Cerita Fabel ~ Ollo Si Beruang
Di sebuah hutan yang lebat di mana pohon-pohon menjulang tinggi. Akar-akarnya belukar di tanah. Rumput-rumput lebih hijau dari yang pernah kamu lihat. Di dalam hutan semua binatang hidup bersama mengikuti hukum alam. Suara jangkrik dan serangga saling bersahutan bersama bunyi gesekan dahan dan daun berguguran.
Di hutan itu, hiduplah seekor beruang bernama Ollo. Ada yang pernah melihat beruang? Beruang itu hewan yang berbadan besar, lebih besar dari pada ayah dan ibu kita. Bulunya tebal sekali di seluruh tubuhnya, lebih tebal dari rambut kita. Walau berbadan besar, wajah Ollo itu lucu sekali seperti sebuah boneka.
Ollo sangat bahagia hidup di hutan. Dia berteman dengan Imut si semut dan Acil si kelinci. Tempat tinggal mereka jauh di dalam hutan. Di sebuah tanah lapang yang tak terlalu luas. Rumput-rumput tumbuh tapi tidak terlalu tinggi. Di rumput-rumput itulah Acil si Kelinci membuat sarangnya. Ada juga pohon besar berongga, pohon besar yang ada lobang besar di batangnya, yang menjadi tempat Ollo untuk tidur. Sementara, Imut si semut tinggal di bawah pohon besar itu, tepatnya di balik akar-akarnya.
Mereka bertiga bersahabat baik. Mereka sering berkumpul dan bercerita. Atau kadang bermain di sekitar tempat mereka tinggal. Sering pula, mereka bercerita tentang pengalaman masing-masing. Atau sekedar menunggu matahari terbenam saat sore.
Jelang malam ketiga sahabat tersebut berkumpul di undakan batu. Berbaring dan menatap langit malam. Ollo paling suka melihat langit malam. Ia melakukannya tiap malam jika langit tidak mendung dan hujan. Ia betah berlama-lama melihat bulan dan bintang.
Ada yang suka memandang langit di malam hari?
Ketika mereka berbaring di undakan batu itu, Ollo akan bercerita kepada imut si semut dan Acil si kelinci. Ollo bercerita tentang dongeng tentang rasi-rasi bintang. Tentang Orion si Pemburu. Sirius si anjing langit. Atau juga tentang cerita ada pohon di bulan.
Suatu malam Ollo tiba-tiba membangunkan teman-temannya. “Imut, Acil, Aku ingin ke bulan. Ingin mencari pohon itu,” katanya antusias. Imut dan Acil yang sudah terlelap, jadi begitu kaget.
“Ollo, aku kira ada kebakaran di hutan. Kamu mengganggu saja,” sahut Acil sambil berusaha kembali tidur. Imut bahkan tidak peduli. Ia tetap saja nyenyak dalam tidurnya.
“Teman-teman, dengarkan. Aku ingin ke luar angkasa. Aku ingin ke tempat bintang-bintang dan bulan,” katanya lagi. Sangat antusias.
“Ollo, tidurlah. Sudah sangat larut. Besok pagi saja ceritanya,” ujar Acil.
Tapi Ollo tidak lagi mendengar komentar Acil. Ia telah yakin tentang mimpinya. Sambil menggelung memandang langit. Sebuah bintang berkedip di atasnya. Ia tersenyum dalam tidurnya. “Bintang...'gumamnya dalam mimpi.
Esok paginya, ia dengan semangat menceritakan keinginannya ke langit. Menjangkau bulan dan bintang.
“Ollo, itu sesuatu yang mustahil,” kata Acil. “Tak ada beruang yang pernah menjelajah di luar angkasa. Apalagi ingin mengunjungi bulan dan bintang.”
“Iya, Ollo. Acil benar. Tapi, mengapa tiba-tiba kamu mau ke bulan dan bintang-bintang itu?” tanya Imut penasaran.
“Aku ingin tahu apakah benar ada pohon di bulan. Selain itu, aku ingin memetik satu bintang kecil di langit untuk kusimpan. Di dalam hutan ini. Aku ingin menyimpannya di buku tulisku,” jelas Ollo.
“Bintang itu tak sekecil itu Ollo. Mungkin dari atas batu ini kita melihat mereka begitu kecil. Tapi bintang tidak ada bedanya dengan bumi. Bintang juga sangat besar. Hanya saja tempat kita sangat jauh darinya sehingga kita melihatnya begitu kecil,” tutur si Imut.
Ollo tampak sedih. Ia membenarkan pendapat teman-temannya. Tapi ia telah jatuh cinta pada langit, bulan, dan bintang. “Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat menyukai kelap kelip mereka. Aku ingin menyimpannya di antara buku-buku bacaanku. Di dalam buku-buku tulisku,” katanya sedih.
“Begini saja. Kamu kan pintar mendongeng. Nah, buatlah dongeng tentang bintang dan bulan. Kamu tulis di buku. Bukankah itu sama dengan menyimpan cahaya bulan dan kerlip bintang?” saran si Acil.
“Ya, benar. Itu saran bagus, Cil. Langit juga takkan pernah meninggalkan kita. Ia akan tetap di atas sana. Kita masih bisa melihat bulan dan bintang tiap malam tanpa kamu harus memilikinya,” kata Imut.
Ollo pun tersenyum sumringah. Teman-temannya telah memberikan solusi bijak. Ia akan menuliskan dongeng tentang bintang-bintang. Juga tentang bulan. Dan juga langit. Ia tak perlu mengambil bintang di langit. Biarlah dia tetap di sana. Ia yakin tak hanya dirinya sendiri yang menyukai pemandangan langit malam.
Sore itu ia telah memulai menuliskan dongengnya. Sambil memandang langit ia menulis tentang dongeng tentang putri bintang. Ia telah menambahkan satu bintang lagi. Bintang di buku ceritanya. Bintang di langit tampak berkelap kelip menyambut bintang baru di buku cerita Ollo.
Begitulah, setiap kali Ollo mempunyai impian maka ia akan membuat dongeng tentang impiannya. Ia menuliskannya agar impiannya selalu dekat bersamanya.
Posting Komentar untuk "Cerita Fabel ~ Ollo Si Beruang"