TOKOH SUFI AL HALLAJ DENGAN AJARAN TASAWUFNYA AL HULUL
TOKOH SUFI AL HALLAJ
Tasawuf merupakan suatu ajaran dimana Tuhan mengambil
tempat pada manusia tertentu yang dipilih-Nya. Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme
(bahasa Arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa,
menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh
kebahagian yang abadi.
Pembahasan
tentang tasawuf sampai detik ini masih menjadi isu yang menarik untuk
didiskusikan, terutama di kalangan akademisi, meskipun sebenarnya perkembangan
tasawuf sudah dimulai sejak abad pertama
dan kedua hijriah, yang mana ajarannya masih bercorak akhlaqi, yakni berupa
pendidikan moral dan mental dalam rangka pembersihan jiwa dari
pengaruh-pengaruh duniawi.
Kemudian
memasuki abad ketiga dan keempat, ajaran tasawuf berkembang luas, yang artinya
tidak hanya berkutat pada wilayah pendidikan moral dan mental, akan tetapi
sudah merambah pada pembahasan tingkah laku dan upaya peningkatan, pengamalan
intuitif kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kefanaan dalam realitas mutlak serta
pecapaian kebahagiaan.
Pada abab ini
pula mulai bermunculan sufi-sufi besar dengan berbagai pengalaman-pengalaman
batin yang dialaminya. Sufi-sufi besar tersebut adalah Rabi'ah al Adawiyyah
dengan mahabbahnya, Dzu Nun al Misri dengan marifanya, Abu Yazid al Busthami dengan
ittihadnya, yang kemudian sosok sufi yang tidak kalah terkenalnya dengan ajaran
al Hululnya, yakni al Hallaj.
Namun pada
makalah ini akan terfokus pada ajaran tasawuf al hulul yang dipelopori oleh al
Hallaj, yang disajikan dalam 2 pembahasan yakni, biografi al Hallaj, ajaran al
hallaj yaitu al hulul.
Apa itu
Tasawuf?
Siapakah Al
Hallaj?
Bagaimanakah
Ajaran Al Hulul?
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq Tasawuf
Untuk mengetahui
Riwayat Hidup Al Hallaj
Untuk
mengetahui Ajaran Sufi Al Hallaj yaitu Al Hulul
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Al Hallaj dan Al Hulul
BAB II
Riwayat Hidup Al Hallaj
Nama lengkap
Al Hallaj adalah Abu al Mughits al Husain ibn Manshur ibn Muhammad al Baidhawi
merupakan pelopor ajaran tasawuf al Hulul. al Hallaj di lahirkan di kota Thur
yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran tenggara, pada 26 Maret 866M. Di
usia sangat muda, ia mulai mempelajari
tata bahasa Arab, membaca Al-Quran dan tafsir serta teologi. Pada tahun 892M, al
Hallaj memutuskan untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah. Terhitung al Hallaj
melaksanakan ibadah haji sebanyak 3 kali. Ia pulang dari menunaikan ibadah haji
dengan membawa pikiran-pikiran baru tentang berbagai topik seperti inspirasi
Illahi, dan ia membahas pikiran-pikiran ini dengan para sufi lainnya.
Diantaranya adalah Amr al Makki dan juga Junaid al Baghdadi. Usai membahas
pemikirannya dengan sufi-sufi lain, banyak reaksi baik positif maupun negatif
yang diterima oleh al Hallaj yang kemudian memberinya keputusan untuk kembali
ke Bashrah.
Pada 906M, ia
memutuskan untuk mengemban tugas mengislamkan orang-orang Turki dan orang-orang
kafir. Perjalanan ini berlangsung selama enam tahun dan semakin membuatnya
terkenal di setiap tempat yang dikunjunginya. Jumlah pengikutnya makin
bertambah. Dalam perjalanan dan pertemuannya dengan para sufi itu, timbulah
pribadi dan pandangan hidupnya sendiri sehingga dalam usia 53 tahun dia telah
menjadi pembicaraan ulama pada waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda
dengan para sufi yang lain. Karena pahamnya itu, seorang ulama fiqih terkemuka,
Ibn Daud al Isfahani mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa ajaran al Hallaj
adalah sesat. Atas dasar fatwa ini al Hallaj dipenjarakan.
Akhirnya pada
tahun 309 H/921 M diadakanlah
persidangan ulama di bawah kerajaan Bani Abbas di masa khalifah al
Muktadirbillah. Pada tanggal 18 Zulkaidah 309 H, jatuhlah hukuman kepadanya.
Dia dihukum bunuh dengan mula-mula dipukul dan dicambuk dengan cemeti, lalu
disalib, sesudah itu dipotong kedua tangan dan kakinya, dipenggal lehernya dan
ditinggalkan tergantung potongan-potongan tubuh itu di pintu gerbang kota Baghdad.
Kemudian dibakar, dan abunya dihanyutkan ke sungai Dajlah.
Dalam riwayat
lain dikatakan, pada saat dia di gantung, dia dipecut seratus kali tanpa
mengaduh kesakitan. Sesudah dipecut, kepalanya dipenggal. Tapi sebelum
dipancung, dia shalat dua rakaat. Kemudian kaki dan tangannya dipotong.
Badannya digulung ke dalam tikar bambu, direndamkan ke naftah dan kemudian
dibakar lalu abu mayatnya dihanyutkan ke sungai, sedangkan kepalanya dibawa ke
Khurasan untuk selanjutnya ditonton oleh umat Islam.
Farid al Din
al Farizi menceritakan proses hukuman mati al Hallaj, sebagaimana dikemukakan
oleh Muhammad Gallab, bahwa algojo-algojo menaikkan al Hallaj ke atas menara
yang tinggi, kemudian dikerumuni oleh orang banyak yang datang dari berbagai
penjuru negeri, dan diperintahkan kepada mereka untuk melempari dengan batu
kepadanya. Ketika itu dia selalu mengulang-ulang kalimat yang menyebabkan dia
dijebloskan ke hukuman mati itu, yaitu Ana Al Haq (Aku adalah Yang Maha Benar).
Begitulah akhir hidup dari al Hallaj.
Al Hulul
Para ulama
maupun sarjana berbeda pendapat tentang hakikat ajaran hulul al Hallaj ini. Al
Taftazani telah berusaha menampilkan beberapa pendapat tentang hal tersebut. Di
dalam kesimpulannya, dia mengatakan bahwa al hulul daripada al Hallaj itu
bersifat majazi, tidak dalam pengertian yang sesungguhnya. Sebagaimana telah
disebutkan di atas, 'Irfan Abd al Hamid Fattah berpendapat bahwa paham
"kesatuan wujud" telah mulai nampak sejak hadir Abu Yazid al Bustami
dengan paham ittihadnya.
Dan paham
hulul al Hallaj ini, menurut al Taftazani merupakan perkembangan dan bentuk
lain dari paham ittihad yang diajarkan oleh Abu Yazid al Bustami itu. Jika
dilihat lebih jauh, sebenarnya antara ittihad dan hulul terdapat perbedaan.
Dalam ittihad, diri Abu Yazid al Bustami hancur, dan yang ada hanya diri Allah;
sedangkan dalam hulul, diri al Hallaj tidak hancur. Juga, dalam paham ittihad,
yang dilihat hanya satu wujud; sedang dalam paham hulul, ada dua wujud, tetapi
bersatu dalam satu tubuh.
Menurut al
Hallaj, Allah mempunyai dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan
sifat kemanusiaan (nasut). Demikian pula manusia, di samping mempunyai sifat
kemanusiaan (nasut), juga memiliki sifat ketuhanan (lahut) dalam dirinya. Paham
al Hallaj ini dapat pula dilihat dari tafsirannya mengenai kejadian Adam
(Al-Baqarah, ayat 34) yang artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia
enggan dan takabur; dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah : 34).
Menurut al
Hallaj, Allah memberikan perintah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam
karena pada diri Adam, Allah menjelma sebagaimana Dia menjelma (hulul) dalam
diri 'Isa AS. Paham bahwa Allah menjelma dalam diri Adam, berarti pula Allah
menjadikan Adam sesuai dengan bentuk-Nya. Dengan kata lain, Adam itu adalah
copy dari diri Tuhan. Paham ini
berpangkal dari sebuah hadis yang berpengaruh sangat besar bagi kaum sufi:
"Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya".
Paham
al-Hallaj ini lebih jelas kelihatan dalam gubahan syairnya :
Maha Suci Zat
yang menyatakan nasut-Nya
dengan
lahut-Nya, yang cermerlang seiring bersama
lalu dalam
makhluk-Nya pun tampak nyata
bagai si
peminum dan si pemakan tampak sosok-Nya
hingga semua
makhluknya melihat-Nya
bagaikan
bertemunya dua kelopak mata.
Dengan
demikian, menurut paham tasawuf al Hallaj, dalam diri manusia terdapat sifat
ke-Tuhanan, dan dalam diri Tuhan terdapat sifat kemanusiaan. Karena itu
persatuan antara Tuhan dengan manusia bisa terjadi dan persatuan itu mengambil
bentuk hulul.
Agar manusia
dapat bersatu itu, ia harus terlebih dahulu menghilangkan sifat-sifat
kemanusian melalui fana'. Kalau sifat-sifat kemanusiaan itu telah hilang dan
yang tinggal hanya sifat ke-Tuhanan dalam dirinya, di situlah baru Tuhan dapat
mengambil tempat (hulul) dalam dirinya dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia
bersatu dalam tubuh manusia.
Yang dimaksud
dengan hulul di situ, ialah penyatuan sifat ke-Tuhanan dengan sifat
kemanusiaan. Atau dengan kata lain, sesuai dengan terminologi yang
dipergunakannya, hululnya lahut dalam nasut. Juga, menurut al Hallaj, pada
hulul terkandung kefana'an total kehendak manusia dalam kehendak Illahi,
sehingga setiap tindakan manusia berasal dari Allah. Manusia, menurutnya,
"sebagaimana dia tidak memiliki asal tindakannya, begitu juga dia tidak
memiliki tindakannya".
Dengan cara
inilah, menurut al Hallaj seorang sufi bisa bersatu dengan Tuhan. Jadi ketika
al Hallaj berkata: Ana al Haq (Aku adalah Yang Maha Benar) bukanlah roh al
Hallaj mengucapkan kata itu, tetapi roh Tuhan yang mengambil tempat dalam
dirinya. Dengan kata lain, bahwa al Hallaj sebenarnya tidak mengaku dirinya
Tuhan. Hal ini pernah pula dia tegaskan: "Aku adalah rahasia Yang Maha
Benar, dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku, Aku hanya dari yang benar, maka
bedakanlah antara kami".
Thoulk
seorang pemerhati al Hallaj menginterpretasikan bahwa dia ketika menyatakan
penyatuan berada dalam keadaan fana'. Atau bisa juga dikatakan sebagai cara
al-Hallaj untuk menghadapi para fuqaha (ahli fikih) pada masa itu.
KESIMPULAN
Tasawuf
(Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin
serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.
Al Hallaj
merupakan Sufi besar dan ternama di zamannya. Dan al Hallaj adalah pelopor
ajaran al Hulul, suatu ajaran yang menyatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia
untuk bersemayam jika manusia tersebut mampu menghilangkan sifat-sifat
kemanusiannya (nasut). Sebab manusia memiliki sifat dasar ketuhanan (lahut)
begitu juga dengan Tuhan yang memiliki sifat kemanusiaan di samping sifat
Ketuhanan-Nya.
Dan al Hulul
juga merupakan pengembangan dari mahabbah yang dipelopori Rabiah al Adawiyyah dan juga bentuk lain
dari ittihad Abu Yazid, nanum yang membedakan adalah ketika Abu Yazid bersatu
dengan Tuhan (sedang mencapai tingkatan ittihad), maka yang terlihat hanya satu
yakni Tuhan dan diri Abu Yazid seolah menghilang atau hancur, dan proses ini
terjadi dengan cara Abu Yazid naik ke langit. Sementara al Hallaj ketika
mencapai tingkatan hulul, ia tidak hilang atau hancur, melainkan dua wujud yang
bersatu dalam satu tubuh. Dan proses ini tercadi dengan cara Tuhan yang turun
ke bumi untuk bersemayam di dalam tubuh al Hallaj.
Posting Komentar untuk "TOKOH SUFI AL HALLAJ DENGAN AJARAN TASAWUFNYA AL HULUL"