MAKALAH TEORI ETIKA TELEOLOGIS
TAHUN
2018/2019
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
teologi
B.
Tokoh-tokoh
teori etika teologi
C.
Aliran teori
etika teologi
D.
Penerapan teori etika
teologi dalam pendidikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan ridho-Nyalah, kami dapat menyelesaikan tugas ini, dengan judul “TEORI ETIKA TELEOLOGIS” dengan tepat waktu.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan ridho-Nyalah, kami dapat menyelesaikan tugas ini, dengan judul “TEORI ETIKA TELEOLOGIS” dengan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dan mungkin
memiliki pembahasan yang diluar konsep yang telah kami buat, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun kami harapkan agar kami bias lebih baik
kedepannya.
Akhir kata, kami berharap agar apa yang kami
paparkan dan jelaskan di makalah ini dapat berguna dan dapat diambil manfaatnya
bagi orang yang membacanya. Terima Kasih.
Jakarta, 18 April 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai anggota masyarakat, setiap manusia memiliki kewajiban
untuk bertindak sesuai dengan etika yang ada. Misalnya sebagai agen pendidikan,
seseorang harus dapat bersikap sesuai dengan etika yang berlaku dalam dunia
pendidikan. Agar kita dapat bertindak sesuai denga netika yang ada,
terlebih dahulu seseorang harus mengetahui berbagai teorietika yang ada, Teori
etika yang ada alam kehidupan ini adalah teor etika teleologi, teori
etika deontologi, teori etika hak, teori etika keutamaan dan lain-lain.
Salah satu teori yang dapat dipelajari dalam etika yaitu teori
teleologis. Teori ini ini berpandangan bahwa suatu perilaku dikatakan etis
dilihat dari tujuannya. Apabila tujuan itu baik maka perilaku itu dianggap
baik, sedangkan jika tujuannya tidak baik maka perilaku itu dianggap tidak
baik. Melalui makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori
teleology baik dari segi pengertiannya, alirannya, tokoh-tokoh yang
mencetuskan, serta implikasinya dalam bidang pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian teorietikaTeleologi
?
2.
ApasajaalirandalamTeleologi ?
3.
BagaimanapenerapanteorietikaTeleologidalampendidikan
?
C. TUJUAN
1.
MengetahuipengertianteorietikaTeleologi.
2.
MengetahuialirandalamTeleologi.
3.
MengetahuipenerapanteorietikaTeleologidalamPendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah
studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan,
akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai
dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleology merupakan sebuah
studi filosofi mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun
dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleology merupakan ajaran filosofis-religius
tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.
Dalam dunia etika, teleology bisa diartikan sebagai pertimbangan
moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan. Teleologi mengerti
benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang
terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Betapapun salahnya
sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik,
maka tindakan itu dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya
menghalalkan segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan
tindakan yang benarmenurut hukum. Perbincangan “baik” dan “jahat” harus
diimbangi dengan “benar” dan “salah”. Lebih mendalam lagi, ajaran
teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit
menjadi “yang baik bagi diri sendiri.
Sebagai salah satucontoh, mencuri bagi teleology tidak dinilai
baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari
tindakan itu. Apabila tujuannya baik maka tidakan itu dikatakan baik, misalnya
seorang anak yang mencuri untuk membeli obat untuk ibunya yang sedang sakit,
apabila tidak disegerakan akan mengakibatkan sakit yang tambah parah. Atas
dasar ini, dapat dikatakan bahwa teori etika teleology lebih situasional,
karena tujuan dan akibat suatu tindakan bergantung pada situasi tertentu.
B. TOKOH-TOKOH
TEORI ETIKA TELEOLOGI
1.
Plato
Pandangan Plato
tentang pencapaian hidup
yang baik tidak lepas dari teorinya mengenai jiwa dan ide-ide. Untuk mencapai
kebahagiaan, jiwa manusia harus sampai kepada dunia ide-ide. Hal ini hanya bias
terjadi dengan cara pengan dalam rasio atau akal budi.
2.
Aristoteles
Aristoteles menegaskan
"kebahagiaan adalah sesuatu yang final, serba cukup pada dirinya, dan
tujuan dari segala tindakan...". Dengan demikian, semua tindakan yang
bertujuan untuk membahagiakan orang lain atau diri sendiri dikatakan baik.
3. Thomas Aquinas
Filsuf sekaligus teolog Thomas Aquinas menegaskan bahwa Allah adalah "tujuan" dari segala
sesuatu. Dengan demikian, segala sesuatu yang berorientasi kepada Allah dikatakan
"baik", dan segala sesuatu yang tertuju di luar Allah dikatakan
"jahat".
4.
Immanuel Kant
Menurut Kant setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku
begitu saja dalam setiap situasiJadi, sejalandenganpendapat Kant, etika
teleology lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan
bias sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.
C. ALIRAN TEORI ETIKA TELEOLOGI
Dalam pembahasan etika teleologis ini muncul aliran-aliran
teleologis, yaitu hedonis medan utilitarianisme.
Teori etikaTeleologis dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Hedonisme
Hedonisme Menurut K. Bertens,
hedonism berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone, yang berarti kenikmatan, enak dan menyenangkan.
Dengan kata lain, hedonism adalah paham atau teorietika yang mengutamakan
kenikmatan, atau etika yang baik apabila tindakan dapat memberikan kenikmatan,
bahkan tujuan hidup manusia adalah mencari dan mengejar kenikmatan.
Kelemahan dan kelebihan
hedonisme
Kelemahan :
·
Manusia tidak hanya mencari kesenangan.
·
Kebaikan seharusnya tidak hanya dilakukan pada orang yang kita
senangi saja
·
Orang tidak diukur baik atau buruknya, dari senang atau tidaknya
kita pada orang itu.
·
Menimbulkan sikap egoisme.
·
Tidak mengakui penderitaan sebagai sesuatu yang baik.
·
Tidak membicarakan bagaimana orang mengembangkan diri, melainkan
hanya membicarakan kesenangan/kenikmatan Kesenangan adalah hal yang relatif.
Kelebihan :
·
Mengangkat sisi alamiah manusia untuk mendapatkan kesenangan
2. Utilitarisme
Utilitarisme berasal dari
bahasa latin utilis yang berarti
“bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa
manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang
melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk
adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik
buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atautidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Contoh1 :Industrirokok
“menolong” kemajuan olahraga dengan menggelontorkan dana sebanyak-banyaknya,
namun berpengharapan para penggila olahraga ini (pemain atau penonton) menjadi
perokok aktif maupun pasif. Jelas, menolong yang dilakukan adalah berdasarkan
keterpautan kepentingan diri sendiri.
Kelebihan dan kelemahan
ultilitarisme
Kelemahan:
·
Bukan konsep yang luas, berganntung pada prespektif manfaat
tersebut.
·
Tidak melihat dimensi mendalam dari suatu tindakan seperti
motivasi dan kemauan baik seseorang dalam bertindak
·
Tidak menganggap serius nilai suatu perbuatan pada dirinya
sendiri.
·
Mematikan hak-hak asasi minoritas atau individu demi kepentingan
orang banyak
·
Tidak menjamin adanya keadilan dalam kehidupansehari-hari
·
Tidak bias dijalankan karena tidak dapat menduga secara pasti
akibat-akibat jangka pendek dan jangka panjang yang ditimbulkan dari etika ini
·
Dapat disalah gunakan penguasa untuk kepentingan pribadi dengan
alas an kepentingan umum
Kelebihan :
·
Memiliki tingkat rasionalistis yang dapat dipertangung jawabkan,
dan memiliki criteria objektif.
·
Memberikan kesempatan untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.
·
Memiliki jangkauan sosial yang lebih luas dari pada etika yang
lain, khususnya hedonisme. Etika ini bersifat universal.
D. PENERAPAN
TEORI ETIKA TELEOLOGIS DALAM PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan, seorang agen pendidikan dapat menerapkan
teori etika teleology ini. Melalui penerapan teori teleology ini seorang agen
pendidikan khususnya guru, dapat bertindak dengan mendasarkan pada tujuan yang
ingin dicapainya. Aplikasi teori teleology inidapat berupa tindakan sebagai
berikut :
1.Pemberian hukuman
Seorang guru dapat memberikan hukuman kepada siswa yang
melanggar tata tertib. Pemberian hukuman ini tidak hanya sekedar memberikan
efek jera pada siswa tetapi juga bertujuan untuk mendidik siswa tersebut.
2.Penggunaan metode dan media
dalam pembelajaran
Tujuan dari penggunaan media dan metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Walaupun penggunaan media dan metode ini terkadang justru membingungkan siswa, namun menurutteori ini penggunaan media dan metode ini dikatakan etis karena tujuannnya baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori etika teleology mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu, namun ajaran teleology sini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit menjadi “yang baik bagi diri sendiri.
Penerapan teori etika teleology dalam pendidikan adalah guru yang memberikan hukuman kepada siswanya dan penggunaan media serta metode dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori etika teleologi, penerapan tersebut dikatakan etis karena memilik itujuan yang baik.
SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada
penulisan kelompok kami, meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini.kami selaku pemakalah menyadari dalam
penyusunan makalah ini yang membahas tentang kewarganegaraan masih jauh dari
kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun
dari segi penyajian materinya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifa tkomulatif sangat kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna
Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifa tkomulatif sangat kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Amanita Novi Yushita._____.TeoriEtika.
Diaksesdari http://staff.uny.ac.id/sites/
default/files/pendidikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.E./TEORI%20ETIKA.pdf. Pada 19 Mei 2014 pukul 13.13
Anggriawan, Taufan. 2011. EtikaTeleologi. Diakses darihttp://taufananggriawan.wordpress.com/2011/10/10/a-etika-teleologi-b-deontologi-c-teori-hak-d-teori-keutamaan-virtue/ pada 19 Mei 2014 pukul 14:06.
https://www.academia.edu/35640504/Teori_Etika_Teleologi_
Posting Komentar untuk "MAKALAH TEORI ETIKA TELEOLOGIS"