Tugas Analisa Jabatan
analisa jabatan |
Aalisa Jabatan pdf
Setiap
organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut di raih dengan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada. Kendati
berbagai sumber daya yang ada penting bagi organisasi, satu-satunya factor yang
menunjukkan keunggulan kompetitif potensial adalah sumber daya manusia dan
bagaimana sumber daya itu dikelola. (Henry Simamora,
2006;4)
Manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) bukanlah sesuatu yang baru dilingkungan suatu
organisasi, khususnya dibidang bisnis yang disebut perusahaan. Bersamaan dengan
kecenderungan manusia untuk bekerjasama di dalam organisasi itu, telah
berlangsung juga perilaku manusia untuk memanfaatkan atau mendayagunakan
manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan. Usaha itulah dalam abad modern
sekarang ini yang disebut manajemen.
Sebagaimana
diketahui bahwa suatu organisasi terdiri dari orang-orang yang memiliki
keinginan dan tujuan. Suatu organisasi juga terdiri dari departemen yang
dipimpin oleh seseorang dan dibantu oleh beberapa staf. Oleh
karena itu agar setiap orang didalam organisasi dapat memahami tugas
dan kewajibannya maka perlu dibuat suatu haluan pekerjaan. Haluan pekerjaan
tersebut sering disebut dengan Job Analysis (Analisis Jabatan).
Analisis
jabatan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan bentuk pekerjaan dan orang yang dibutuhkan pada pekerjaan tersebut. Gary Dessler (2003;116) beberapa
informasi yang didapat dari analisis jabatan adalah sebagai berikut:
aktifitas pekerjaan, perilaku manusia, mesin perangkat, peralatan dan
bantuan pekerjaan, standar prestasi, konteks pekerjaan, serta persyaratan
manusia. Dengan demikian analisis jabatan merupakan suatu kegiatan untuk
menentukan pekerjaan dan orang yang pantas untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Analisis jabatan merupakan acuan bagi suatu organisasi untuk menentukan
pekerjaan dan orang yang dibutuhkan. Harapannya adalah dengan adanya analisis
jabatan maka setiap anggota organisasi dapat memahami apa hak dan kewajiban
mereka.
Tanpa
pengetahuan yang memadai tentang apa yang dilakukan oleh para karyawan atas pekerjaanya,
organisasi tidak akan membentuk prosedur sumber daya manusia yang efektif untuk
memilih ,mempromosikan,melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada
karyawan (Henry Simamora, 2006;77).
Hal ini mengkibatkan pengkajian dan pemahaman pekerjaan melalui proses yang
disebut analisis pekerjaan merupakan bagian vital dari setiap program manajemen
sumber daya manusia.
Analisis
jabatan memang sangat penting dalam organisasi untuk menempatkan orang pada
suatu jabatan/pekerjaan tertentu. Namun kenyataannya ada organisasi tidak
merasa perlu untuk menbuat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan karena
beranggapan bahwa semua karyawan pasti tahu apa yang akan di kerjakan. Hal ini
membuat kegundahan yang sangat mendalam pada karyawan karena merasa pekerjaan
yang dijalaninya tidak sesuai dengan apa yang di bayangkan,selain itu karyawan
terkadang merasa tidak menemukan kecocokan antara pekerjaan dengan
kepribadiannya sehingga evaluasi karirnya juga menunjukkan hasil yang tidak
maksimal.kenyataan tersebut mungkin tidak asing karena hal ini dianggap wajar
mengingat bahwa di masa krisis seperti sekarang ini banyak perusahaan yang
melakukan efesiensi dengan mempekerjakan satu orang untuk beberapa bidang
pekerjaan sekaligus. Sehingga sulit membuat uraian jabatan karena nama jabatan
sering tidak nyambung dengan pekerjaan sehari-hari. Apalagi perusahaan masih
tetap survive meskipun tanpa uraian jabatan secara tertulis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Definisi Analisi Jabatan ?
2. Apakah
Tujuan Analisis Jabatan Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan ?
3. Apakah Metode dan Proses Pengumpulan Informasi Analisa Jabatan ?
4. Apakah Teknik Melakukan Analisis Jabatan ?
5. Bagaimanakah Proses
Analisis Pekerjaan ?
6. Apakah
Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan ?
1.3 Tujuan
Masalah
Tujuan penyusun dalam
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui secara umum konsep analisis
jabatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Definisi
Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Menurut Hasibuan Malayu (2007:
10) pengertian MSDM adalah sebagai berikut: “Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.
Analisis
Jabatan merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan atau pedoman bagi
penerimaan dan penempatan karyawan. Dengan demikian kagiatan perencanaan SDM
tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis jabatan adalah kegiatan untuk
memberikan analisis pada setiap jabatan/pekerjaan, sehingga dengan demikian
akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan tertentu.
Analisis
jabatan secara sistematik meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi
dan mengorganisasikan pekerjaan/jabatan. Informasi yang dikumpulkan melalui
analisis jabatan berperan penting dalam perencanaan SDM kerena menyediakan data
tentang kondisi kepegawaian dan lingkungan kerja.
Analisis
jabatan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Edwin Flippo (1994), “Analisis jabatan
adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo menekankan
bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan, yaitu mengumpulkan
informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan mempelajarinya
lebih mendalam.
Uraian
Jabatan (Job Description) dan Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
Dalam
organisasi terdapat posisi yang harus diisi melalui pekerjaan yang ada.posisi
pekerjaan yang sudah ada biasa diketahui lewat lowongan-lowongan
perusahaan.Depertemen sumber daya manusia harus memahami bahwa untuk memelihara
koordinasi pekerjaan maka pengetahuan tentang analisis jabatan dan desain
pekerjaan tidak boleh dilewatkan.
Untuk
meraih kualitas kerja yang tinggi,organisasi harus memahami dan menyerasikan
permintaan kerja dan individu.Hal ini disebut analisis jabatan atau analisis
pengetahuan pada susunan kepegawaian,pelatihan,penilaian kinerja,dan kegiatan
sumber daya manusia lainya.sebagai contoh evaluasi penyelia pada pekerjaan
karyawan harus didasarkan pada kinerja dan tuntutan kerja. Pada perusahaan
kecil,manajer garis mungkin melaksanakan analisa jabatan,tapi biasanya
pekerjaan selesai oleh seorang professional sumber daya manusia. Beberapa organisasi
besar mungkin mempunyai department manajement kompensasi yang di dalamnya
termasuk analisis jabatan.
Job
Description
Job
description berisi informasi pengidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban – kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan
atau informasi mengenai standar – standar pekerjaan.
Job
Classification
Job
classification adalah penyusutan pekerjaan – pekerjaan ke dalam kelas – kelas,
kelompok – kelompok, atau jenis – jenis berdasarkan rencana sistematika
tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis
kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang di dasarkan pada teknologi, dan
tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada prilaku manusia.
Henry Simamora (2006)
menyatakan bahwa analisa jabatan dilakukan setelah pekerjaan dirancang,
karyawan dilatih untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Ada 3 alasan
analisa jabatan dilakukan :
1.
Pada saat organisasi pertama kali di
bentuk dan analisa pertama kali dilakukan ;
2.
Pada saat dibuat pekerjaan baru ;
3.
Pada saat pekerjaan berubah secara
signifikan akibat metode baru, prosedur baru, dan teknologi baru.
Pada
intinya analisa jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu
pekerjaan tertentu sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pengalaman dalam
melakukan suatu pekerjaan. Jadi dalam hal ini dapat menghindari hal-hal yang
kurang menguntungkan bagi perusahaan ,seperti seringnya mengganti atau
menempatkan orang yang kurang tepat untuk suatu jabatan di dalam organisasi/peruhasaan.
Analisis pekerjaan/jabatan menurut Hadari Nawawi (2005, h.104) dari
berbagai sumber diartikan :
a.
Proses menghimpun informasi mengenai setiap
jabatan/pekerjaan, yang berguna untuk mewujudkan tujuan bisnis sebuah
perusahaan.
b.
Proses menghimpun dan mempelajari berbagai informasi,
yang berhubungan dengan pekerjaan secara operasional dan tanggung jawabnya.
c.
Kegiatan menghimpun dan menyusun informsi berkenaan
dengan tugas-tugas, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya yang bersifat khusus.
Menurut
Gary Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan
prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus
dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk
posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan
untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan
spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan
tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler penyelia atau spesialis dalam sumber
daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis
pekerjaan,
1.
aktivitas pekerjaan,
2.
perilaku manusia,
3.
mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan
pekerjaan,
4.
standar prestasi,
5.
konteks pekerjaan, dan
6.
persyaratan manusia.
2.2 Tujuan
Analisis Jabatan
Analisis
jabatan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada
beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.
Adapun tujuan analisis
jabatan yaitu,
1)
Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang
tepat,
2)
Memberikan kepuasan pada diri tenaga
kerja,
3)
Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang
kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan
menurut Edwin Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti
uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut,
1) Pengabsahan
atas prosedur-prosedur pengangkatan,
2) Pelatihan,
3) Evaluasi
pekerjaan,
4) Penilaian
prestasi
5) Pengembangan
karir,
6) Organisasi,
7) Perkenalan,
8) Penyuluhan,
9) Hubungan
perburuhanm dan
10) Penataan
kembali pekerjaan.
Sebuah
penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan
bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja
(75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai
personalia (60%), pemindahan dan promosi
(70%),
pengorganisasian
(50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
Analisis
jabatan merupakan prosedur dalam menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan
dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakann untuk jabatan
itu. Analisis menghasilkan informasi tentang tuntutan jabaataan yang
selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan yang selanjutnya
digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan (job description) dan spesifikasih
jabatan (job spesification).Bahasa tentang uraian jabatan dan spesifikasi
jabatan akan dibahas pada subbahasan selanjutnya.
Disebutkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 TAHUN 2012
Tentang Analisis Jabatan Dilingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah pada BAB II Pasal 3, bahwa Tujuan analisis
jabatan untuk penyusunan kebijakan program –program Seperti:
a.
Pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan.
b.
Perencanaan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan; dan
c.
Evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan
kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan kebutuhan pendidikan
dan pelatihan.
Henry Simamora (2006) menyatakan bahwa analisa
jabatan dilakukan setelah pekerjaan dirancang, karyawan dilatih untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Ada 3 alasan analisa jabatan
dilakukan :
1.
Pada saat organisasi pertama kali di
bentuk dan analisa pertama kali dilakukan ;
2.
Pada saat dibuat pekerjaan baru ;
3.
Pada saat pekerjaan berubah secara
signifikan akibat metode baru, prosedur baru, dan teknologi baru.
Pada
intinya analisa jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu
pekerjaan tertentu sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pengalaman dalam
melakukan suatu pekerjaan. Jadi dalam hal ini dapat menghindari hal-hal yang
kurang menguntungkan bagi perusahaan ,seperti
seringnya mengganti atau menempatkan orang
yang kurang tepat untuk suatu jabatan di dalam organisasi/peruhasaan.
2.3 Manfaat
Analisa Jabatan
Gambar. Kegunaan dari informasi
analisis jabatan
1.
Perekrutan
dan seleksi
Analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa
yang dibawa oleh jabatan dan karakteristik manusiawi apakah yang dituntut untuk
melaksanakan kegiatan ini. Informasi uraian jabatan dan spesifikasi jabatan
seperti itu digunakan untuk memutuskan orang macam apakah yang akan direkrut
dan dipekerjakan.
2. Kompensasi
Informasi analisis jabatan juga hakiki untuk memperkirakan nilai dan konpensasi yang tepat untuk masing-masing jabatan. Ini disebabkan karena konpensasi (seperti gaji dan bonus) biasanya tergantung pada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dituntut dari suatu jabatan, risiko keselamatan, tingkat tanggungjawab dan lain-lain sampai semua faktor yang dinilai melalui analisis jabatan. Kita juga akan lihat bahwa banyak majikan mengklasifikasikan jabatan kedalam kategori-kategori (seperti sekretaris III dan VI ), dan analisis jabatan menyajikan informasi untuk menentukan nilai relatif dari masing-masing jabatan sehingga setiap jabatan dapat diklasifikasi.
3. Penilaian kinerja
Suatu
penilaiankinerja membandingkan setiap kinerja aktual dari masing-masing
karyawan dengan standar kinerjanya. Sering melalui analisis jabtan para ahli
tersebut dapat menentukan standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk
dilaksanakan.
4. Pelatihan
Informasi jabatan juga digunakan untuk merancang progam pelatihan dan pengembangan karena analisis dan uraian jabatan yang dihasilkan menunjukkan ketrampilan dan oleh karena itu pelatihan dituntut.
5. Menentukan kewajiban yang tidak ditugaskan
Analisis
pekerjaan juga dapat membantu mengungkapkan kewajiban yang belum ditugaskan.
Sebagai contoh, manajer produksi perusahaan anda mengatakan bahwa Ia
bertanggungjawab untuk selusin kewajiban, seperti penjadwalan produksi dan
pembelian bahan mentah. Namun, mengatur persediaan bahan mentah bukanlah
tugasnya. Pada studi selanjutnya, anda mengetahui bahwa tidak satu pun dari
orang produksi lainnya yang bertanggungjawab untuk mengaur persediaan bahan
mentah. Anda menetahui dari tinjauan pekerjaan lain yang serupa bahwa harus ada
seseorang yang mengatur persediaan anda telah mengungkapkan kewajiban yang
belum ditugaskan, untunglah ada analisis pekerjaan.
6.
Memenuhi
EEO
Analisis
pekerjaan juga memainkan peran besar dalam memenuhi EEO. Pedoman seleksi
karyawan yang seragam kantor federal AS menetapkan bahwa analisis pekerjaan
adalah langkah penting dalam memvalidasi semua aktivitas para personil. Sebagai
contoh, para pengusaha harus mampu memperlihatkan bahwa kriteria seleksi dan
prestasi pekerjaannya benar-benar berhubungan. Tentu saja, hal ini membutuhkan
pengetahuan tentang apa yang diminta pekerjaan itu, yang hanya dapat diketahui
melalui analisis pekerjaan,
Henry Simamora (2006: 83-84) menyebutkan
manfaat dari analisis pekerjaan adalah membantu dalam mengkomunikasikan harapan
sebuah pekerjaan terhadap si pemegang jabatan, penyela dan rekan sejawatnya.
Dengan menjabarkan apa yang dibutuhkan, bagaimana kualifikasi orang yang akan
memegangnya, kapan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan pekerjaan baru itu
dan bagaimana syarat-syarat yang akan dibutuhkan maka akan terjadi efisiansi
pemakaian tenaga kerja dan optimalisasi produktivitas. Secata lebih rinci Simamora menjelaskan setidaknya terdapat
9 manfaat dari analis pekerjaan yaitu :
1.
Analisis Penyusunan Kepegawaian
Dalam
analisis penyusunan kepegawaian, seorang manajer akan mencari informasi tentang
pekerjaan dan mengolahnya guna menyusun struktur kepegawaian, sehingga
pendayagunaan para karyawan akan lebih optimal,
2.
Desain Organisasi
Analisis
pekerjaan bisa menjadi sejenis audit dalam suatu organisasi. Simamora (2006:
84) menyebutkan bahwa analisis pekerjaan sering diaplikasikan dalam desain dan
redesain pekerjaan tertentu serta pekerjaan terkait lainnya yang tujuannya
adalah untuk menciptakan perubahan perilaku organisasional yang signifikan,
3.
Redesain Pekerjaan
Suatu
pekerjaan dapat dikaji atau dikaji ulang ketika pekerjaan itu telah dipakai
untuk meningkatkan metode pekerjaan, mengurangi kesalahan, mengeliminasi
penanganan yang tidak perlu dan duplikasi upya, menurangi kelelahan,
meningkatkan tanggungjawab dan akhirnya memperbaiki kinerja pegawai ;
4.
Telaah dan Perencanaan Kinerja
Analisis
pekerjaan menciptakan informasi, perencanaan dan evaluasi kinerja lebih akurat
dan hal itu merupakan hal yang bersifat fundamental,
5.
Suksesi Manajemen
Kesuksesan
manajemen tidak lepas dan analisis jabatan karena profil pekerjaan yang dibuat
akan menentukan apa saja aktifitas utama, persyaratan kualifikasi dari pekerja
dan pertanggungjawaban dari setiap pekerja. Profil posisi menentukan aktifitas
dan kualifikasi yang dikehendaki serta mencari penerus untuk posisi tersebut
apabila mereka keluar dari organisasi itu,
6.
Pelatihan dan Pengembangan
Lewat
analisa jabatan, program pelatihan dan pengembangan dari setiap lini dan
lapisan organisasi akan mudah ditentukan. Deskripsi tugas pekerjaan merupakan
materi yang membantu pembuatan isi program pelatihan,
7.
Jalur Karir
Jalur
karir merupakan penjabaran secara eksplisit dari urusan alternative pekerjaan
yang dapat diduduki oleh seorang individu dalam suatu karir organisasional.
Ketika karyawan memiliki informasi tentang persyaratan pekerjaan, maka akan
memungkinkan karyawan akan memiliki perencanaan karir yang baik,
8.
Kriteria Seleksi
Output
dari analisa jabatan akan menjadi dasar kriteria seleksi karyawan baik pada
awal rekrutmen maupun ketika akan dipromosikan atau penugasan selanjutnya,
9.
Evaluasi Pekerjaan
Analisis
jabatan memberikan deskripsi atau gambaran tentang suatu pekerjaan atau
langsung pada penelitian terhadap system yang ada. Sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana kekuatan dan kelemahan dari suatu orgnisasi.
2.4 Langkah
– langkah dalam Analisis Jabatan
Proses dalam menganalisis pekerjaan melalui langkah – langkah sebagai berikut.
1.
Menentukan penggunaan hasil informasi
analisisis pekerjaan
Artinya
penganalisis harus mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil
informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan di gunakan untuk
menentukan jenis data yang akan di kumpulkan dan teknik pengumpulan datanya.
2.
Mengumpulkan informasi tentang
latar belakang
Artinya penganalisis
harus mengumpulkan dan mengkualifikasi data, meninjau informasi latar belakang
seperti bagan organisasi, bagan proses, dan uraian pekerjaan.
3.
Menyeleksi muwakal jabatan yang
akan dianalisis
Artinya penganalisis
harus memilih beberapa muwakal jabatan untuk di analisis. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak pekerjaan yang akan di
analisis.
4.
Mengumpulkan Informasi analisis pekerjaan
Artinya penganalisis
kemudian mengadakan analisis pekerjaan secara actual dengan menghimpun data
tetang aktivitas pekerjaan, peilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja,
dan syarat – syarat personel yang akan melaksanakan pekerjaan.
5.
Meninjau Informasi dengan pihak – pihak yang
berkepentingan
Artinya
analisis pekerjaan menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan,
Informasi hendaknya diverikasidengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan
itu serta atasan langsung karyawan bersangkutan.
6.
Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan
Artinya
penganalisis pekerjaan kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan dan
evaluasi pekerjaan.
7.
Meramalkan perhitungan perkemmbangan
perusahaan
Artinya penganalisis
harus juga memperhitungkan atau meramalkan perkembanggan uraian pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan apakah di kemudian haridi perlukan pengayaan pekerjaan,
perluasan pekerjaan, penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan.
METODE MENGUMPULKAN INFORMASI
ANALISIS PEKERJAAN
Gary Dessler (1997:93)
menjelaskan bahwa terdapat metode dalam mengumpulkan informasi analisis
jabatan, yaitu:
1)
Wawancara
Tiga
jenis wawancara digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan wawancara
individual dengan masing-masing karyawan, wawancara kelompok dengan kelompok
karyawan yang memilki jabatan yang sama, dan wawancara penyelia dengan satu
atau lebih penyelia yang benar-benar berpengetahuan tentang jabatan dengan
pekerjaan yang dianalisis. Wawancara kelompok digunakan bila sejumlah besar
karyawan menjalankan pekerjaan yang sama identik, dan itu dapat menjadi cara
yang cepat dan murah untuk belajar tentang pekerjaan. Sebagai suatu aturan,
penyelia langsung karyawan akan mengikuti sesi kelompok, jika tidak, anda
hendaknya mewawanarai penyelia secara terpisah untuk mendapatkan perpektif
pribadi tentang tugas dan tanggung jawab jabatan.
Wawancara
apa pun yang anda gunakan, peserta wawancara hendaknya sepenunhya memahami
alasan untuk wawancara, karena ada sesuatu kecenderungan untuk wawancara
semacam itu disalahtafsirkan sebagai penialaan efisiensi. Bila demikian, para
peserta wawancara mungkin tidak ingin menguraikan jabatan mereka atau pekerjaan
bawahan mereka secara cermat.
Pro dan kontra, Wawancara kiranya metode yang paling banyak digunakan untuk menetapkan tugas dan tanggung jawab jabatan, dan penggunaanya yang luas mencerminkan keunggulanya. Paling penting, wawancara memungkinkan pekerja untuk melaporkan aktivitas dan perilaku yang mungkin menjadi jelas dan tidak sebaliknya. Sebagai contoh, aktivitas penting yang hanya kadang-kadang terjadi atau komunikasi informal yang tidak akan menjadi jelas dari bagan organisasi dapat digali oleh seseorang pewawancara yang terampil. Wawancara juga memberikan suatu peluang untuk menjelaskan kebutuhan akan fungsi dari analisis jabatan, dan itu dapat memungkinkan peserta wawancara melepaskan kekecewaan atau pandangan yang mungkin sebaiknya tidak diperhatikan oleh manajemen. Wawancara juga adalah cara yang relatif sederhana dan cepat untuk mengumpulkan informasi.
Pro dan kontra, Wawancara kiranya metode yang paling banyak digunakan untuk menetapkan tugas dan tanggung jawab jabatan, dan penggunaanya yang luas mencerminkan keunggulanya. Paling penting, wawancara memungkinkan pekerja untuk melaporkan aktivitas dan perilaku yang mungkin menjadi jelas dan tidak sebaliknya. Sebagai contoh, aktivitas penting yang hanya kadang-kadang terjadi atau komunikasi informal yang tidak akan menjadi jelas dari bagan organisasi dapat digali oleh seseorang pewawancara yang terampil. Wawancara juga memberikan suatu peluang untuk menjelaskan kebutuhan akan fungsi dari analisis jabatan, dan itu dapat memungkinkan peserta wawancara melepaskan kekecewaan atau pandangan yang mungkin sebaiknya tidak diperhatikan oleh manajemen. Wawancara juga adalah cara yang relatif sederhana dan cepat untuk mengumpulkan informasi.
Masalah
utama dari teknik ini adalah pemutarbalikan informasi apakah karena falsifikasi
yang sama sekali palsu atau kesalahpahaman yang tidak sengaja. Suatu analisis
jabatan sering digunakan sebagai pembukaan untuk mengubah sebuah tingkat
pembayaran jabatan. Oleh karena itu, karyawan kadang-kadang secara sah
memandangya sebagai evaluasi efisiensi yang mungkin mempengaruhi pembayaran
mereka. Dengan demikian karyawan cenderung membesar-besarkan tanggung jawab
tertentu smenara memperkecil yang lain. Dengan denikian memperoleh informasi
yang absah dapat menjadi satu proses yang lambat.
Pertanyaan-pertanyaan khas meskipun ada kekurangan-kekurangannya, wawancara itu digunakan secara luas. Beberapa pertanyaan khas wawancara meliputi :
Pertanyaan-pertanyaan khas meskipun ada kekurangan-kekurangannya, wawancara itu digunakan secara luas. Beberapa pertanyaan khas wawancara meliputi :
1.
Apa saja yang dilakukan oleh jabatan?
2.
Apa yang merupakan tugas utama dari
posisi anda? Apa persisnya yang anda lakukan?
3.
Dalam lokasi fisik apakah anda bekerja?
4.
Pendidikan, pengalaman, keterampilan,
dan (bila perlu) sertifikat dan surat ijin apakah yang merupakan persyaratan?
5.
Dalam kegiatan apakah anda berperan
serta?
6.
Apakah yang merupakan tanggungjawab dan
kewajiban bekerja?
7.
Apa yang merupakan tanggunggugat dasar
atau standar kinerja yang menjadi ciri khas kerja anda?
8.
Apa yang merupakan tanggungjawab anda?
Lingkungan dan kondisi kerja apakah yang tercakup?
9.
Apa yang merupakan tuntutan fisik
jabatan? Tuntutan emosional dan mental?
10.
Apa yang merupakan persyaratan kesehatan
dan keamanan?
11.
Apakah anda terekspose ke kondisi kerja
yanfg berbahaya atau tidak biasa?
Pedoman
wawancara Terdapat beberapa halk untuk mengingat kapan melakukan wawancara
analisis jabatan.
1. Seorang
analisis jabatan dan penyelia hendaknya kerja bersama. Identifikasilah karyawan
yang tahu paling banyak tentang jabatan, juga mereka yang mungkin diharapkan
menjadi paling obyektif dalam menggambarkan tugas-tugas dan tanggungjawab
mereka.
2. Adakanlah
hubungan cepat dengan peserta wawancara, dengan mengetahui nama pribadi,
berbicara dalam bahasa yang mudah dimengerti, secara singkat meninjau tujuan
wawancara, dan menjelaskan bagaimana orang akhirnya dipilih untuk wawancara.
3. Ikutilah
suatu pedoman terstruktur atau daftar, yang berisi pertanyaan dan memberi ruang
untuk jawaban. Ini memastikan bahwa anda akan mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan penting sebelumnya dan bahwa semua pewancara (jika ada
lebih dari satu) meliput pertanyaan yang diminta. Akan tetapi, memastikan juga
untuk memberi karyawan waktu ekstra untuk menjawab pertanyaan dan memberikan
pertanyaan yang tidak terbatas seperti “apakah ada sesuatu yang tidak terliput
oleh pertanyaan-pertanyaan kami?”
4. Bila
tugas-tugas tidak dijalankan dengan cara yang teratur, misalnya bila karyawan
tidak melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang kali dalan sehari, anda
hendaknya meminta karyawan untuk mendaftarkan tugas-tugasnya dalam urutan arti
pentingnya dan frekuensi terjadinya. Ini akan memastikan bahwa
kegiatan-kegiatan penting yang tidak sering terjadi, seperti tugas dari
seseorang perawat diruang gawat darurat, tidak diremekan.
Akhirnya, setelah menyelesaikan
wawancara, tinjaulah dan verifikasikan data. Ini biasanya dilakukan dengan
meninjau informasi dengan penyelia dekat karyawan dan dengan peserta wawancara.
2)
Kuisioner
Meminta karyawan untuk
mengisi kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan
dan tanggungjawab mereka adalah salah satu ciri lain untuk memperoleh informasi
analisis jabatan.
Hal utama untukdiputuskan disini adalah
bagaimana seharusnya menstuktur kuisioner dan pertanyaan apakah yang harus
dimasukkan. Beberapa kuisioner merupakan daftar yang sangat terstruktur. Setiap
karyawan digambarkan dengan satu inventarisasi barangkali dari ratusan tugas
spesifik atau kewajiban (seperti “mengubah dan menyambung kabel”). Dia diminta
untuk menunjukkan apakah dia menjalankan atau tidak setiap tugas dan jika demikian,
berapa banyak waktu yang biasanya yang dihabiskan untuk masing-masingnya. Pada
ekstrim lain, kuisioner dapat terbuka dan hanya meminta karyawan untuk
“menggambarkan tugas utama dari jabatan anda”. Dalam praktik, kuisioner terbaik
sering jatuh di antara dua ekstrim ini.
Apakah terstruktur atau
tidak, kuisioner mempunyai keuntungan dan kerugian. Sebuah kuisioner merupakan
suatu cara yang cepat dan efisien untuk memperoleh informasi dari sejumlah
besar karyawan, lebih mudah mewawancarai ratusan karyawan, misalnya. Akan
tetapi, mengembangkan kuisioner dan mengujinya (barangkali dengan memastikan
bahwa karyawan memahami pertanyaan) bisa menjadi proses yang mahal dan memakan
waktu.
3)
Observasi
Observasi langsung
khususnya bermanfaat bila jabatan-jabatan terutama terdiri dari kegiatan yang
dapat diobservasi secara fisik. Contohnya adalah jabatan-jabatan seperti
penjaga gedung, pekerja lini perakitan, dan pegawai akunting. Di pihak lain,
observasi biasanya tidak tidak tepat bila jabatan itu memuat sejumlah kegiatan
mental yang tidak dapat diukur (ahli hukum, rekayasawan perancangan). Juga
tidak bermanfaat jika karyawan tergabung dalam kegiatan –kegiatan penting yang
mungkin terjadi hanya kadang-kadang seperti seorang perawat yang menangani
keadaan darurat.
Observasi dan wawancara
langsung sering digunakan bersama. Satu pendekatan adalah mengobservasi
karyawan saat bekerja selama satu siklus (daur) kerja lengkap. (siklus adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itu, bisa jadi satu menit untuk
pekerja lini perakitan atau satu jam, satu hari, atau lebih lama untuk
pekerjaan-pekerjaan yang rumit). Disini anda membuat catatan untuk semua
kegiatan jabatan yang anda observasi. Selanjutnya, sesudah menumpukkan sebanyak
mungkin informasi, Anda mewawancarai karyawan, dia diminta untuk menjelaskan
pokok-pokok yang tidak dimengerti dan menjelaskan apa kegiatan tambahannya yang
tidak Anda observasi. Anda juga dapat mengovservasi dan mewawancarai secara
serempak, sementara karyawan tersebut mengerjakan tugasnya.
4)
Buku harian
Pendekatan lain adalah
meminta karyawan membuat buku harian (diary/log) atau daftar dari apa yang
mereka lakukan sepanjang hari. Untuk kegiatan yang dia terlibat didalamnya,
kegiatan tersebut (bersama dengan waktunya) dicatat oleh karyawan itu dalam
sebuah buku harian. Ini dapat mengasilkan suatu gambaran yang sangat lengkap
dari jabatan, khususnya bila dilampiri dengan wawancara yang menyusul karyawan
dan penyelianya. Tentu saja karyawan mungkin mencoba membesar-besarkan beberapa
kegiatan dan meremehkan yang lain. Akan tetapi, sifat kronologis yang rinci
dari buku harian cenderung meluruskan ini.
5)
U.S. civil Service Prosedure
Komisi Kepegawaian
Negeri A.S (U.S Civil Service Comission) sudah mengembangkan suatu teknik
anlisa jabatan yang bertujuan memberikan suatu prosedur yang dengannya
jabatan-jabatan yang berbeda dapat dibandingkan dan diklasifikasikan. Dengan
metode ini informasi dikumpulkan pada lembaran rekaman analisis jabatan. Yang
pertama kali adalah kita mengidentifikasikan informasi seperti gelar jabatan
dan sebuah rangkuman yang singkat atas jabatan tersebut di daftarkan pertama.
Berikutnya spesialis mendaftarkan tugas-tugas spesifik jabatan menurut
pentingnya jabatan tersebut. Maka, untuk masing-masing tugas, analis
menspesifikasikan:
1. Pengetahuan
yang dituntut (misalnya, langkah-langkah atau metode-metode yang harus
diperoleh karyawan untuk menjalankan jabatannya).
2. Keterampilan
yang dituntut (misalnya, kemampuan dan keterampilan untuk mengoperasikan alat-alat
kantor/perusahaan).
3. Kemampuan
yang dituntut (misalnya, kemampuan mengorganisasi karyawan, kemampuan menangani
konflik dan sebagainya).
4. Kegiatan
fisik yang tercakup (misalnya, menulis, mengetik, memasang, menarik, mengangkat
dan sebagainya).
5. Kondisi
lingkungan khusus apa saja (misalnya, markas yang tertutup, gangguan, keadaan
ruang kerja yang kurang baik dan sebagainya).
6. Insiden
kerja yang khas (misalnya, bekerja dalam keadaan yang tidak didinginkan,
bekerja dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan dan lain
sebagainya).
7. Wilyah
kepentigan karyawan (misalnya, pilihan yang hendak dilakukan oleh karyawan atas
aktivitas yang berhubungan dengan suatu obyek, atau komunikasi data, atau
berhubungan dengan orang lain).
2) Kuisioner
Meminta
karyawan untuk mengisi kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan
dengan jabatan dan tanggungjawab mereka adalah salah satu ciri lain untuk
memperoleh informasi analisis jabatan.
Hal utama untukdiputuskan disini adalah bagaimana seharusnya menstuktur kuisioner dan pertanyaan apakah yang harus dimasukkan. Beberapa kuisioner merupakan daftar yang sangat terstruktur. Setiap karyawan digambarkan dengan satu inventarisasi barangkali dari ratusan tugas spesifik atau kewajiban (seperti “mengubah dan menyambung kabel”). Dia diminta untuk menunjukkan apakah dia menjalankan atau tidak setiap tugas dan jika demikian, berapa banyak waktu yang biasanya yang dihabiskan untuk masing-masingnya. Pada ekstrim lain, kuisioner dapat terbuka dan hanya meminta karyawan untuk “menggambarkan tugas utama dari jabatan anda”. Dalam praktik, kuisioner terbaik sering jatuh di antara dua ekstrim ini.
Apakah terstruktur atau tidak, kuisioner mempunyai keuntungan dan kerugian. Sebuah kuisioner merupakan suatu cara yang cepat dan efisien untuk memperoleh informasi dari sejumlah besar karyawan, lebih mudah mewawancarai ratusan karyawan, misalnya. Akan tetapi, mengembangkan kuisioner dan mengujinya (barangkali dengan memastikan bahwa karyawan memahami pertanyaan) bisa menjadi proses yang mahal dan memakan waktu.
Hal utama untukdiputuskan disini adalah bagaimana seharusnya menstuktur kuisioner dan pertanyaan apakah yang harus dimasukkan. Beberapa kuisioner merupakan daftar yang sangat terstruktur. Setiap karyawan digambarkan dengan satu inventarisasi barangkali dari ratusan tugas spesifik atau kewajiban (seperti “mengubah dan menyambung kabel”). Dia diminta untuk menunjukkan apakah dia menjalankan atau tidak setiap tugas dan jika demikian, berapa banyak waktu yang biasanya yang dihabiskan untuk masing-masingnya. Pada ekstrim lain, kuisioner dapat terbuka dan hanya meminta karyawan untuk “menggambarkan tugas utama dari jabatan anda”. Dalam praktik, kuisioner terbaik sering jatuh di antara dua ekstrim ini.
Apakah terstruktur atau tidak, kuisioner mempunyai keuntungan dan kerugian. Sebuah kuisioner merupakan suatu cara yang cepat dan efisien untuk memperoleh informasi dari sejumlah besar karyawan, lebih mudah mewawancarai ratusan karyawan, misalnya. Akan tetapi, mengembangkan kuisioner dan mengujinya (barangkali dengan memastikan bahwa karyawan memahami pertanyaan) bisa menjadi proses yang mahal dan memakan waktu.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Analisis
jabatan adalah proses pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas kerja utama di
dalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, kemampuan serta
sifat individu lainya) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Pengumpulan
data dalam analisa jabatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu
:Observasi, Wawancara, Kuesioner, dan Catatan Harian Kerja Karyawan.
Proses
penyelenggaraan dalam analisa jabatan ada beberapa tahap-tahap,
yaitu:Tahapan Persiapan, Pengumpulan Data, Kombinasi, Pengolahan data, dan
diskusi hasil pengolahan data
B.
SARAN
Dalam
makalah ini kami penulis menyarankan agar analisis jabatan hendaknya
dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi
sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi
dalam informasi mengenai analisis jabatan. Perkembangan psikologi manusia perlu
menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia, dalam rangka
melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Garry. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT.Indeks. Jakarta: 2006
Hasibuan, Drs. H.Malayu. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara.Jakarta.2009
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen
Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen
Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara.
Posting Komentar untuk "Tugas Analisa Jabatan"