PERHITUNGAN KONTRUKSI RANGKA BESI KOTAK UNTUK MESIN BUBUT KAYU CNC
PERHITUNGAN KONTRUKSI RANGKA BESI KOTAK
UNTUK MESIN BUBUT KAYU CNC
skripsi teknik mesin
mesin bubut
bubut cnc
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Teknologi
pekerjaan atau permesinan mengalami perubahan seiring dengan
adanya penemuan-penemuan baru yang kiyan pesat diera moderen ini, penemuan –penemuan
baru tersebut merupakan jawaban dari tuntutan dunia industry akan produk yang
berkuwalitas meliputi kepresisian yang tinggi,
bentuk benda kerja yang kompleks serta kemampuan untuk
menghasilkan produk secara masal ,salah satu penemuan tersebut adalah mesin
bubut CNC yang kini penggunaan dan pemanfaatanya semakin di perlukan untuk
menemukan permintaan produk yang memiliki kuwalitas tinggi.
Secara
umum mesin perkakas bubut CNC layaknya mesin perkakas bubut konvensional ,namun
tugas oprator telah banyak digantikan oleh pengontrolan otomatis apa bila
terjadi pemograman dan proses telah di jalankan maka benda kerja yang
dihasilkan akan mengalami kesalahan serta memungkinkan terjadinya kerusakan
pada mesin CNC, oleh karna itu telah dilakukan penelitian untuk mengatasi
masalah tersebut dengan pembuatan rangka yang lebih kuat dan tahan getaran saat
mesin sedang beroprasi , banyak penelitian terdahulu yang membahas mengenai
proses pembutan rangka mesin bubut CNC.
Jika
di bandingkan dengan mesin perkakas konvensional mesin CNC lebih teliti, lebih
tepat ( presisi ) , fleksibel dan cocok di gunakan untuk produksi masal karena dalam
jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat dengan kualitas yang sama baiknya
tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan mesin perkakas manual, apalagi
bentuk benda kerja lebih rumit tidak bisa di selesaikan dengan waktu yang
singkat , oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik rangka mesin bubut
CNC juga harus didesign agar mampu menahan getaran dan beban pada waktu mesin
beroprasi. Awal dari kebutuhan rangka
untuk mesin perkakas karena peran pengaruh rangka terhadap sebuah produk mesin
perkakas yang makin banyak diminati masyarakat yang harus tahan lama dan awet.
Jadi, secara umum konsep rangka dalam mesin perkakas sangat penting. Satu hal
yang perlu dicermati adalah penggunaan rangka itu sendiri mengkaji disiplin
ilmu tentang sebuah rangka mesin perkakas dituntut untuk bersifat terbuka dan
dinamis atas perkembangan zaman, serta tanggap terhadap situasi dan yang lebih
penting adalah mengetahui bagian-bagian rangka mesin perkakas yang dibutuhkan.
Selama ini banyak orang menganggap bahwa rangka memang sudah menjadi
bagian dari sebuah mesin perkakas. Umum nya terbiasa dan cenderung menganggap rangka sebagai peralatan dan berkaitan
dengan komponen-komponen mesin perkakas.
Padahal arti rangka sangat luas
dan tergantung peran rangka itu sendiri bagi komponen mesin perkakas. Di
sekeliling kita banyak sekali rangka. Kehadirannya sering kali tidak disadari
karena asumsi rangka biasanya mengacu kepada suatu produk bersifat canggih.
Padahal rangka dapat pula bersifat abstrak atau tidak berwujud.
Berdasarkan latar
belakang yang telah di paparkan diatas, maka saya sebagai Mahasiswa UNIVERSITAS
PAMULANG untuk melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar S-1 Sarjana Teknik
mengambil kesimpulan untuk memilih judul
“ PERHITUNGAN KONTRUKSI RANGKA BESI KOTAK UNTUK MESIN BUBUT KAYU CNC “
Dengan harapan penuh keyakinan
saya mudah – mudahan bisa mempelajari dan memahami topik yg saya angkat untuk
persyaratan tugas akhir saya .
1.2
Rumusan
Masalah
Bedarsarkan
latar belakang dan permasalahandi atas maka, bagaimana cara mendapatkan rangka
mesin bubut cnc yg tahan terhadap getara dan mampu menahan beban dinamis dan statis
pada saat mesin sedang beroprasi masalah yang di bahas dalam tugas akhir ini
adalah :
1.3
Batasan
Masalah
Agar pembahasan dalam penbulisan tugas akhir ini tidak
meluas ke permasalahan lainya . maka penulis membatasi permasalahanya di
antaranya :
1. Bahan material yang digunakan adalah Hollow Rectangle
2. Kontruksi rangka mesin bubut kayu
3. Perhitungan
kekuatan kontruksi rangka kaki mesin bubut kayu.
1.4
Tujuan
pengamatan
Adapun tujuan dari penulisan
tugas akhir ini untuk :
1. Mengetahui kekuatan rangka kaki mesin bubut kayu
2. Mengetahui kekuatan pada sambungan las mesin bubut kayu
1.5
Manfaat
pengamatan
Manfaat dari penulisan tugas
akhir ini adalah :
1.
Penulisan
memperoleh pengetahuan tentang material apa saja yang digunakan pada kuntruksi
mesin bubut kayu.
2.
Penulisan
memperoleh pengetahuan tentang bentuk dari kontruksi rangka kaki mesin bubut
kayu.
1.6
Metode
penelitian
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini metode
penelitian yg digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi lapangan dan
literature
Pada tahap inii dilakukan mengenal masalah yang dihadapi
dan mencari persamaan dan rumus untuk menyelesaikan perhitungan serta menyusun
rencana kerja yg dilakukan .
2.
Perlaksanaan
perhitungan
Pada tahap ini
dilakukan perhitungan kekuatan bahan rangka .
3.
Pengambilan
data
Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan data – data dari hasil perhitungan kekuatan
bahan rangka . Selanjutnya dianalisa dan menyimpulkan hasil dari perhitungan
1.7
Sistematika
penelitian
Sistematika laporan yang disampaikan dalam penulisan
skripsi ini dibuat dalam bentuk sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian tugas
akhir , maanfaat penelitian , metode penelitian, pemecahan masalah, dan
sistematis penelitian dalam tugas akhir kontruksi rangka besi kotak pada mesin
bubut kayu .
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisikan dasar – dasar dalam teori yang berkaitan dengan judul tugas akhir
berdasarkan studi pustaka dari beberapa literature.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisikan alur penelitian dalam kontruksi rangka besi kotak pada mesin
bubut kayu .
BAB IV: ANALISA DAN
PEMBAHASAN
Berisikan data hasil penelitian dalam kontruksi rangka besi kotak pada
mesin bubut kayu
BAB V : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran dari kontruksi rangka besi kotak pada mesin
bubut kayu.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Mesin Bubut Kayu
Mesin bubut kayu adalah alat
mesin yang digunakan terutama untuk membentuk potongan-potongan kayu dengan
menyebabkan benda kerja yang akan diadakan dan diputar oleh mesin bubut
sementara sedikit alat adalah maju ke dalam pekerjaan yang menyebabkan tindakan
pemotongan. bubut dasar yang didesain untuk memotong logam silinder saham telah
dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan Ulir sekrup, bekerja tapered,
membuat lubang, permukaan Knurled, dan crankshafts lathes Modern. Menawarkan
berbagai kecepatan rotasi dan sarana untuk secara manual dan secara otomatis
memindahkan pemotongan alat dalam benda kerja. Teknisi dan toko personel
pemeliharaan harus benar akrab dengan mesin bubut dan operasi perusahaan untuk
mencapai perbaikan dan pembuatan bagian-bagian yang diperluka
Gambar II-1 Mesin Bubut Kayu
Mesin bubut kayu dapat digunakan untuk membuat
komponen furnitur fungsional, proyek kayu yang indah dekoratif seperti lilin
dan mangkuk , atau bahkan mainan seperti puncak dan yo yo . Ini berkisar mesin dalam ukuran dari
model hobi. Bubut mungkin atau tidak mungkin memiliki berdiri (atau kaki),
yang duduk di lantai dan mengangkat tempat tidur mesin bubut untuk ketinggian
kerja. Beberapa mesin
bubut kecil dan duduk di meja kerja
atau meja, dan tidak memiliki
stand. Hampir semua mesin bubut memiliki
tempat tidur, yang (hampir
selalu) sebuah balok horisontal (meskipun CNC
bubut umumnya memiliki sinar cenderung atau vertikal untuk tempat tidur untuk
memastikan bahwa swarf ,
atau keripik, jatuh bebas dari tempat tidur). Mesin bubut Wood turning khusus
untuk memutar mangkuk besar sering tidak memiliki tempat tidur atau tail stock,
hanya headstock berdiri bebas dan tool rest kanti lever.
Gambar II-2 Proses Pembubutan Pada Mesin Bubut Kayu
Pada salah satu
ujung tail stock (hampir selalu berada di kiri, sebagaimana operator menghadap
bubut) adalah suatu head stock.
Head stock adalah bantalan putar presisi tinggi. Berputar pada bantalan poros
horisontal, dengan sumbu paralel ke tail stock, yang disebut spindle . Spindle sering hampa, dan memiliki benang eksterior
dan / atau interior lancip Morse pada "dalam kapal" (yaitu, menghadap ke kanan
/ ke arah tempat tidur) dengan mana aksesori workholding dapat dipasang ke
poros. Spindle juga mungkin memiliki benang eksterior dan / atau lancip
interior di "tempel" mereka (yaitu, menghadap jauh dari tempat tidur)
akhir, dan / atau mungkin memiliki mekanisme aksesori handwheel atau lainnya
pada akhir tempel mereka. Spindle yang didukung, dan menyampaikan gerak untuk
benda kerja. Spindle didorong, baik oleh kekuatan kaki dari pedal dan roda gila
atau drive belt atau gear ke sumber listrik. Pada mesin bubut
paling modern sumber listrik ini adalah motor listrik yang tidak terpisahkan,
sering baik di headstock, ke kiri dari headstock, atau di bawah headstock,
tersembunyi di berdiri.Selain poros dan bantalan nya, headstock sering
mengandung bagian untuk mengubah kecepatan motor ke dalam berbagai kecepatan spindle .
Berbagai jenis kecepatan-perubahan mekanisme mencapai
hal ini, dari sebuah katrol katrol kerucut atau langkah, untuk katrol kerucut
dengan gigi belakang (yang pada dasarnya adalah kisaran rendah, serupa pada
efek bersih ke belakang dua-kecepatan truk), ke seluruh peralatan kereta mirip
dengan auto manual-shift transmisi . Beberapa motor memiliki kontrol kecepatan elektronik
rheostat-jenis, yang menyingkirkan puli kerucut atau gigi. Para tandingan ke
headstock adalah tailstock,
kadang-kadang disebut sebagai kepala longgar, karena dapat diposisikan pada
setiap titik nyaman di tempat tidur, dengan kehancuran sebuah mur pengunci,
geser ke area yang dibutuhkan, dan kemudian relocking itu.
Gambar II-3 Proses Pembubutan Kayu
Tail stock berisi
per barel yang tidak berputar, tetapi dapat slide dalam dan keluar sejajar
dengan sumbu tempat tidur, dan langsung sejalan dengan spindle headstock. Barel
itu berlubang, dan biasanya berisi lancip untuk memfasilitasi mencengkeram dari
berbagai jenis perkakas. Menggunakan yang paling umum adalah untuk mengadakan
pusat baja mengeras, yang digunakan untuk mendukung poros panjang tipis saat
memutar, atau untuk memegang bor untuk pengeboran lubang aksial pada benda
kerja. Banyak kegunaan lain yang mungkin..Metal working mesin bubut memiliki kereta (terdiri dari pelana
dan celemek) atasnya dengan slide lintas, yang merupakan bagian
datar yang duduk melintang di tempat tidur, dan dapat memutar di sudut kanan ke
tempat tidur. Duduk di atas slide lintas biasanya geser lain disebut istirahat senyawa, yang menyediakan 2
sumbu tambahan gerak, putar dan linier.
Yang duduk di atas
sebuah toolpost, yang memegang alat
pemotong yang menghilangkan
materi dari benda kerja. Ada mungkin atau mungkin tidak leadscrew , yang bergerak lintas-geser di sepanjang tempat tidur. Wood
turning dan kayu mesin bubut berputar tidak memiliki cross-slide, melainkan
memiliki banjo, yang potongan
datar yang duduk melintang di tempat tidur. Posisi dari sebuah banjo dapat diatur dengan tangan, tidak ada gearing terlibat.
Ascending vertikal dari banjo adalah toolpost, di bagian atas yang merupakan toolrest horisontal. Dalam wood turning, alat-alat tangan yang
menguatkan melawan sisa ke alat dan benda kerja leverage. Dalam berputar logam, pin lanjut naik vertikal dari sisa
alat, dan berfungsi sebagai titik tumpu terhadap yang mungkin alat leverage ke benda kerja.
Pada
ujung mesin bubut adalah tailstock yang mendukung ujung kayu saat memutar
spindle atau " antara pusat " proyek . Tailstock mengandung pena yang
bergerak untuk memungkinkan spindle akan mencengkeram pusat menjadi-tween .
Kepala dan ekor saham dipasang ke tempat tidur bubut yang biasanya terdiri dari
dua bar atau padat cor konstruksi besi . Bubut akan dipasang pada beberapa
bentuk berdiri, baik bangku atau struktur berdiri bebas khusus dibuat untuk
mesin bubut tersebut Di bagian bawah adalah bed/ landasan untuk mensupport
semua komponen di atasnya (headstock, tailstock dan toolrest), berfungsi juga
mengantarkan tool rest sepanjang benda kerja (kayu) saat pengerjaan
kayu.Toolrest digunakan untuk menahan alat potong yang digunakan ke benda
kerja, bisa digerakkan secara melintang atau searah
dengan sumbu bed
dengan sumbu bed
"MsoNormal" style="margin-left: 31.5pt; text-indent: .5in;">
Gambar II-4 Penggunaan Toolrest
2.2
Perinsip
kerja alat
Berikut komponen dari
mesin bubut kayu beserta
fungsinya :
2.2.1 Head
Stock
Head stock terdiri dari drive train, termasuk motor,
puli, sabuk, dan poros, dan untuk turner tangan kanan, akan terletak di ujung
kiri bubut. Dipasang pada ujung headstock menghadap tailstock adalah spindle
dan pusat memacu atau untuk mengubah wajah seperti mangkuk dan piring, atau
bekerja datar atau wajah lain, perakitan pelat muka.
Gambar II-5 Head Stock
2.2.2 Tail
Stock
Engkol
di ujung pasukan pusat cangkir ke ujung benda kerja.Saham ekor akhir berputar bebas dari bubut, dan
memiliki spindle tailstock dan pusat cangkir, serta tangan-roda atau fitur lain untuk menjepit atau mengamankan benda kerja antara pusat bubut. Sisanya alat
yang mirip dengan lengan mekanis dengan panduan bar logam untuk mendukung pahat
atau pisau yang digunakan untuk memutar benda kerja.
Gambar II-6 Tail Stock
2.2.3 Tool Rest
Hal ini biasanya dapat disesuaikan
dengan menggeser tempat tidur panjang pada dasarnya, dengan lengan menengah
yang dapat ayunan dari paralel ke posisi tegak lurus dalam kaitannya dengan
tidur bubut, dan lengan atas, yang memegang sisanya tool bar yang sebenarnya.
Perakitan ini memiliki sebanyak tiga sendi
putar, yang semuanya kencangkan dengan setscrew atau penjepit
untuk tetap aman saat memutar sedang berlangsung.
Gambar
II- 7 Tool Rest
2.2.4 Kontrol Kecepatan
Ditetapkan pada
rendah, dan tombol on /off switch. Perhatikan
saklar mengetik,
sehingga mesin dapat dinonaktifkan bila tidak digunakan.Hidupkan mesin bubut pada, pastikan itu adalah pada pengaturan kecepatan terendah.
Tempatkan tepi pemotongan alat pada sisanya, menjaga yang jelas dari benda
kerja berputar, memeriksa pegangan Anda, dan perlahan-lahan mulai mengurangi
ke arah benda kerja. Anda ingin pindah ke arah itu tegak lurus dengan benda
kerja, sampai ujung tombak hanya menyentuh kayu.
Memaksa atau
bergerak terlalu cepat akan menyebabkan alat untuk selai ke dalam kayu, dan itu
baik akan putus, atau Anda akan kehilangan pegangan Anda pada alat bubut jika
tidak warung keluar. Ini adalah salah satu langkah paling berbahaya di balik
awal.
Gambar II-8
Kontrol Kecepatan
2.2.5 Lathe Pusat
Kecuali benda kerja memiliki mesin lancip ke
dalamnya yang sempurna sesuai dengan lancip internal di poros, atau memiliki
benang-benang yang sempurna sesuai dengan benang eksternal pada poros (dua
kondisi yang jarang ada), aksesori harus digunakan untuk me-mount benda kerja
ke spindle. Sebuah
benda kerja dapat melesat atau mengacaukan ke faceplate , disk, besar datar yang mount ke poros.
Dalam alternatif, anjing faceplate dapat digunakan untuk mengamankan pekerjaan
untuk face plate.
Benda A dapat
dipasang pada Mandrel , atau bekerja melingkar dijepit di chuck tiga atau empat-rahang . Untuk benda kerja berbentuk tidak teratur
itu adalah biasa untuk menggunakan rahang empat (rahang bergerak independent)
chuck. Perangkat ini memegang gunung langsung ke kumparan head stock Bubut. Dalam
pekerjaan presisi, dan dalam beberapa kelas pengulangan pekerjaan, benda kerja
silinder biasanya diadakan di sebuah collet dimasukkan ke poros dan dijamin baik oleh
drawbar, atau oleh topi collet
penutupan pada poros. Collet Cocok
juga dapat digunakan untuk me-mount benda kerja persegi atau heksagonal. Dalam
pekerjaan presisi perkakas collet tersebut biasanya menarik-dalam berbagai, di
mana, seperti collet diperketat, benda bergerak sedikit kembali ke headstock,
sedangkan untuk pengulangan yang paling bekerja berbagai panjang mati disukai,
karena hal ini memastikan bahwa posisi benda kerja tidak bergerak sebagai collet diperketat. Sebuah benda lunak
(kayu) dapat terjepit antara pusat dengan menggunakan drive
yang memacu di headstock, yang gigitan ke dalam kayu
dan mengajarkan torsi untuk itu.
Gambar II-9 Lathe Pusat
2.2.6 Center bawah
Sebuah pusat mati
ini digunakan pada poros headstock sebagai pekerjaan berputar dengan pusat.
Karena pusat yang lembut dapat trued di tempat sebelum digunakan. Sudut
termasuk adalah 60°. Secara tradisional, hard pusat mati yang digunakan bersama dengan pelumas yang cocok di tailstock untuk mendukung benda kerja.
Dalam praktek modern pusat mati sering diganti oleh pusat hidup , ternyata bebas dengan benda kerja - biasanya pada
bantalan bola - mengurangi panas gesekan, terutama penting pada kecepatan
tinggi.Ketika jelas menghadapi panjang panjang bahan itu harus didukung pada
kedua ujungnya. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan suatu perjalanan atau tetap stabil .
Jika stabil tidak tersedia, wajah akhir sedang
dikerjakan dapat didukung oleh pusat (stasioner)
setengah mati.Sebuah pusat setengah memiliki permukaan datar mesin di bagian
luas dari setengah diameternya di ujung runcing. Sebuah bagian kecil dari ujung
pusat mati dipertahankan untuk memastikan konsentrisitet. Pelumasan harus
diterapkan pada titik kontak dan ekor tekanan saham berkurang. Sebuah operator bubut atau anjing bubut juga dapat digunakan ketika balik antara dua pusat.
Dalam woodturning, salah satu variasi dari
pusat hidup merupakan pusat cangkir , yang merupakan kerucut dari logam dikelilingi oleh
cincin melingkar dari logam yang menurunkan kemungkinan pemisahan benda kerja.Sebuah
pelat logam melingkar dengan lubang bahkan spasi di sekitar pinggiran, dipasang
ke poros, yang disebut "indeks
piring". Hal ini dapat digunakan untuk memutar poros dengan sudut yang
tepat, kemudian mengunci di tempatnya, memfasilitasi operasi tambahan berulang-ulang
dilakukan untuk
benda kerja.
Gambar II-10 Center bawah
2.3
Pengertian
rangka
besi kotak
Salah satu sistem konstruksi
ringan yang mempunyai kemampuan besar, yaitu berupa suatu Rangka Batang. Rangka
batang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang
disambung satu dengan yang lain pada kedua ujungnya, sehingga membentuk satu
kesatuan struktur yang kokoh. Bentuk rangka batang dapat bermacam-macam sesuai
dengan fungsi dan konstruksi, seperti konstruksi untuk jembatan, rangka untuk
atap, serta menara, dan sesuai pula dengan bahan yang digunakan, seperti baja
atau kayu. Pada konstruksi berat, batang konstruksi dibuat dari bahan baja,
yakni batang baja yang disebut baja profil, seperti baja siku, baja kanal, baja
C, baja I, dan baja profil lainnya.
Rangka konstruksi berat yang dimaksud di atas adalah
jembatan, rangka bangunan pabrik, menara yang tinggi dan sebagainya. Banyak
pula dijumpai konstruksi rangka batang yang dibuat dari bahan kayu, baik berupa
balok maupun papan. Konstruksi rangka kayu ini banyak dimanfaatkan untuk
kuda-kuda rangka atap, atau konstruksi yang terlindung. Batang-batang pada
konstruksi rangka baja biasanya disambung satu dengan yang lain dengan menggunakan
las, paku keling atau baut. Sedangkan pada konstruksi rangka kayu azimnya
sambungan itu dilakukan dengan baut atau paku. Sambungan-sambungan ini disebut
simpul.Berdasarkan anggapan tersebut, maka batang-batang pada rangka batang
bersifat seperti tumpuan pendel, sehingga padanya hanya timbul gaya aksial
saja. Hal itu akan terjadi apabila gaya-gaya itu menangkap pada simpul. Dengan
demikian suatu konstruksi rangka batang jika dibebani gaya pada simpul akan
hanya mengalami Gaya Normal, yang selanjutnya disebut Gaya Batang. Gaya batang
ini bersifat tarik atau desak.
Gambar II-11 Rangka
2.3.1 Pemilihan
Bahan Rangka Pada Mesin Bubut
CNC
Rangka mesin pada sebuah mesin umumnya memiliki
fungsi sebagai penahan, penopang dan dudukan dari semua komponenmesin. Oleh
karena itu konstruksi rangka harus dibuat kokoh dan kuat baik dari segi bentuk
serta dimensinya, sehingga dapat meredam getaran yang timbul pada saat mesin
bekerja. Bahan yang digunakan untuk membuat rangka kaki meja mesin bubut CNC yang mampu las komposisi baja
tersebut adalah C ≤ 23% S ≤ 0,04%. Baja yang tidak mengandung unsur silain si dan Mn di sebut baja lunak ( Ms =
Mild steel ). Unsur-unsur kimia yang mempengaruhi sifat mampu las suatu
bahan yaitu:
Silikon (Si) :
Menambah kekerasan dan kekuatan
Fosfor (P) : Menambah kekerasan dan
kekuatan
Karbon
(C) : Elemen utama untuk hardening. Semakin tinggi presentase C sifat mampu lasnya menurun
Mangan (Mn) :
Menambahkan hardenability dan strenght Mn >0.3 % menyebabkan porosity ,retak Mn >0.8 % benda kerja cenderung retak.
Belarang (S) :
Kadar S tinggi akan menurunkan sifat mampu las.
Tembaga (Cu) :
logam lasan yang mengandung 0,15-1,5 % Cu akan menambahkan ketahanan terhadap korosi tetapi Cu
> 0,5 %
akan menurunkan sifat mekanik ,terutama jika baja mengalami perlakuan panas.
2.3.2 Perhitungan Rangka
Kontruksi rangka uji di desain yang difungsikan untuk
menahan beban ( komponen ) yang ditempatkan diatasnya . Rangka yang digunakan
untuk alat uji mengunakan profil segi empat berongga (Hollow rectangle) dengan
jenis St 50 yang mempunyai :
-
Tegangan
tarik bahan (αt) = ----- x ----
kg/m²
-
Tegangan
geser bahan (αg) = -----x---x--- =
---x----kg/m²
-
Dengan
ukuran 50 mm x 50 mm x 5 mm.
2.3.3 Tabel besi kotak.
Besi Kotak / Square Bar ( Ass kotak ) ini kita kenal
sebagai material fabrikasi pagar, Konstruksi, dll maupun material bidang
permesinan. Bentuk dari besi ini kotak bujur sangkar.
Berikut
dibawah ini adalah tabel untuk Pipa Persegi atau Besi Kotak, yang menerangkan
berat dari besi kotak sesuai dengan dimensi yang ada.Tabel Pipa Persegi (Square
& Rectangular tubes)
Tabel II -1 Besi
Kotak
Dimensi
|
Berat
|
||||
No
|
Panjang
|
Lebar
|
Tebal
|
Panang Batang
|
|
(mm)
|
(mm)
|
(mm)
|
(m)
|
(kg)
|
|
1
|
12
|
12
|
0.9
|
6
|
1.99
|
2
|
15
|
15
|
0.9
|
6
|
2.42
|
5
|
20
|
20
|
0.9
|
6
|
3.26
|
6
|
25
|
25
|
1.0
|
6
|
4.55
|
7
|
30
|
30
|
1.0
|
6
|
5.49
|
8
|
40
|
40
|
1.2
|
6
|
8.81
|
9
|
100
|
20
|
0.9
|
6
|
2.42
|
10
|
12
|
27
|
0.9
|
6
|
3.26
|
11
|
15
|
30
|
0.9
|
6
|
3.69
|
12
|
20
|
40
|
1.0
|
6
|
5.49
|
13
|
25
|
50
|
1.4
|
6
|
9.58
|
14
|
20
|
60
|
1.4
|
6
|
11.56
|
15
|
50
|
50
|
1.6
|
6
|
87.00
|
16
|
50
|
50
|
2.3
|
6
|
120.60
|
17
|
60
|
30
|
2.3
|
6
|
108.00
|
18
|
60
|
60
|
3.2
|
6
|
198.00
|
19
|
75
|
45
|
3.2
|
6
|
198.00
|
20
|
75
|
75
|
3.2
|
6
|
252.36
|
21
|
50
|
100
|
3.2
|
6
|
252.36
|
Tabel
diatas dapat dijadikan acuan untuk perhitungan kebutuhan besi ( Square
Bar tentunya ).
2.3.4 Kemampuan
las baja struktur
Kebanyakan baja
kontruksi dalam spesifikasi baja ASTM dapat dilas tanpa prosedur khusus.
Kemampuan dilas ( weldblity ) dari
baja adalah ukuran kemudahan menghasilkan sambungan structural yang teguh tanpa
retak . beberapa baja struktur lebih sesuai dilas dari pada yang lain. Prosedur
pengelasan sebaiknya .
Unsur
|
Batas normal
|
Persen yang
memerlukan perlakuan khusus
|
Karbon
|
0,06 - 0,25
|
0,35
|
Mangan
|
0,35 – 0,08
|
1,4
|
Silikon
|
0,10 maks
|
0,3
|
Sulfur
|
0,035 maks
|
0,05
|
Fosfor
|
0,030 maks
|
0,04
|
Tabel II -2
Kemampuan las
Pabrik
baja umuumnya memiliki cacatan lengkap dari kandungan kimiawi baja untuk semua
profil dibuat dari acuan ( ingot ) tertentu. Jika perencanaan hendak mengetahui
kandungan kimiawi dari baja tertentu ia dapat meminta mill tes report, variasi
kandungan kimia di atas harga ideal.Yang mungkin di jumpai dan prosedur
pengelasan khusus harus di lakukan untuk mendapatkan sambungan las
listrik.
2.4
Sambungan
baja
Suatu konstruksi bangunan
baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang digabung membentuk satu kesatuan
bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai macam teknik sambungan untuk mengabungkan beberapa
batang baja membentuk kesatuan kontruksi sesuai kebutuhan (panjang ,lebar,
tebal dan sebagainya ) untuk memudahkan penyetelan . Adapun fungsi / tujuan sambungan
baja antara lain:
a)
Untuk menggabungkan beberapa batang
baja membentuk kesatuan kontruksi sesuai kebutuhan.
b)
Untuk mendapatkan ukuran baja
sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan sebagainya).
c)
Untuk memudahkan penyetelan
kontruksi baja di lapangan.
d)
Untuk memudahkan penggantian bila
suatu bagian / atau barang konstruksi mengalami rusak.
e)
Untuk memberikan kemungkinan adanya
bagian / batang konstruksi yang dapat bergerak, missal peristiwa muai susut
baja akibat perubahan suhu.
2.5
Jenis- Jenis Pengelasan
Proses
pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan energi panas.
Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan
sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi
kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan
yang lainnya. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi
las lebih sederhana dan relatif murah.
2.5.1 Klasifikasi Las Berdasarkan
Sambungan dan Bentuk Alurnya
a)
Sambungan Las Dasar.
Sambungan
las dalam kontruksi baja pada dasarnya dibagi dalam sambungan tumpul, sambungan
T, sambungan sudut dan sambungan tumpang, sambungan dengan penguat dan
smabungan sisi.
Gambar II -12 Sambungan Las Dasar
b)
Sambungan Tumpul
Sambungan
tumpul adalah jenis sambungan yang paling efesien, sambungan ini dibagi lagi
dalam dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi menjadi
sambungan tanpa pelat pembantu yang masih dibagi lagi dalam pelat pembantu yang
turut menjadi bagian dari kontruksi dan pelat pembantu yang hanya sebagai
penolong pada waktu proses pengelasan saja.Bentuk alur dalam sambungan tumpul
mempengaruhi efesiensi pengerjaan, efesiensi. Sambungan
dan jaminan sambungan. Karena itu pemilihan bentuk alur sangat penting, bentuk
dan ukuran alur sambungan datar ini sudah banyak distandarkan dalam standar AWS, BS,
DIN, GOST, JSSC dan
lain-lainnya.Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada
penurunan logam las.Sampai kepada harga yang terendah tidak menurunkan mutu
sambungan. Karena hal ini maka dalam pemilihan bentuk alur diperlukan kemampuan
dan penglaman yang luas. Bentuk-bentuk yang telah distandarkan pada umumnya
hanya meliputi pelaksanaan pengelasan yang sering dilakukan sehingga dalam
pengelasan khusus bentuk alur harus ditentukan sendiri berdasarkan pengalaman
yang dapat dipercaya.
Gambar II-13 Sambungan
Las Tumpul
c)
Sambungan
bentuk T dan silang
Pada
kedua sambungan ini secara garis besar dibagi dalam dua jenis yaitu jenis las
dengan alur dan jenis las sudut, hal-hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul
diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini, dalam pelaksanaan pengelasan
mungkin sekali ada bagian batang yang menghalangi yang dalam hal ini dapat
diatasi dengan memperbesar sudut alur.
Gambar II- 14 Sambungan
Las T dan Silang
d)
Sambungan sudut
Dalam
sambungan ini dapat terjadi penyusunan dalam arah tebal pelat yang dapat
menyebabkan terjadinya retak lamel, hal ini dapat dihindari dengan membuat alur
pada pelat tegak seperti yang terlihat dalam pengelasan yang tidak dapat
dilakukan karena sempitnya ruang maka pelaksanaanya dapat dilakukan dengan
pengelasan tembus atau pengelasan dengan pelat pembantu
Gambar II-15 Sambungan Las Sudut
e) Sambungan Tumpang
Sambungan
tumpang dibagi dalam tiga jenis. Karena sambungan ini efisiensinya rendah maka
jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan penyambungan konstruksi utama.
Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan las sudut, dan las isi.
Gambar II-16 Sambungan Las Tumpang
f)
Sambungan Sisi
Sambungan
sisi dibagi dalam sambungan las dengan alur dan sambungan las ujung. Untuk
jenis yang pertama pada pelatnya harus dibuat alur sedangkan pada jenis kedua
pengelasan dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur. Jenis kedua ini biasanya
hasilnya kurang memuaskan kecuali bila pengelasannya dilakukan dalam posisi datar
dengan aliran listrik yang tinggi.
Gambar II-17 Sambungan Sisi
g) Sambungan dengan pelat penguat
Sambungan
ini dibagi dalam dua jenis yaitu sambungan dengan pelat penguat tunggal dan
dengan pelat penguat ganda. Sambungan ini mirip dengan sambungan tumpang.
Dengan alasan yang sama dengan sambungan tumpang, maka sambungan ini pun jarang
digunakan untuk penyambungan konstruksi utama.
Gambar II-18 Sambungan Dengan Plat
Penguat
2.5.2 Klasifikasi Berdasarkan Cara
Pengelasan
Sebenarnya
banyak cara untuk mengklasifikasikan pengelasan, tetapi karena dalam hal ini
akan di hubungkan dengan benttuk daerah las maka diambil klasifikasi yang
didasarkan atas keadaan yang terjadi pada logam yang di las yaitu cair, padat
dengan tekanan dan lain sebagainya. Berdasarkan ini sambungaan las dapat dapat
dibagi dalam tiga jenis seperti diterangkan dibawah ini.
a) Sambungaan Las Cair
Sambungan
las cair adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi las yang
masih dibagi lagi kedalam elektroda terumpan dan elektroda tak terumpan. Las
busur listrik tangan, las busur listrik dengan pelindung gas dan las busur
listrik terendaam kesemuanya termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda
terumpan. Sedangkan las TIG termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda
tak terumpan.
Gambar II-19 Sambungan
Las Cair
b) Sambungan Las Tekan
Jenis
sambungan yang dapat dilakukan dengan sambungan las tekaan adalah sambungaaan
tumpang, di mana pelaksanaannya dapat berupaa las ledakan, las gesekan atau
friksi las ultrasonic las tekan dingin, lastekan panas dan las resisteansi.
Gambar II- 20 Sambungan Las Tekan
c) Sambungan Patri
Sambungan
patri adalah semacam sambungan las yang menggunakan sifat metalurgi dimana
ligam dapat dipadu pada temperatur yang lebih rendah dari pada temperatur
cairnya. Logam patri biasanya mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada
logam induk dan dibagi dalam dua jenis yaitu logam patri keras dan logam patri
lunak yang dibedakan oleh suhu cairnya.
Gambar II-21 Jenis-jenis Sambungan Las Patri
2.6
Regangan
dan tegangan
Regangan
didefinisikan sebagai perubahan ukuran atau bentuk material dari panjang
awal sebagai hasil dari gaya yang menari
atau yang menekan pada material . Apabila specimen struktur material diikat
pada jepitan mesin penguji dan beban serta penambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka
dapat digambarkan pengamatan pada grafik dimana kordinat menyatakan beban dan
absis menyatakan pertambahan panjang . batasan sifat elastis perbandingan
regangan dan teganngan akan linier akan berahir sama . hubungan getaran dan
regangan tidak lagi linier pada saat material mencapai pada batasan fase sifat
plastik .Tegangan adalah tahanan material terhadap gaya atau beban . Tegangan
diukur dalam gaya perluas . Tegangan normal adalah tegangan yang tegak lurus
terhadap permukaan dimana tegangan tersebut diterapkan . tegangan normal berupa
tarikan atau tekanan . satuan SI untuk
tegangan normal adalahh Newton per meter kuadrat ( N/M²)
Atau pascal ( Pa ) . Tegangan dihasilkan dari gaya
seperti : tarik, tekan atau mendorong,
melintir memotong atau merubah bentuk potongan bahan dengan berbagai cara .
perubahan bentuk yang sering terjadi sangat kecil dab hanya testing
mechine adalah contoh peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
perubahan bentuk yang kecil dari bahan yang dikenai beban . cara lain
untuk mendefinisikan tegangan adalah
menyatakan bahan tegangan adalah jumlah gaya dibagi luas penampang diimana gaya
tersebut bereaksi
Bahan dapat dibebani dengan 3 cara : tarik,tekan,geser
Gambar
II-22 uji tarik tekan geser
2.6.1 Uji tarik
Uji tarik adalah menguji streen strain mecanik yg bertujuan untuk mengetahui kekuatan gaya
bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujjian. Bahan di tarik sampai putus.
Gambar II-23 Pengujian
Tarik
ENGINEERING STRAIN : (REGANGAN )
…………………………………… (2.1)
Lo
= Panjang mula – mula
Li = panjang akhir ( ib atau N )
∆l = pertambahan panang
ℇ =
%
ENGINEERING
STRESS : ( TEGANGAN )
……………………………………………. (2.2)
F
= beban yang diberikan ( ib atau
N )
Ao
= luas penampang beban sebelum dibebani ( in² atau m² )
O = psi, Mpa
2.6.2 Uji tekan
Bahan uji diberikan gay tekan. Rumus tegangan dan
regangan sama dengan yang di pakai pada uji tarik, hanya tanda beban negative (
tekan ) hasil uji akan memberikan harga negative.
Tegangan geser dirumuuskan :
………………………………………….. (2.3)
2.6.3 Uji
geser
Regangan geser dilambangngkan γ merupakan
tangent Ø
Ø
Torsi
Torsi adalah variasi dari gaya geser murni. Bahan uji
diberikan gaya puntir yang akan menimbulkan gaya putar pada sumbu pengerak atau
mesin bor.
Ø
Deformasi elastic
Besaranya bahan
mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada besaranya tegangan. Pada
sebagian besaran mental, tegangan dan regangan proposional dengan hubungan :
………………………………………….. (2.4)
Dikenal dengan HUKUM HOOKE
Untuk logam harga E : 45 X 10⁴
Mpa S/D 40,7 x 10⁴ MPa. Bahan disebut mengalami DEFORMASI
ELASTIS jika tegangan dan regangan besaranya proporsional .
Gambar
II-24 kurva uji
Deformasi elastic adalah tidak permanen, artinya
jika beban dilepaskan maka bahan kembali kbentuk semula.
Ø Derformasi elastic non linear
Mobulus elastisitas dicari dengan modulus tangen
atau modulus scant. Dalam sekala
atom deformasi elastis adalah perubahan jarak antara atom. Jadi besarmodulus
elastic adalah besaranya tahan atom yang berikatan. Pada tegangan geser ,
tegangan dan regangan bias dihubungkan dengan persamaan:
……………………………………. (2.5)
Ø Tegangan
dan regangan sebenarnya
Tegangan dan regangan sebenarnya diukur berdasarkan
luas penampang sebenarnya pada saat diberikan beban :
…………………………………………… (2.6)
…………………………………… (2.7)
ℇτ
Jika
tidak ada perubahan volume :
………………………………….. (2.8)
Untuk beberapa logam dan paduan
,tegangan sebenarnya pada kurva Ò-ℇ pada daerah mulai terjadinya
deformasi plastis kekondisi terjadinya necting ( pengecilan penampang )
dirumuskan :
………………………………… (2.9)
K,n = KONSTAN n <1
Table.
II-3 Nilai
n dan K berbagai bahan logam paduan
BAHAN
|
N
|
k
|
|
Psi
|
Mpa
|
||
Baja
karbon rendah ( Dianil )
|
0,26
|
77.000
|
530
|
Baja
campuran ( Tipe 4340 , Dianil )
|
0,15
|
93.000
|
670
|
Stainless
steel ( Tipe 304, Dianal )
|
0,45
|
185.000
|
1275
|
Almunium ( Dianil )
|
0,20
|
26.000
|
180
|
Almunium
paduan ( Tipe 2024, Perluasan panas )
|
|||
Tembaga
( Dianil )
|
0,16
|
46.000
|
690
|
Tembaga
( Dianil )
|
0,54
|
46.000
|
315
|
Perungu
( 70-cu 30 Zn Dianil )
|
0,49
|
130.00
|
895
|
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Pengambilan
Data
MESIN
BUBUT CNC
|
MULAI
|
PERHITUNGAN KONTRUKSI RANGKA BESI KOTAK
|
KEKUATAN RANGKA BESI KOTAK
|
KEKUATAN LAS
|
HASIL PEHITUNGAN
|
ANALISA & PEMBAHASAN
|
Selesai
|
KESIMPULAN
|
3.2
Bahan dan alat pengujian
3.2.1 Mesin
bubut kayu cnc
Gambar III-1 Mesin bubut cnc
Mesin bubut yang saya analisa adalah mesin bubut
konvensional akan tetapi dirubah kedalam mesin bubut
3.2.2 Mesin
las busur ( las listrik )
Gambar III-
2 Mesin
las busur ( las listrik )
Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam
dengan jalan mengunakan nyala busur listrik yang di arahkan kepermukaan logam
yang akan di sambung .pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan
mencair , demikian juga elektronik yang menghasilkan busur listrik akan mencair
pada uungnya dan merambat terus sampai habis .
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang
akan disambungkan bercampur dan dari kedua logam yang akan disambungkan
kemudian membeku dan tersambunglah kedua bagian tersebut . mesin las busur
listrik dapat mengalirkan listrik yang cukup besar tetapi dengan tegangan yang
aman ( kurang dari 45 volt ) busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi
panas yang cukup tinggi sehingga mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya
arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran
dan type elektroniknya.
Pada busur , sambungan terjadi panas yang di timbulkan
oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektronik . elektronik
atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan
sehinga terjadi sambungan sambungan las . Mula – mula terjadi kontak antara
elektronik dan benda kerja sehinga teradi aliran arus , Kemudian dengan
memisahkan pengantar timbulah busur . Energi listrik diubah menadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 ºc.
Ada beberapa jenis logam yaitu. Elektronik polos.
Elektronik fluks , dan elektronik berlapis tebal . elektronik polos terbatas
penggunaanya antara lain untuk besi tempa dan baa linak . Biasanya digunakan
polaritas langsung . Mutu pengelasanya dapat di tingkatkan dengan memberikan
lapisan fluks yang tipis pada kawat las . fluks dapat membatu melarutkan dan
mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan
komersil.
Elektroda merupakan salah satu komponen yang sangat
penting ketika kita melakukan penyambungan dengan mengunakan mesin las listrik
. dalam elektronik terdapat dua unsur yaitu kawat fluks. Kawat berfungsi
sebagai bahan tambah dan fluks berfungsi sebagai pemantap busur , pelindung
deposit logam dari pengaruh logam luar.
3.2.3 Jenis
– Jenis Mesin gerinda
Karena memiliki banyak kegunaan
mesin ini dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari pekerjaanya yang
dikerjakanya . beberapa jenis tersebut adalah sebagai berikut .
a)
Mesin
gerinda tangan
Gambar III-3
Mesin
gerinda tangan
b)
Mesin
gerinda potong
Gambar
III- 4 Mesin gerinda potong
3.3 Baja
karbon rendah
Rangka
mesin pada sebuah mesin umumnya memiliki fungsi sebagai penahan, penopang dan
dudukan dari semua komponen mesin.
Oleh karena itu konstruksi rangka harus dibuat kokoh dan kuat baik dari segi
bentuk serta dimensinya, sehingga dapat meredam getaran yang timbul pada saat
mesin bekerja. Bahan yang digunakan untuk membuat rangka kaki meja mesin bubut CNC yang mampu las komposisi baja
tersebut adalah C ≤ 23% S ≤ 0,04%. Baja yang tidak mengandung unsur silain si dan Mn di sebut baja lunak ( Ms =
Mild steel ). Unsur-unsur kimia yang mempengaruhi sifat mampu las suatu
bahan yaitu:
Silikon
(Si) :
Menambah kekerasan dan kekuatan
Fosfor
(P) :
Menambah kekerasan dan kekuatan
Karbon
(C) :
Elemen utama untuk hardening. Semakin tinggi presentase
C sifat mampu lasnya menurun.
Mangan (Mn) : Menambahkan
hardenability dan strenght Mn >0.3 % menyebabkan porosity ,retak Mn >0.8 % benda kerja cenderung retak.
Belarang (S) :
Kadar
S tinggi akan menurunkan sifat mampu las.
Tembaga (Cu) :
logam
lasan yang mengandung 0,15-1,5 % Cu akan menambahkan ketahanan terhadap korosi tetapi Cu
> 0,5 %
akan menurunkan sifat mekanik ,terutama jika baja mengalami perlakuan panas.
3.4 Jenis
– jenis Alat
alat ukur yang digunakan
3.4.1 Pengaris siku
Gambar III-5 Mistar / pengaris siku
Pengaris siku ini dapat menentukan siku atau tidaknya
sebuah sudutnya benda yg akan di gunakan, karna pengaris siku ini mempunyai
sudut 90º jika sebuah besi kotak yg akan di rangkai tidak mempunyai titik sudut
siku makan akan terlihat celah di sudut pertemuan besi kotak dan alat ini mampu
mengukut dengan ketelitin hingga 1mm.
3.4.2 Jangka sorong
Gambar III-6 jangka sorong
Ø Fungsi Jangka
Sorong
Selanjutnya adalah untuk mengukur
dimeter dalam suatu benda. Tentunya benda- benda yang memiliki diametir adalah
benda yang mberbentuk bulat atau bola serta elips. Dengan cara menjepitkan
lengan capit yang dimiliki oleh jangka sorong pada benda tersebbut secara tepat
maka ukuran yang dimiliki benda akan tertera dengang jelas dan tepat .
Fungsi jangka sorong laianya adalah
sebagai alat ukur ketebalan atau kedalaman suatu benda. Ukuran yang detail akan
selalu ditunjukan oleh jangka sorong melalui garis skalanya. Dalam pengukuran
ketebalan dan kedalaman anda hanya harus mengapitkan lengan penguku pada benda
tersebut. Benda yang diukur biasanya berupa piston atau silinder yang akan
digunakan menjadi salah satu partikel mesin.
Ø Tata Cara Menggunakan Jangka
Sorong
Berikut
cara dalam menggunakan jangka sorong yang diikuti dalam beberapa langkah antara
lain sebagai berikut,..
·
Awal persiapan, kendurkan baut pengunci
dan geser rahang geser untuk menguji apakah rahang geser bekerja dengan baik.
Jangan ketika rahang tertutup harus dalam keadaan atau menunjukkan angka nol.
Jika tidak, atur ke angka nol.
·
Selanjutnya, membersihkan permukaan
benda dan permukaan rahang untuk tidak ada benda yang menempel yang bisa
menyebabkan keselahan pengukuran.
·
Tutup rahang sampai mengapit benda yang diukur.
Tentukan posisi benda sesuai pengukuran yang diambil. Selanjutnya tinggal
membaca skalanya.
Ø Cara Menggunakan Jangka Sorong
untuk Menghitung dan Mengukur Diamate r:
Cara
menggunakannya adalah dengan rapatkan rahang atas lalu ditempatkan benda yang
ingin diukur diameternya. Taring rahang geser sampai kedua rahang menempek dan
menekan bagian dalam benda. Pastikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak
lurus dengan skala, maksudnya benda jangan sampai lurung.
Ø Cara Menggunakan Jangka Sorong
untuk Mengukur Kedalaman
Cara menggunakan jangka sorong untuk
menghitung/mengukur kedalaman adalah dengan menempatkan benda yang ingin diukur
kedalamannya pada tangkai ukur.
Taring rahang geser sampai dengan menyentuk permukaan dalam (dasar lubang).
Usahakan agar benda yang diukur kedalamannya dalam keadaan statis (tidak
bergeser).
Ø Cara Membaca Jangka Sorong
Lihat skala utama, lihat nilai yang terukur lurus
dengan angka nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan
garis skala utama bisa juga tidak. Jika tidak, gunakan nilai skala utama yang
terdekat di kirinya. Di tahap ini anda akan mendapatkan ketelitian sampai 1
mm. Lihat skala nonius, carilah angka di skala nonius yang berhimpit
dengan garis di skala utama. Pengukuran ini mempunyai ketelitian hingga 0,1
mm.
Jumlahkan.
Lingkaran biru :5.3 “ sekian “cm sekian akan kita dapat
di lingkaran “merah”
Lingkaran merah 5
Jadi hasilnya =
5,35 cm
Saat ini ada juga jangka sorong mengunakan digital .cara
mrngunakan jangka sorong ini sangat mudah tidak mengapitkan di antara rahang
tetap dan rahang geser dan layar digital menghasilkan digital akan menghasilkan
hasilkan secara akurat .
Ø Tingkat
ketelitian jangka sorong
Tingkat ketelitian
dari jangka sorong tergantung pada banyaknya pembagian dari skala vernier-nya.
Pembagian ini umumnya sebanya 10,50 atau 100 skala .pembagian 10 skala akan
menghasilkan 0,1 cm di bagi 10 = 0,01 cm. Sehingga jangka sorong iku memiliki
tingkat ketelitian 0,01 cm. Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,1 mm. Mempunyai
selisih antara x dan n sebesar 0,1 mm. Besaranya x =1 mm, sedangkan n dicari
dengan rumus : n = panjang skala (SU)
sebagai dengan jumlah strip pada skala nonious skala vernier (SU) Mistar geser
dengan ketelitian 0,1 mm mempunyai jumlah strip pada skla nonius sebesar 10
strip (divisi ). Dengan demikian n dicari dengan cara n = 9/10 = 0,9 mmi = x-n
= 1-0,9=0,1 mm. jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 0,1 mm
Mistar geser dengan ketelitian 0,05mm. Mistar geser
dengan tingkat ketelitian 0,05 mempunyai selisih antara x dan n sebesar 0,1
mm. Besarnya x 1 mm, sedangkan n dapat dicari dengan rumuus : n = panjang skala
utama (SU) dibagi dengan jumlah strip pada nonius atau skala vernier (SV) .
Mister geser dengan ketelitian 0,05 mm mempunyai strip
pada skala nonius sebesar 20 strip (divisi). Dengan demikian n dapat dicari
dengan berikut : n = 19/20 = 0,95 mmi =
x – n = 1-0,95 = 0,05 mm .jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 0,02 mm.
Mistar geser dengan ketelitian 0,02mm. Mistar geser
dengan tingkat ketelitian 0,02 mempunyai selisih antara x dan n sebesar 0,2
mm. Besarnya x 1 mm, sedangkan n dapat dicari dengan rumuus : n = panjang skala
utama (SU) dibagi dengan jumlah strip pada nonius atau skala vernier (SV) .
Mister geser dengan ketelitian 0,02 mm mempunyai strip
pada skala nonius sebesar 50 strip (divisi). Dengan demikian n dapat dicari
dengan berikut : n = 49/50 = 0,98 mmi =
x – n = 1-0,98 = 0,02 mm .jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 1/128 mm.
Mistar geser dengan ketelitian 1/128 inci. Skala utamanya
setiap inci dibagi menjjadi 16 bagian, berarti satu bagian skala utama ( x )
nilainya sma dengan 1/16 inci. Pada skala noniusnya dibagi 8 bagian.
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
mempunyai selisih antara medan n sebesar 1/128 inci besaranya 1/10 inci.
Sedangkan n dapat di cari dengan rumus : n = panang skala utama (SU) dibagi
dengan jumlah strip pada skala nonius atau skala vernier (SU) dibagi dengan
jumlah strip pada skla nonius atau skala vernier (SV). Panjang skala utama
dihutung mulai garis nol smpai garis terahir pada skala nonius yaitu :/16 inci
dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut : n = 7/16
=7/8x1/128=7/128 i = x –n =1/16 – 7/128 =8/128 – 7/128 = 1/128 jadi tingkat
ketelitian mistar geser (i) 1/128 inci.
3.5
Rumus
–rumus yg di gunakan dalam perhitungan
i.
Momen
momen yang terjadi
Ø Momen
Tegangan Tarik Maksimum
·
I =
Ø Bahan
Rangka Dari St 50, S30c Dengan Tegangan
·
ii.
Reaksi
di titik A dan B
·
-
F . 0,5 L +
.
L = 0
iii.
Momen
lentur yang terjadi pada rangka
·
=
x X
iv.
Perhitungan
kekuatan las pada rangka
·
W
BAB
IV
ANALISA
& PERHITUNGAN
4.1
Perhitungan
Kontruksi rangka
uji di desain yang difungsikan untuk menahan beban ( komponen ) yang
ditempatkan diatasnya . Rangka yang digunakan untuk alat uji mengunakan profil
segi empat berongga (Hollow rectangle) dengan jenis St 37 yang mempunyai :
Tegangan tarik bahan (αt) =
500 x 10⁶ kg/m²
Tegangan geser bahan (αg) = 500 x 10⁶x0,6 = 300 x10⁶ kg/m²
Dengan ukuran 50 mm x 50mm x 5 mm.
Besar beban yang ditumpu oleh rangka tersebut dihitungg
dari berat komponen – komponen yang dipasang diatanya .Karena adanya pembebanan
diatasnya, maka rangka tersebut akan mengalami kelenturan. Adapun pembenana
pada rangka atas dianggap sebagai beban balok yangg di jepit. Besarnya lenturan
dapat diketahui setelah didapat besar harga reaksi pada ujung kedua tumpuhan A
dan B .
Gmbar
IV. 1 Besi Kotak 50 x 50
Tabel IV -1 Batas tekanan dari dudukan
Bahan
|
Batas tekanan dudukan
|
Baja St37, S20C
|
30
|
Baja St50, S30C
|
50
|
Baja C45 (ditemper), S45C
|
90
|
Besi cor GG22, FC20
|
100
|
Paduan magnesium-alumunium GD
A19
|
20
|
Paduan magnesium-alumunium GK
A19
|
20
|
GK AISi6Cu4
|
30
|
4.2
Perhitungan tegangan tarik yang terjadi pada rangka
Ø Bahan
rangka dari besi St50, S30c dengan tegangan tarik maksimum adalah 50 kg /
, sehingga tegangan ijin bahan adalah
Dimana ;
St 50
faktor keamanan bahan
faktor keamanan akibat tegangan tarik
Maka ;
=
=
= 4,1
kg /
4.3
Perhitungan akibat beban yang terjadi
Adapun beban yaitu
terjadi pada rangka ditumpu oleh empat kaki, dua kaki rangka depan menumpu
beban lebih besar. Sedangkan dua kali rangka lainya diasumsikan menumpu beban
yang sma dengan kaki rangka depan. Jadi beban – beban yang diterima rangka
dibagi dua .
Besaranya beban
total berupa berat mesin bubut diukur seberat 200 berat mesin bubut tersebut di
asumsikan terbagi merata pada 4 buah
kaki, jadi beban yang ditumpu oleh kontruksi meja memanjang 1.6 m diperlihatkan
pada dibawah ini :
4.4
Reaksi di titik A dan B
Karena beban
terdistribusi merata pada pusat tekanan ditengan kaki memanjang meja maka :
Gmbar IV. 2 Gaya geser yang terjadi
§ Gaya geser yang terjadi pada rangaka dapat dihitung
dengan ;
= 100 kg
= 100 kg
4.5
Adapun momen lentur yang terjadi pada rangka adalah
· Daerah
1
Gambar
IV. 3
Momen lentur daerah satu
Momen lentur yang terjadi pada rangka dapat dihitung dengan ;
=
Jika X = 0,
=
=
=
Jika
X = 400,
=
=
=
§ Daerah
2
Gambar IV. 4 Momen lentur daerah
dua
=
Jika X = 800
Maka ;
=
=
=
Gambar IV. 5 Momen lentur
4.6
Pehitungan kekuatan las pada rangka
Gambar
IV. 6 penampang sambungan las
Pada kontruksi
rangka meja mesin bubut ini menggunakan
profil besi kotak dengan ukuran 50 mm x 50 mmdan tebal bahan tersebut 5
mm. Bahan rangka dari bahan St 50. Tarik sebesar (
= 360 x
kg /
. Tegangan bahan (
= 360 x
x 0.6 kg /
= 216 x
kg /
.
Pada pengelasan kontruksi rangka meja mesin bubut ini
menggunakan elektroda jenis AWS E6001 dengan data-data sebagai berikut ;
·
Tegangan
tarik
= 43,6 x
kg /
·
Tegangan
geser izin
= (43,6 x
kg /
) x ( 0.6)
=
26 x
Pada sambungan tersebut bekerja gaya (F) dan momen (M) maka rumus yang
digunakan adalah ;
W
Dimana ;
F = 200 kg = 20000 (N)
L = 300 mm
a = Lebar pengelasan (mm) = 5 mm
l =
panjang las
A= Luas penampang (
)
= 2.5.50
= 500 mm
Maka ;
M = F . L
= 2000 N x 300
mm
= 600000
Nmm
W = A
=
500
= 4166. mm
Maka tegangan yang terjadi adalah ;
Maka
;
=
=
= 20.5+
5.71
= 26.21 N /
Pada
hasil perhitungan diatas tegangan yang
terjadi pada bahan yaitu 206289 N /
sedangkan tegangan yang di izinkan adalah 260 x
N /
karena tegangan yang terjadi lebih kecil, maka
dapat dinyatakan baik dan aman untuk
dipergunakan pada kontruksi tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dengan
material baja St 50 , kontruksi yang dipakai adalah Profil segi empat dengan
Dimensi 50 x 50 x 5mm
mengunakan Besi Baja dengan pengelasan AWS ( E06011).
Dari segi pengelasanya tegangan tarik dan tegangan geser yang diizinkan pada
pengelasan. Besaranya tegangan geser dan
tegangan tarik dari hasil perhitungan
(
si
= 26.21 N /
) .
Sehingga pengelasan tersebut aman dan memenuhi syarat untuk menahan beban dari
tota keseluruhan meain CNC.
-->
-->
Posting Komentar untuk "PERHITUNGAN KONTRUKSI RANGKA BESI KOTAK UNTUK MESIN BUBUT KAYU CNC"