d 50 mm per menit
b.
Safety operator
1) Gunakan crane
dan magnet saat mengangkat plat.
2) Periksa tabung gas yang digunakan jangan
sampai ada yang bocor
3) Gunakan selalu masker saat bekerja.
5.
Mesin Turret
Punch
Gambar 2.5. Mesin Turret Punch
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Turret Punch
berfungsi sebagai mesin pelubang sesuai bentuk dan ukuran yang di inginkan.
Bentuk dan ukuran apapun dapat dihasilkan sesuai dengan tool atau pisau yang kita miliki misalnya kotak, linggkaran, dan
sebagainya.
a.
Standar parameter
1) Thickness
0,5-3,2 mm
2) Diameter punch
Ø 2,4 mm- 70 mm
b.
Safety operator
1) Gunakan sarung tangan saat mengangkat plat.
2) Jangan memasukan tangan saat mesin beroperasi.
3)
Jangan dibelakang mesin pada saat mesin
beroperasi pergerakan mesin sangat cepat (bahaya bisa tergencet).
4)
Gunakan earg
plug (penutup kuping)
5)
Gunakan kacamata
6.
Mesin Corner
Shear
Gambar 2.6. Mesin Corner Shear
(Sumber: PT. Pamindo Tiga
T, 2015)
Mesin Corner Shear
merupakan mesin potong yang mempunyai sudut geser yang bisa di adjust sesuai keinginan dalam proses
pemotongan.
a.
Standar parameter
1)
Thickness 0,5 - 4,4 mm
2)
Panjang cutting maximal 200
mm
3) Sudut cutting
90˚
b.
Safety operator
1)
Tangan jangan terlalu dekat dengan pisau pemotong .
2)
Perhatikan kaki jangan selalu dalam posisi menginjak foot switch.
3)
Ingat posisi dimana anda meletakan tangan anda
4)
Selain operator dilarang untuk mengopersikan
5)
Konsentrasi
6) Gunakan kacamata
7. Mesin Gerinda
Gambar 2.7. Mesin Gerinda
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Gerinda berfungsi menghaluskan material yang sudah
dipotong atau sesudah melalui proses pengelasan agar mempermudah proses
konstruksi ataupun proses paintingnya.
8.
Mesin Las
Gambar
2.8. Mesin Las
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
Mesin Las berfungsi sebagai penyambung antara
material yang satu dengan yang lainya dalam proses konstruksi agar menjadi
suatu barang atau produk yang mempunyai keindahan dan daya tarik pada
konstruksinya.
a.
Standar parameter
1) Thickness 4.5
mm
2) Standar Ampere
4,5-9-120 A
12-9-160 A
22-28 -180 A
35-45 -200 A
45 -200 A UP
b.
Safety operator
1)
Gunakan selalu masker dan kedok las saat bekerja
2)
Jangan memegang langsung material yang baru
selesai di las
3)
Gunakan body
protector dan hand protector agar
percikan api tidak mengenai kulit
4)
Pastikan jauh dari bahan-bahan kimia pada saat
proses pengelasan
5)
Sesuaikan amperemeter
dengan material yang akan di las
6)
Hindari angin yang berlebih agar hasil pengelasan
tidak kropos
7)
Pastikan sekitar area pengelasan aman sebelum
proses pengelasan berlangsung
8)
Pastikan mesin las off pada saat proses pengelasan
selesai
9)
Pastikan tabung CO2 tertutup pada saat proses pengelasan
selesai.
Dalam
proses pengelasan ada beberapa jenis las yang digunakan pada proses pengelasan pallet yaitu: proses fitting mengunakan las steek sebagai temporary pengelasan yang berfungsi sebagai penjaga temporary sudut pada proses pengelasan
ini menggunakan CO2 sebagai
penguat dalam konstruksi pada pallet
yang merupakan literature yang ada di
departement engineering steel fabrication
baik konstruksi jig ataupun dies.
i. Lay Out Mesin Engineering
Steel Fabrication Pada PT. Pamindo
Tiga T Tahun 2015
Gambar 2.9 . Lay Out Mesin Engineering
(sf)
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T, 2015)
Gambar di atas
merupakan, lay out mesin engineering (SF) dimana sistem manufactured, jig, fallet, dies, dan
berbagai macam jenis konstruksi lainya diproses dari bahan baku menjadi barang
jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kebutuhan departemen yang ada di PT.
Pamindo Tiga T khususnya.
2.2.2 Alat Ukur Yang Digunakan Pada Proses Manufactured.
Adapun alat
ukur yang digunakan pada PT. Pamindo Tiga T yaitu: siku, meter, busur derajat,
jangka sorong. Sedangkan untuk pallet
alat ukur yang digunakan tidak terlalu banyak karena pallet ini tidak melalui Quality
Assurance (Q.A) dan untuk ke akurasinya disetting langsung di fabrikasi
enginering dengan memasang sampel produk pada pallet tersebut agar mengetahui tingkat keamanan produk tersebut.
Berikut ini merupakan keterangan dari alat-alat yang digunakan
di PT. Pamindo Tiga T:
1. Siku
Siku adalah alat
ukur yang dipakai untuk mengukur benda yang mempunyai sudut. Dalam menentukan
tegak lurus benda tersebut demi menjaga proses pengukuran yang tepat.
Gambar 2.10. Alat
Ukur Siku
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
2.
Roll Meter
Roll meter
adalah alat ukur yang berbentuk roll
meter yang mampu mengukur panjang dan lebar sebuah benda mempunyai
kapasitas besar, contoh: penggunaan meteran mengukur tanah, mesin, tiang, dan sebagainya.
Gambar 2.11. Alat
Ukur Roll Meter
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
3. Busur Derajat
Busur derajat (protractor) adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur membentuk sudut yang kita
inginkan.
Gambar 2.12. Alat
Ukur Busur Derajat
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
4.
Jangka
Sorong
Jangka sorong adalah
alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter dan mempunyai
fungsi untuk mengukur bagian luar
dan kedalaman benda kerja. Jangka sorong
memiliki ada dua jenis yaitu:
a)
Digital dapat mencapai
ketelitian 0,001 mm
b)
Manual alat ini sederhana
dengan ketelitian 0,02 mm
Gambar 2.13. Alat Ukur Jangka Sorong
(Sumber: PT. Pamindo Tiga T, 2015)
2.2.3 Proses Manufactured Pallet
Gambar 2.14. Peta Proses Produksi Pallet
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T, 2015)
Gambar diatas merupakan
peta proses produksi pallet dimulai
dari pengambilan beberapa macam material
dipotong, diukur, proses fitting
sampai dengan proses painting. Dengan
perincian waktu kerja yang diperoleh dalam proses produksi. Berikut ini adalah
penjelasan peta proses operasi dimana terdapat 9 proses dan 2 pengecekan.
1. Plat Bar, Square
Pipe, Angle, Pipe, dan Round Bar dari
gudang sekitar 10 menit menuju ke area kerja terlebih dahulu diukur spesipik
masing-masing material tersebut apakah sesuai standar yang diinginkan.
2. Proses potong dilakukan sekitar 180 menit
sesuai dengan konsep cuting plan yang
telah ditentukan dari berbagai macam material yang ada.
3. Proses finishing
dilakukan sekitar 60 menit finishing
ini merupakan tahap akhir dari pemotongan agar hasil pemotongan lebih halus
biasanya menggunakan gerinda untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu proses fitting.
4. Poses Fitting
(setting) dilakukan sekitar 180 menit
proses ini cukup rumit memerlukan ketelitian dan akurasi agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan gambar atau keinginan costumer.
5. Proses Painting
sekitar 60 menit per pallet proses painting merupakan pelapisan terhadap
suatu material pada produk yang berfungsi melindungi produk tersebut dari
karat.
6.
Untuk memproduksi satu unit pallet
membutuhkan waktu 53400 detik atau 890 menit.
Gambar dibawa ini
merupakan, peta aliran proses manufactured
pallet dimulai dari kegiatan yang dilakukan dengan jumlah barang yang dikerjakan
berapa waktu yang dihabiskan dan langkah-langkah pembuatan pallet tersebut. Berikut ini merupakan keterangan dari peta aliran
proses:
1. Pengambilan material dimulai dari gudang
kemudian dikirim menuju area mesin.
2. Setelah material berada di area mesin,
selanjutnya dilakukan proses pengukuran material apakah sesuai standar yang
inginkan.
3. Setelah diukur selanjutnya proses pemotongan
sesuai dengan konsep gambar.
4. Selanjutnya material hasil pemotongan dikirim
ke area konstruksi untuk proses setting.
5. Setelah proses setting selanjutnya dikirim kearea pengelasan.
6. Selanjutnya proses finishing produk agar sisa hasil pengelasan dirapikan terlebih
dahulu.
7. Kemudian proses painting dilakukan untuk memberi nilai keindahan terhadap suatu
barang atau produk.
2.2.4 Peta Aliran Proses Manufactured
Pallet
Gambar 2.15. Peta Aliran Proses Manufactured Pallet
(Sumber: PT.
Pamindo Tiga T. 2015)
2.3. Proses Industri Perusahaan
2.3.1 Proses Bisnis Perusahaan PT.Pamindo Tiga T.
Proses bisnis yang berlangsung
di PT. Pamindo Tiga T berikut terlihat pada gambar berikut ini:
Penerimaan PO Proses design Pembelian material
Marketing Bag. design Purchasing
Barang dikirim Proses delivery Proses manufactured
Supir
Purchasing Bag. produksi
Pengumpulan surat jalan Pembutan faktur dan invoice
Purchasing
Bag. keuangan
Tukar faktur
Bag. keuangan
Gambar 2.16. Prosres Bisnis PT.
Pamindo Tiga T
(Sumber : PT. Pamindo Tiga T,2015)
Pada alur proses bisnis
di atas, dapat definisikan bahwa order yang telah diterima dari costumer
melalui marketing kemudian diserahkan
ke design untuk proses drawing dan materialist. Selanjutnya pembelian materialist dilakukan oleh bagian purchasing dengan pemesanan dari costumer yang ada. kemudian material yang sudah dipesan lalu akan
diproses dibagian produksi sesuai dengan permintaan costumer. Proses selanjutnya yang dilakukan pengecekan melalui Quality assurance (Q.A). Setelah Q.A
proses delivery kembali melalui
bagain Purchasing dengan prosedur
penyedian surat jalan produk yang akan dikirim ke costumer melalui pihak yang
berkaitan yaitu supir yang telah ditugaskan setelah barang diterima dengan baik
oleh pelanggan. Surat jalan akan dikumpulkan untuk proses serah terimah ke
bagian keuangan. Bagian keuangan akan menerbitkan invoice atau tagihan sesuai dengan surat jalan pengiriman barang
lalu menugaskan bagian penagihan untuk melakukan tukar faktur dan penagihan.
2.3.2 Kegiatan Departement
Engineering Fabrication Steel
Departemen Engineering mempunyai peran penting
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan departemen yang ada di PT. Pamindo Tiga T
dan penanganan order-order dari Costumer khususnya
Astra Group. Berikut merupakan kegiatan yang menjadi tugas dan penanganan
pekerjaan departemen engineering
antara lain:
1.
Melayani pembuatan jig stamping, baik
pembutan jig baru maupun jig modifikasi.
2.
Pembutan pallet
Stamping, PT.Iseki, PT.Astra Honda
Motor, PT. Astra Daihatsu Motor dan beberapa tipe pallet yang ada di PT. Pamindo Tiga T.
3.
Melayani pembutan dies dari PT. Astra Honda Motor, PT. Honda Prospect Motor, PT. Iseki,
dan PT. Atra Daihatsu Motor.
4.
Pembuatan konstruksi transbeam PT. Pamindo Karawang dan PT. Honda Prospect Motor Karawang
5.
Melakukan pembelian material untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan departemen engineering
dan stock material.
6.
Penyedian material dan tool untuk project PT. Honda Prospect Motor Karawang dan project PT. Pamindo Tiga T. Karawang.
7.
Pengecekan order-order yang telah finished good agar tidak ada yang
terlewatkan dan reject.
8.
Membuat laporan pemakaian persediaan dalam satu
periode.
9.
Menghitung dan menganalisa pemakaian material dan tool dalam satu periode untuk
mengetahui jumlah pemakaian material dan
tool yang dibutuhkan dalam satu
periode agar menjadi acuan pada pemakaian material dan tool pada tahun berikutnya.
Dalam satu departemen
memiliki prosedur kerja yang dijadikan literature
dalam menjalankan setiap proses kerja atau kegiatan dalam departemen tersebut.
Proses kerja tersebut sangat membantu dalam kegiatan-kegiatan terhadap
departemen tersebut, sehingga proses kerja pada departemen ini tetap aktif sampai
saat ini.
Berikut gambaran alur kerja Departemen Engineering
Pengadaan Material Pengecekan Material Pemotongan Material
Bag. gudang Purcashing (Eng) Fabrication (Eng)
Proses Machining Proses Pengelasan Setting
(Fitting Material)
Bag. Machining Fabrication (Eng) Fabrication (Eng)
Proses Akurasi
Assembling
Bag. Q.A
Bag. Assy´
Delivery
Purcashing (Eng)
Gambar 2.17 Alur Proses Kerja Departemen Engineering di PT. Pamindo Tiga T
(Sumber : PT. Pamindo Tiga T, 2015)
Pada alur proses kerja
depertemen engineering di atas, dapat
dilihat dengan jelas langkah-langkah dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh
departemen enginnering antara lain:
1.
Langkah pertama, pembelian material yang
dilakukan oleh bagian gudang untuk memualai suatu pekerjaan yang sudah diterima
oleh pihak departement engineering.
2.
Pengecekan material yang sudah dikirim oleh suplayer di cek terlebih dahulu kualitas
material dan kesesuain pesanan sesuai dengan
materialist order yang akan di produksi.
3.
Proses pemotongan material ini perlu teknik yang
tepat agar pemotongan sesuai dengan konsep gambar untuk mengantisipasi tingkat
kesalahan agar lebih efisiensi terhadap material.
4.
Proses fitting
ini merupakan proses konstruksi pada pembuatan suatu produk baik berupa jig, pallet, maupun dies yang ada di engineering khususnya
proses ini membutuhkan tenaga ahli agar dibidangnya karena proses ini sangat
vital karena tingkat akurasi dan leveling
sangat diperlukan agar produk tersebut sesui keinginan costumer.
5.
Proses pengelasan ini merupakan, proses terdiri
dari 2 tipe yaitu pengelasan dengan stick
dan CO2 untuk menguatkan dan
memberi nilai seni terhadap suatu produk agar mempunyai nilai jual dan
kualitas.
6.
Setelah pihak machining
menerima produk dari fabrikasi
kemudian dilakukan proses machining
sesuai dengan bentuk dan dimensi yang ada pada gambar kerja. Dalam hal ini,
bagian machining sangat berperan penting terhadap suksesnya suatu pekerjaan pembuatan produk. Oleh
sebab itu, sebagai seorang operator mesin mereka harus mampu dan mahir mengoperasikan
mesin dan juga paham terhadap pembacaan gambar dan penggunaan alat ukur dan
alat kerja. Sebab kalau sedikit melakukan kesalahan kerja saja akan berakibat
fatal bisa jadi kesalahan yang dilakukan akan mengakibatkan kerusakan pada
mesin proses benda kerja yang dikerjakan dan yang lebih penting dapat mengancam
keselamatan operator itu sendiri dan serta orang lain. Semakin banyak kesalahan
yang dilakukan oleh seorang operator terhadap benda kerja semakin banyak pula
hasil kerja yang harus direpair atau
diperbaiki agar sesuai dengan dimensi gambar kerja.
7.
Pada bagian Quality
Control part-part yang sudah finish machining dilakukan pengecekan
dimensi dan visual untuk mengetahui
kondisi part sebelum di assembling apakah sudah benar-benar
sesuai dengan gambar. Pengecekan awal dapat dilakukan dengan alat ukur seperti:
Height Gauge, Vernier Caliper, Cylinder Gage, Outside micrometer, mesin CMM
(mesin tiga dimensi) maupun mesin Lay Out.
Sebelum proses Assembling total
dilakukan, biasanya terlebih dahulu dilakukan sub ass’y yaitu pemasangan antara
bracket dengan locator, head clamp, locating pin sampai pemasangan
knock pin sebagai pin pengunci. Setelah selesai sub assy kemudian proses
sub assy diatas base sebagai langkah Assembling total diatas base.
Sebelum dilakukan instalasi
pneumatic terlebih permukaan produk diberi anti karat Jenis engine coat.
2.4 Analisa Proses Produksi
2.4.1 Analisa Design Untuk Proses Manufaktur
Kebutuhan
pelanggan dan spesifikasi produk berguna untuk menentukan tahap pengembangan
konsep, tetapi pada aktivitas pengembangan selanjutnya tim sering mengalami
kesulitan untuk mengaitkan kebutuhan dan spesifikasi dengan isu-isu design tertentu yang
mereka hadapi. Karena alasan ini banyak tim ingin menggunakan metode perbaikan dengan menggunakan DFMA
(Design For Manufacturing and Assembly). Metode DFMA terdiri dari 5 (lima) langkah (Ulrich-Eppinger, 2001),
yaitu:
1. Memperkirakan biaya manufaktur.
2. Mengurangi biaya komponen.
3. Mengurangi biaya perakitan.
4. Mengurangi biaya pendukung produksi.
5.
Mempertimbangkan
pengaruh keputusan DFMA pada faktor-faktor lainnya.
Design
For Manufacturing and Assembly (DFMA)
adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk membantu menentukan rancangan
produk dan metode setting Pallet ISEKI dengan
waktu dan biaya yang optimum. DFMA juga dapat digunakan untuk membantu perancang
dalam meningkatkan kualitas, mengurangi biaya perakitan, serta untuk mengukur
perbaikan design dari produk Pallet ISEKI. DFMA
adalah proses desain proaktif dan bersamaan yang memungkinkan untuk
pertimbangan awal aspek manufaktur. Tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu
lingkungan di mana tim lintas fungsional bekerja sama untuk mengoptimalkan design
untuk biaya dan waktu produksi yang efektif.
Tujuan dari DFMA ini adalah untuk
menentukan design produk yang benar-benar dapat menghilangkan komponen-komponen
yang sebenarnya tidak diperlukan atau komponen yang tidak memiliki nilai tambah
dalam memproduksi produk berdasarkan pada fungsi yang diinginkan konsumen.
Dimana nilai ekspektasi tertinggi dapat diperoleh dengan memberikan fungsi yang
maksimum dan biaya yang serendah mungkin. Serta, DFMA juga digunakan untuk
mempelajari proses dan produk pesaing dari sisi design, kualitas, pemilihan
material, komponen, proses produksi dan kemudian mengevaluasi perakitan
dan/atau kesulitan manufaktur dalam upaya merancang produk unggulan berdasarkan
hasil dari analisis rinci.
Dengan DFMA perbaikan yang cukup
signifikan cenderung meningkat dari pemikiran yang sederhana, contohnya
mengurangi bagian-bagian komponen yang berdiri sendiri. Metode Boothroyd-Dewhurst DFA menyediakan tiga
kriteria dimana masing-masing komponen harus diuji karena ditambahkan pada
proses perakitan (Huang, 1996). Berikut adalah tabel tiga pertanyaan eliminasi
Metode Boothroyd-Dewhurst, ditunjukkan
oleh Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1. Elimination
Question Boothroyd-Dewhurst Method
Part ID
|
Relative Motion
|
Different Material
|
Require service
|
Parts
|
Xxxx
|
yes/no
|
yes/no
|
yes/no
|
Part 1
|
Xxx
|
yes/no
|
yes/no
|
yes/no
|
Part 2
|
Xx
|
yes/no
|
yes/no
|
yes/no
|
Part 3
|
X
|
yes/no
|
yes/no
|
yes/no
|
Part 4
|
(Sumber: wordpress.com, 2016.)
Ketiga pertanyaan tersebut adalah
mengenai relative motion (hubungan
pergerakan), different material
(material yang berbeda), dan require
service (perawatan/proses khusus) komponen. Ketiga pertanyaan tersebut
dihubungkan dengan seluruh komponen material (parts) penyusun produk yang kemudian akan ditentukan jawaban “Yes/Ya” atau “No/Tidak”. Suatu jawaban “Ya” dari pertanyaan ini mengindikasikan
bahwa parts harus dipisahkan
menggunakan istilah DFA, suatu part
yang kritis. Jawaban “No” mengindikasikan part
lain yang tidak kritis. Semua parts
yang tidak kritis, secara teori dapat dihilangkan atau secara fisik dipasangkan
dengan part kritis yang lain. Oleh
karena itu, menurut teori, jumlah part
kritis adalah jumlah minimum design assembly yang
dipisahkan. Selanjutnya tim pengembang memperkirakan waktu operasi atau waktu
proses untuk design dan menetapkan nilai efisiensi design. Tugas ini akan selesai
ketika setiap komponen diperiksa bagaimana part
akan diserap atau diujikan, diorientasikan, dan disisipkan ke dalam produk.
Diharapakan pendekatan metode Design for Manufacturing and
Assembly dapat memberikan solusi yang tepat untuk perbaikan rancangan produk Pallet
ISEKI dan juga produk-produk lainnya pada PT. Pamindo Tiga T.
Sehingga menghasilkan design yang benar-benar bebas dari komponen yang tidak mengandung nilai
tambah dengan waktu perakitan yang singkat, unit cost yang minimal dan tanpa mengubah nilai dari produk-produk
perusahaan tersebut.
2.4.2 Desain For Manufacture and Assembly
Design For Manufacturing and
Assembly (DFMA) adalah sebuah pendekatan yang
digunakan untuk membantu menentukan rancangan produk dan metode setting.
Berikut salah satu langkah-langkah penerapan metode DFMA terhadap Pallet ISEKI dengan tipe ASIA short, USA short, EURO short di PT. Pamindo Tiga T. Dengan meminimalisir
waktu dan biaya yang optimum. Tahapan dalam penyelesaian metode DFMA
sehingga menghasilkan spesifikasi produk yang mempunyai nilai efisiensi tinggi
namun tetap memperhatikan kualitas sesuai dengan keinginan pelanggan. Tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari Design Pallet
ISEKI Produk Lama
Penelitian dilakukan terhadap design produk pallet ISEKI lama atau produk terdahulu yang banyak terdapat di
area produksi selanjutnya akan dipelajari setiap fungsi dan pengaruhnya terhadap
produk, material yang digunakan setiap komponen sampai di pelajari proses
produksi produk pallet ISEKI tersebut. Berikut terlihat pada gambar pallet
ISEKI tipe ASIA, EURO, USA short adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.18. Pallet
ISEKI Tipe ASIA LONG Design Lama
(Sumber:
PT. Pamindo Tiga
T, 2015)
Gambar di atas adalah design terdahulu yang dijadikan sebagai
bahan penelitian. Dari gambar Pallet
ISEKI design lama tersebut dapat
dilihat posisi produk dalam posisi horisontal untuk design
lama ini dirancang khusus satu pallet
dengan satu tipe produk dimana sistem kerja pallet
ISEKI tesebut untuk menempatkan produk dilakukan dengan metode slot. Design Pallet ISEKI tipe ASIA LONG
seperti gambar di atas merupakan satu
unit pallet dan satu tipe produk.
Berbeda dengan produk pengembangan yang di rencanakan oleh tim pengembang yang akan meningkatkan nilai efisiensi dari
segi biaya dan material.
2.
Hasil Pengembangan Pallet
ISEKI Tipe ASIA, USA, EURO Short/Long.
Dari hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa metode DFM yang
dihasilkan mampu menurunkan biaya, waktu perakitan, dan efisiensi terhadap
material. Berikut hasil pengembangan produk
pallet ISEKI tipe ASIA, EURO, USA Short
long terlihat pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 2.19. Pallet
ISEKI Tipe ASIA, USA, EURO Short Long Hasil Pengembangan
(Sumber: PT. Pamindo
Tiga T, 2015)
Gambar diatas merupakan
hasil pengembangan produk Pallet
ISEKI dimana pengembangan ini dapat mengurangi biaya, efisiensi material, dan
waktu. Pengembangan pallet ISEKI ini
dapat menampung tiga tipe dalam satu pallet
demi memenuhi kebutuhan permintaan produksi PT. ISEKI INDONESIA. Yang menunjukan
perkembangan yang begitu signifikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dilakukan, di
lapangan kesimpulan yang di ambil setelah melakukan kerja praktek adalah
sebagai berikut.
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang teknologi
tentang rancang bangun pembuatan
pallet kendaraan bermotor.
2. Kegiatan pembuatan pallet prosesnya termasuk banyak dan memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi sangat bermanfaat
terutama bagi calon mahasiswa kelak yang akan melaksanakan kerja praktek di
kemudian hari.
3. Dapat memahami fungsi dan komponen dari pallet tersebut.
4. Memahami sistem kerja pada tiap komponen yang
berkaitan dengan pallet dan proses manufactured.
5. Mengetahui alat atau tool penunjang dalam proses manufactured.
6. Mengetahui sistem dunia kerja dan problem-problem yang ada dalam bekerja
7. Mengetahui latar belakang dari suatu perusahaan
terutama di PT. Pamindo Tiga T
8. Dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan para pekerja khususnya di PT. Pamindo Tiga T.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, dilapangan adapun saran-saran yang dapat
disimpulkan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas dalam melayani konsumen
yaitu:
1. Menjaga kualitas produksi khususnya pallet baik dalam proses konstruksi maupun proses delivery dalam pelayanan konsumen.
2. Diharapkan PT. Pamindo Tiga T tetap menjaga manpower (skill) yang ada pada
instansi khususnya bagian engngeneering
guna menjaga ke stabilan produksi.
3. Selalu menjaga keselamatan kerja dalam proses
produksi dan memperhatikan
5s di area kerja.
4. Meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja, guna
mengurangi lost time yang berlebihan.
5. Menjaga komunikasi dan mengurangi tingkat
kesalahan dalam proses produksi dan menciptakan team work yang solid.
6. Meningkatakn skill manpower yang ada
7. Menjaga kesejahteraan karyawan karena karyawan
merupakan salah satu aset perusahaan.
8. Memberikan fasilitas olahraga agar karyawan
tidak bisa menghibur diri dari kejenuhan dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Bellgran,M. dan Safsten, E.K. 2010. Production Development: Design and Operation
of Production.
London: Springer Science & Business Media. Bertelsmann Springer. London.
Boothroyd, Geoffrey. Dewhurst. P. and Knight. W. 2002. Product Design for Manufactureand
Assembly. Marcel Dekker. New York
Ginting,
Rosani. 2010. Perancangan Produk.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ginting, Rosani. 2010. Analisis
Desain Produk Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Sistem Produksi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kotler, P. 2002. Manajemen produksi. Salemba Empat Andi. Yogyakarta.
Karl T,
Ulrich. dan Steven D. Eppinger. 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk.
Salemba Teknika. Jakarta.
Suryabrata, S.
2011. Metodelogi Penelitian. PT
Grafindo Persada. Jakarta
Sukaria, Sinulingga. 2008. Pengantar Teknik Industri. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Wignjosoebroto,
S. 2000. Tata
Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna
Widya. Jakarta.
Widodo,
Iman D. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Produk.
UII Press,
Yogyakarta.
Yamit, Z. 2003. Manajemen
Produksi dan Operasi Edisi Kedua. Ekonisia. Yogyakarta.
http://www.academia.edu/10736796/Pengertian_proses
manufactured.
http://www.Pamindo.com.
-->
Posting Komentar untuk "Contoh Lapoaran Kerja Praktek Teknik Industri S1"