LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT) BANK
LAPORAN ON THE JOB
TRAINING (OJT)
OFFICER DEVELOPMENT
PROGRAM (ODP)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
STRUKTUR
ORGANISASI DAN PERFORMANCE KCP
JAKARTA PONDOK BAMBU
1.1 Profil Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Bank Mandiri Cabang Jakarta Pondok Bambu adalah salah satu cabang kelas
2 yang berada di bawah naungan Kantor Area Jakarta Pondok Kelapa dan Kantor
Wilayah IV Jakarta. Cabang ini berada di Jalan Pahlawan Revolusi No.10A - B,
Pondok Bambu, Duren Sawit, RT.2/RW.5, RT.2/RW.5, Pd. Bambu, Duren Sawit, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta (13430). Bank Mandiri Cabang Jakarta Pondok Bambu memberikan beberapa layanan
yang terkait dengan produk dan jasa yang ditawarkan ke seluruh segmen pasar
Bank Mandiri baik dari segmen usaha mikro sampai korporasi. Informasi terkait Bank Mandiri Cabang
Jakarta Pondok Bambu dapat dilihat pada
Profil Bank Mandiri Cabang
Jakarta Pondok Bambu
Kelas
|
Cabang
Kelas 2
|
Kode
Cabang
|
16604
|
Alamat
|
Jalan Pahlawan Revolusi No.10A
- B, Pondok Bambu, Duren Sawit, RT.2/RW.5, RT.2/RW.5, Pd. Bambu, Duren Sawit,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta (13430)
|
Telepon
|
(021)
8612067
|
DPK
(29/04/19)
|
Rp.
589.210.000.000
|
1.2 Struktur Organisasi KCP Jakarta Pondok Bambu
Struktur
organisasi pada cabang KCP Jakarta Pondok Bambu terdiri dari Branch Manager (kepala cabang), Branch Operational Manager (BOM), Brand Sales Manager, Customer Service Supervisor (CSS), Customer Service Administrative (CSA), Customer Service Representative, Teller Coordinator (Tellco), Teller, Micro Banking Manager (MBM), Mikro
Kredit Analis (MKA), Mikro Kredit
Sales (MKS), Financial Advisor AXA
Mandiri, security, officeboy, serta driver. Dan untuk gambar struktur organisasi dapat dilihat seperti
berikut ini:
1.3 Dseskripsi Pekerjaan Pegawai Cabang
1.3.1 Branch Manager
Branch Manager
adalah sebuah posisi yang bertugas sebagai pemimpin, pengelola, pengembang,
pengawas kegiatan Cabang, SBU, dan Supporting Unit, serta pembina hubungan baik
dengan seluruh stakeholder Bank Mandiri untuk meningkatkan market share baik funding
maupun kredit, volume bisnis/transaksi, dan kualitas operasional kantor cabang
yang efektif serta efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Bank
Mandiri.
Tanggung jawab utama dari Branch Manager adalah sebagai berikut:
·
Melakukan integrasi serta kolaborasi antar sesama business unit serta business support (operation
& risk) termasuk mendukung bisnis perusahaan anak (Axxa Mandiri, BSM)
di kantor cabang.
·
Melakukan implementasi strategi dan mencapai target bisnis)
dari Bank Mandiri dan mendukung anak perusahaan Bank Mandiri mencapai target
bisnis di kantor cabang.
·
Melakukan peningkatan market
share dari funding dan kredit
·
P/L baik dari sisi asset, kewajiban, dan fee-based income.
·
Melakukan peningkatan dari profitabilitas dengan sasaran contribution margin.
·
Melakukan peningkatan volume bisnis funding dan kredit.
·
Melakukan pengendalian kualitas kredit dari non-performing loan (NPL).
·
Bertanggung jawab terhadap Cost to Income Ratio
·
Melakukan peningkatan kepuasan nasabah dengan kualitas
layanan yang terbaik.
·
Melakukan pengembangan terhadap key client dan value chain
di wilayahnya (wallet share & cross
sale).
·
Menerapkan Good
Corporate Governance (GCG) bagi seluruh unit di kantor cabang.
·
Memastikan fungsi internal
control telah dijalankan seluruh unit kerja di kantor cabang.
·
Menggali potensi bisnis di area kerja kantor cabang untuk
meningkatkan portofolio funding dan
kredit.
·
Melakukan pemenuhan kebutuhan serta pemenuhan pegawai,
pengembangan dan peningkatan produktivitas pegawai termasuk peningkatan competency dan product knowledge pegawai kantor cabang di bawah supervisinya.
·
Melakukan review serta menentukan ukuran kinerja,
sasaran-sasaran tahunan dan jangka panjang seluruh pegawai yang berada di bawah
supervisi langsung.
·
Mewakili Bank Mandiri di wilayah untuk berhubungan dengan stakeholder.
·
Melaksanakan tugas adhoc yang diberikan oleh Area Head.
Wewenang Branch Manager adalah sebagai berikut:
·
Kewenangan terkait business
dan operation & support sesuai
ketentuan kewenangan yang berlaku berdasarkan peraturan Bank Mandiri.
·
Membuat usunan strategi sales
dan marketing untuk seluruh
segmen bisnis kantor cabang yang disupervisi kepada Area Head.
·
Membuat usulan rencana anggaran kantor cabang kepada Area
Head.
·
Membuat usulan pengembangan pegawai pimpinan di bawah
supervisinya kepada Area Head.
·
Menetapkan pengembangan pegawai pelaksana di bawah
supervisinya.
·
Menetapkan dan merekomendasikan penilaian kinerja pegawai
kantor cabang yang berada di bawah supervisinya.
1.3.2 Branch Operation Manager
Branch
Operation Manager adalah posisi yang bertugas
sebagai pengelola operasional cabang, penyusun dan pelaksana strategi
pemasaran, sales dan service yang bertujuan untuk
meningkatkan volume bisnis, kualitas layanan secara fisik maupun non-fisik,
efisiensi biaya, dan profitabilitas.
Tanggung jawab utama Branch Operation Manager adalah sebegai
berikut:
·
Menjaga kualitas pelayanan kantor cabang kepada nasabah telah
sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
·
Membangun hubungan baik dengan nasabah dalam rangka mendukung
pencapaian target dari kantor cabang.
·
Memastikan operasional kantor cabang berjalan sesuai rencana
dan memenuhi standar SLA yang telah ditentukan.
·
Berperan dalam mendukung pencapaian target kewajiban dan fee-based income unit bisnis di area.
·
Melakukan control serta supervisi untuk fungsi-fungsi kerja
yang ada di bawah tanggung jawabnya yang mencakup transaksi cabang, general affairs, cash & clearing
operations dan e-channel operations.
·
Memastikan bahwa transaksi kantor cabang yang dilakukan telah
sesuai dengan ketentuan dan Standard
Operational Procedure (SOP) serta mengoptimalkan fungsi internal control di kantor cabang.
·
Memastikan pengembangan pegawai, peningkatan produktivitas
pegawai, customer and product knowledge kepada
pegawai.
·
Melakukan review dan
menetapkan ukuran terhadap kinerja serta target untuk seluruh bawahan langsung.
Wewenang Branch Operation Manager adalah sebagai berikut:
·
Kewenangan terkait
operation & support sesuai
ketentuan kewenangan berlaku.
·
Menandatangani dokumen yang menjadi kewenangan sesuai
peraturan berlaku
·
Melakukan rekomendasi terhadap hasil penilaian kinerja
pegawai pimpinan dan pelaksana di bawah supervisinya.
Kegiatan lain:
·
Approvement terhadap transaksi dengan nominal
dari dua ratus juta sampai lima puluh milyar rupiah.
·
Mengkonfirmasi transaksi nasabah di kantor cabang Jakarta
Pondok Bambu yang dilakukan di kantor cabang lain dengan nominal transaksi di
atas seratus juta rupiah.
·
Melakukan Cash &
stock opname untuk mengetahui kesesuaian antara jumlah di awal hari dengan
jumlah transaksi.
·
Memverifikasi terkait dokumen-dokumen penting yang terkait
dengan kewenangannya.
1.3.3 Branch Sales Manager
Wewenang dan tanggung jawab Branch Sales Manager adalah sebagai
berikut:
·
Melaksanakan aktivitas marketing kepada nasabah/calon nasabah
produk dan jasa-jasa perbankan, inestasi, dan bancassurance.
·
Mensupervisi Sales
Representative pada bagian Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kartu Kredit (KK),
dan Funding.
·
Memimpin briefing untuk
SR serta melakukan koordinasi untuk jadwal open
table dengan nasabah.
·
Menginput kegiatan
yang akan dilakukan dan yang telah dilakukan pada hari tesebut secara online
pada aplikasi myRRB di awal hari.
1.3.4 Customer Service Officer
Customer office
officer merupakan posisi yang bertugas dalam
menyusun serta menerapkan strategi pemasaran, sales dan service untuk
meningkatkan volume bisnis, kualitas layanan, efiensi biaya dan profitabilitas
kantor cabang serta memililo andil dalam pelaksanaan internal control.
Tanggung jawab utama Customer Service Officer adalah sebagai
berikut:
·
Melaksanakan pemasaran kepada nasabah/calon nasabah potensial
sesuai dengan ketentuan terhadap produk dan jasa perbankan, investasi dan
bancassurance.
·
Meningkatkan product
holding nasabah dengan melaksanakan cross-selling
untuk produk-produk Bank Mandiri kepada Nasabah dalam.
·
Melakukan pengelolaan serta cleansing CIF sebagai alat bantu dalam pengembangan bank.
·
Memastikan dan melaksanakan pelayanan kantor cabang sesuai
dengan Service Excellence Standard.
·
Melaksanakan prinsip-prinsip KYC terhadap nasabah dan internal control terhadap internal
kantor cabang.
·
Melaksanakan CRM secara optimal sebagai alat cross selling dan handling complaint.
·
Melakukan peningkatan curent
account & saving account dan perolehan fee-based income melalui transaksi ritel dengan fokus kepada
pedagang dan pebisnis.
·
Menjaga kerahasiaan password
yang dimiliki dan tidak melakukan sharing
password antar pegawai.
·
Melaksanakan effective
action plan sesuai dengan strategi
yang ditetapkan.
·
Menindaklanjuti program aliansi a.l. dengan cara melakukan
pendekatan terhadap pemilik dan pengurus perusahaan, rekanan, atau debitur
untuk meningkatkan perolehan dana murah.
·
Melakuksn peningkatan aktivitas transaksi nasabah melalui e-channel Mandiri.
·
Memastikan kontinuitas kerja dan operasional kantor cabang
terlaksana dengan baik, sesuai dengan SLA, Standar Porsedur dan Petunjuk
Teknis.
·
Memastikan terkait penyelesaian outstanding untuk penyelesaian complain
nasabah.
Wewenang Customer Service Officer adalah sebagai berikut:
·
Memberi masukan perbaikan layanan kepada Customer Service Representative, Teller, dan Security di kantor cabang.
·
Mewakili Branch Manager
dalam berhubungan dengan pihak ketiga.
·
Melaksanakan kegiatan operasional sesuai dengan limit
kewenangan pada buku Instruksi Internal dan Instruksi Operasional Unit Kerja.
·
Memberikan usulan penyempurnaan buku pedoman, SE, dan
ketentuan lainnya ke Kantor Pusat.
·
Mengusulkan special
rate untuk nasabah tertentu.
1.3.5 Customer Service Supervisor
Customer
Service Supervisor bertugas menyusun dan
mengimplementasikan strategi marketing,
sales, dan service dalam rangka meningkatkan volume bisnis, kualitas layanan,
efisiensi biaya dan profitabilitas kantor cabang serta pelaksanaan internal control.
Tanggung jawab utama dari Customer Service Supervisor adalah sebagai berikut:
·
Memasarkan produk dan jasa-jasa perbankan, investasi, dan
bancassurance kepada nasabah maupun calon nasabah potensial sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
·
Meningkatkan product
holding nasabah dengan melaksanakan cross
selling untuk produk-produk Bank Mandiri kepada nasabah dalam.
·
Mengelola dan melakukan update
CIF sebagai alat bantu dalam pengembangan bisnis perbankan.
·
Melakukan pelayanan kantor cabang telah sesuai dengan Service Excellent Standard.
·
Melaksanakan prinsip-prinsip KYC dan internal control.
·
Melaksanakan CRM secara optimal sebagai alat cross selling dan handling complain.
·
Meningkatkan current
account & saving account dan perolehan fee-based income melalui transaksi retail dengan fokus kepada
pedangang dan pebisnis.
·
Menjaga kerahasiaan password
milik sendiri dan tidak melakukan sharing password antar pegawai.
·
Melakukan effective
action plan sesuai dengan strategi yang telah diterapkan.
·
Menindaklanjuti program aliansi a.l. dengan cara melakukan
pendekatan terhadap pemilik dan pengurus perusahaan, rekanan, atau debitur
untuk meningkatkan perolehan dana murah.
·
Meningkatkan aktivitas transaksi nasabah melalui e-Channel Mandiri.
·
Memastikan terlaksananya kontinuitas kerja dan operasional
kantor cabang telah sesuai dengan SLA, Standar Prosedur, dan Petunjuk Teknis.
·
Memastikan penyelesaian outstanding
untuk complain nasabah.
Wewenang Customer Service Supervisor adalah sebagai berikut:
·
Memberikan masukan perbaikan service kepada Customer
Service Representative, Teller, dan Security
di kantor cabang.
·
Mewakili Branch Manager
dan Customer service officer dalam
berhubungan dengan pihak ketiga.
·
Melaksanakan operasional sesuai limit kewenangan pada buku
Instruksi Internal dan Instruksi Operasional unit kerja.
·
Memberikan usulan penyempurnaan buku pedoman, SE, dan
ketentuan lainnya ke Kantor Pusat.
·
Mengusulkan special
rate untuk nasabah tertentu.
1.3.6 Customer Service Representative
Tugas dari Customer Service Representative adalah melaksanakan fungsi
pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank Mandiri dan pelayanan di front
office sesuai standar yang ditentukan Bank Mandiri.
Tanggung jawab utama Customer Service Representative adalah
sebagai berikut:
·
Melaksanakan cross
selling atas produk dan jasa Bank Mandiri kepada nasabah eksisting.
·
Pelaksanaan pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank
Mandiri, antara lain:
a. Menjual dan mempromosikan
produk retail, melalui:
ü Secara proaktif memberikan
dan menawarkan produk dan jasa.
ü Menyarankan kepada nasabah
untuk memanfaatkan produk dan jasa Bank Mandiri lainnya.
ü Memberikan brosur-brosur
produk dan jasa Bank Mandiri.
ü Membantu dan mengantar
nasabah ke petugas lainnya.
ü Membantu nasabah dalam
pengisian formulir transaksi
ü Memelihara nasabah lama dan
mencari nasabah baru yang potensial.
b. Pembukaan, pemeliharaan, dan
penutupan rekening seluruh produk dana, antara lain:
ü Menerima permohonan
pembukaan dan penutupan rekening giro, tabungan, deposito berjangka, dan
sertifikat deposito.
ü Menerima permohonan dan
memproses pelayanan jasa-jasa retail lainnya antara lain Safe Deposit Box,
kartu ATM Mandiri, Payment Point.
ü Memasukkan data nasabah ke
dalam BDS.
ü Memeriksa keabsahan dokumen
antara lain: Kartu Identitas, Akta Pendirian Perusahaan, SIUP, NPWP, TDP.
ü Meneruskan permohonan
nasabah ke CSO untuk diverifikasi.
·
Mengelola database
nasabah sebagai alat bantu dalam pengembangan bisnis perbankan.
·
Menerima dan meneruskan permohonan consumer loan.
·
Memberikan informasi/penjelasan produk dan jasa lainnya
kepada nasabah sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku.
·
Menangani keluhan/complain
nasabah.
Kegiatan Operasional Customer Service Representative adalah
sebagai berikut:
·
Melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional cabang sesuai
dengan Standar Prosedur, Petunjuk Teknis, dan ketentuan yang telah ditetapkan.
·
Melaksanakan pelayanan kepada nasabah sesuai standar
pelayanan yang ditentukan Bank Mandiri.
·
Membuat database nasabah/update dan mengadministrasikannya
dengan tertib.
·
Melakukan pengamanan, pemeliharaan, dan pengelolaan
surat-surat berharga dengan baik, sesuai dengan ketentuan.
·
Memberikan pelayanan rekening berupa informasi saldo,
permintaan rekening Koran, permintaan buku Cek/BG, informasi mutasi rekening,
status transfer, dan standing order.
·
Memberikan informasi atau penjelasan produk dan jasa lainnya
kepada nasabah sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku.
·
Melaksanakan transaksi trade
services sesuai standar prosedur dan kualitas yang ditetapkan.
·
Mengadministrasikan, mengencode, dan menginput data buku
Cek/BG.
·
Menerima dan membantu menyelesaikan keluhan nasabah .
·
Melaksanakan tugas-tugas administrasik Customer Service.
·
Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh CSO.
·
Melaksanakan input data ke dalam komputer dengan benar.
·
Bertanggung jawab atas kerahasiaan password milik sendiri dan
tidak melakukan sharing password dengan pegawai lainnya.
·
Mengadministrasikan surat-surat berharga dan dokumen lainnya
sesuai ketentuan.
·
Memasukkan data nasabah ke dalam sistem BDS sesuai dengan
petunjuk teknis operasional pengelolaan data Customer Information File (CIF).
1.3.7 Customer Service Administrative
Customer
Service Administrative bertugas melaksanakan
kegiatan administrative Customer Services, fungsi pelayanan rekening, kegiatan
surat menyurat dan laporan-laporan yang diperlukan, dan melaksanakan proses di
cabang untuk produk Consumer Loans.
Tanggung jawab utama Customer Service Administrative
adalah sebagai berikut:
·
Mengadministrasikan arsip Standar Prosedur dan Petunjuk
Teknis serta surat-surat dari Kantor Pusat dan pihak ketiga lainnya agar
tersusun dengan baik.
·
Mengadministrasikan arsip pembukaan dan penutupan rekening,
pembuatan kartu debit, dan dokumen lain yang terkait dengan Customer Services
secara tertib.
·
Mengadministrasikan surat-surat berharga ke dalam obligo
dengan baik dan sesuai prosedur.
·
Memberikan pelayanan berkaitan dengan rekening nasabah.
·
Melaksanakan input completion dan administrasi traksasi
remmitance, bank garansi, referensi bank, pajak dan kegiatan penduku Customer
Service lainnya.
·
Menjaga kerahasiaan password miliki sendiri dan tidak
melakukan sharing password dengan pegawai lainnya.
·
Mengadministrasikan kas kecil, kepegawaian dan kegiatan general affair lainnya.
Wewenang Customer Service Administrative adalah sebagai berikut:
·
Mengakses database nasabah
dan melakukan input ke dalam sistem sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Kegiatan lainnya:
·
Completion untuk transaksi RTGS, TT,
dan kliring dengan mencocokan hasil posting teller dengan database.
·
Payroll berdasarkan data perusahaan
yang sudah ada untuk di-query ke
sistem agar gaji karyawan bisa dibayarkan.
·
Melaksanakan penerbitan bank garansi yang sudah memenuhi
syarat.
·
Meneruskan checklist bank garansi yang sudah lengkap ke
bagian processing untuk kemudian
mendapatkan balasan yang berupa soft-copy
dari bank garansi terkait dan mencetaknya.
·
Mengelola petty cash sebagai
uang untuk operasional cabang dengan cara melakukan pembukuan, reimburse bon atau receipt pembelanjaaan ke area (HC dan GA). Uang reimburse akan dikreditkan ke GNC
Cabang.
·
Melakukan surat-menyurat untuk pelaporan cuti, pergantian
status pegawai, dan lain-lain.
·
Mengelola penggunaan safe
deposit box yang tersedia di cabang.
1.3.8 Teller Coordinator
Teller
Coordinator bertugas mengelola kegiatan pelayanan
di unit kerja teller sesuai dengan ketentuan, melaksanakan standar pelayanan di
unit kerja teller sesuai Service Level
Agreements (SLA), mengelola kas dan surat-surat berharga, mendukung
kegiatan pemasaran melalui cross selling
produk dan jasa-jasa perbankan.
Tanggung jawab utama Teller Coordinator adalah sebagai
berikut:
·
Melaksanakan kegiatan operasional
sesuai ketentuan, Standar Prosedur dan Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan.
·
Memberikan persetujuan pembayaran
untuk jumlah debet di atas wewenang Teller.
·
Melaksanakan ambil & setor uang
(termasuk penukaran uang lusuh) ke kantor cabang koordinator/pooling cash/Bank Indonesia.
·
Melakukan checking dan legalisasi jual/beli bank notes dari/ ke kantor cabang koordinator (pooling cash) atau kantor pusat.
·
Melakukan checking dan legalisasi proses pengantaran/pengambilan uang ke/dari
Nasabah (cash collection).
·
Melakukan pengecekan keaslian dan
keabsahan specimen tanda tangan
Nasabah pada warkat bank dan form
transaksi penarikan antar kantor cabang.
·
Menjaga keamanan dan kerahasiaan
kartu specimen tanda tangan Nasabah
·
Memeriksa identitas Nasabah dengan
benar.
·
Melakukan verifikasi terhadap kebenaran
dan keaslian uang tunai/bank notes
dan warkat berharga.
·
Melaksanakan proses pembukaan dan
penutupan vault/kluis/khasanah setiap pagi dan sore hari (termasuk pembukaan
system Cabang).
·
Melaksanakan checking dan legalisasi terhadap permintaan persediaan Surat-Surat
Berharga (Bilyet Giro, Blanko Cek/BG, Sertifikat Deposito).
·
Melakukan cash opname harian atau pada waktu tertentu bila diperlukan.
·
Melaksanakan proses penutupan
asuransi cash in transit serta
pembuatan laporan penutupan asuransi kas.
·
Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang
dengan warkat transaksi.
·
Melakukan verifikasi antara voucher dengan validasi dan laporan
transaksi Teller.
·
Memberikan keterangan/ informasi
dalam rangka review/ audit ataupun
keperluan pengembangan lainnya.
·
Melakukan pengelolaan likuiditas kas
sesuai dengan cash in branch yang
telah ditentukan.
·
Menjamin keamanan fisik uang dan
surat-surat berharga di dalam khasanah.
·
Melakukan verifikasi kesesuaian
jumlah fisik uang dengan warkat transaksi.
·
Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak
melakukan sharing password antar
pegawai.
·
Menjaga keamanan, kebersihan dan
ketertiban pemakaian terminal komputer di unit kerja Teller.
Wewenang Teller
Coordinator adalah sebagai berikut:
·
Memberikan persetujuan pembayaran
untuk jumlah debet di atas wewenang
Teller.
·
Menandatangani slip pemindahan kas
untuk penyetoran/pengambilan uang kas ke/ dari vault/ kluis/ khasanah, maupun
ke/ dari Cabang lain dan Bank Indonesia.
·
Kewenangan Memegang Kunci berdasarkan
prinsip dual control.
1.3.9 Teller
Teller
bertugas melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai,
pemindahbukuan/penyetoran non tunai (rupiah dan valuta asing).
Tanggung jawab utama Teller adalah sebagai berikut:
·
Memberikan servis yang terbaik, cepat, dan akurat kepada
nasabah sesuai dengan “Standar Pelayanan
Teller”.
·
Menjaga kerapian dan kebersihan Counter Teller.
·
Mendukung dalam pelaksanaan cross selling atas produk-produk Bank Mandiri.
·
Menerima usul dan saran dari nasabah yang membangun kepada
atasan.
Kegiatan Teller adalah sebagai berikut:
·
Melakukan kegiatan operasional sesuai ketentuan, Standar
Prosedur dan Petunjuk Teknis yang telah diterapkan.
·
Melaksanakan proses transaksi tunai dan non tunai sesuai
batas kewenangan.
·
Melaksanakan checking
kebenaran dan keaslian uang tunai/bank
notes dan warkat berharga.
·
Melaksanakan checking
jumlah fisik uang dengan warkat transaksi.
·
Melaksakan pembukuan dan validasi.
·
Menjamin kerahasiaan password
milik sendiri dan tidak melakukan sharing
password antar pegawai.
·
Menjaga keamanan, kebersihan, dan ketertiban pemakaian
terminal komputer.
·
Melaksanakan penukaran uang lusuh ke kantor cabang
koordinator/pooling cash/Bank
Indonesia.
·
Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda tangan nasabah.
·
Menjaga kebersihan dan kerapihan Counter Teller.
·
Menyediakan uang tunai pada ATM yang berada di bawah kelolaan
outlet.
·
Melakukan verifikasi antara voucher dengan validasi dan
laporan transaksi teller.
·
Meyakini keaslian dan keabsahan specimen tanda tangan nasabah pada warkat bank dan form transaksi
penarikan antar cabang.
·
Memeriksa identitas nasabah dengan benar.
·
Menjamin keamanan boks teller
dan kewenangan memegang kunci boks.
·
Melaksanakan proses verifikasi dan tanda tangan pada warkat
transaksi
·
Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke kantor cabang
Koordinator/pooling cash/Nasabah.
·
Melaksanakan tugas lainnya sesuai ketentuan.
1.3.10 Security
Security
bertugas melaksanakan pengamanan dan pelayanan sesuai dengan ketentuan.
Tanggung jawab utama Security adalah sebagai berikut:
·
Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan/kawasan
kerjanya.
·
Memelihara seluruh perlengkapan dan peralatan security kantor
cabang di bawah tanggung jawabnya.
·
Melaksanakan pengamanan dan pelayanan terbaik kepada nasabah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
·
Melaksanakan tugas pengawalan uang/barang berharga/dokumen
penting (CIT).
·
Melaksanakan ketertiban parkir kendaraan di lingkungan gedung
kantor.
·
Bertanggung jawab terhadap kenyamanan, kerapian, kebersihan
di ruang ATM.
·
Bertanggung jawab kerapian dan kelengkapan di dalam Banking
Hall (aplikasi, brosur, dll).
·
Melaksanakan ketertiban dan kerapian antrian Nasabah di
Banking Hall.
·
Menyambut tamu/nasabah sesuai dengan standar pelayanan
security Bank Mandiri.
·
Melaksanakan tugas pengawalan uang/barang berharga/dokumen
penting (CIT).
·
Memberikan informasi yang tepat kepada nasabah.
·
Melaporkan hal-hal penting kepada pimpinan/koordinator area
yang berkaitan dengan situasi keamanan kantor cabang.
·
Melakukan pengawasan/kontol/patroli lingkungan Cabang,
terutama pada tempat-tempat yang dianggap rawan pada malam/hari libur (ruang
ATM).
·
Mencatat seluruh kegiatan ke dalam buku catatan harian/buku
mutasi yang diketahui oleh pimpinan setempat.
·
Melakukan pemeriksaan terhadap orang/barang yang
mencurigakan.
·
Melakukan pemeriksaan masa berlaku APAR.
·
Memeriksa alarm dapat berfungsi dengan baik.
·
Memeriksa CCTV dapat berfungsi dengan baik dan melakukan back
up data berkala.
Wewenang Security adalah sebagai berikut:
·
Menggunakan senjata api sesuai ketentuan yang berlaku
·
Melakukan tindakan pertama pada tempat kejadian perkara
·
Melakukan kerjasama keamanan dengan petugas keamanan setempat
(Polri/TNI) dan aparat keamanan lainnya.
1.3.11 Helper
Helper
bertugas membantu kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi
personalia dan logistic dan memelihara serta mengamankan seluruh ruang kerja di
Unit Kerja terkait.
Tanggung jawab Helper adalah sebagai berikut:
·
Menyampaikan nota/surat/dokumen/berkas lain kepada unit kerja
terkait.
·
Menyediakan keperluan administrasi dan logistik berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pegawai.
·
Memelihara seluruh ruang kerja untuk meningkatkan kebersihan
dan kerapihan ruangan serta membuka dan menutup ruang kerja sesuai waktu yang
telah ditentukan.
·
Berkoordinasi dengan petugas keamanan gedung/bank untuk
mengamankan asset dan ruang kerja
·
Berkoordinasi dengan petugas kebersihan dari pengelola
gedung.
BAB II
FACT FINDING PADA KCP JAKARTA
PONDOK BAMBU
2.1 Kegiatan Belajar di Customer Service
Pada
proses kegiatan belajar di bagian Customer
Service, tujuan dari kegiatan belajar yang dilakukan peserta adalah
mengetahui proses pelayanan dari Bank Mandiri kepada nasabah. Proses pelayanan
dari Bank Mandiri yang diberikan kepada nasabah pada bagian customer service ini adalah berkaitan
dengan pelayanan yang bersifat aplikasi pada produk-produk yang ditawarkan
kepada nasabah, proses pelayanan terhadap fasilitas dari produk, proses
penanggulangan masalah yang muncul pada produk, dan proses penupupan dari
produk yang ditawarkan oleh Bank Mandiri. Untuk kegiatan yang diamati peserta
adalah sebagai berikut:
·
Aktivitas pelayanan customer service Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu pada pada saat
peserta OJT belajar di bagian tersebut berkaitan dengan proses pelayanan
masalah terhadap pengaksesan dari fasilitas produk dari Bank Mandiri seperti
proses aktivasi Mandiri Online, proses pergantian kartu ATM hilang atau
tertelan, proses pergantian PIN ATM yang lupa, proses reaktivasi fasilitas
produk yang terblokir.
·
Rata-rata ada 40-60an kunjungan nasabah ke counter-counter pelayanan customer service nasabah.
·
Proses pelayanan pada nasabah pada umumnya membutuhkan
waktu sekitar 10-20 menit. Namun ada beberapa kasus dimana pelayanan terhadap
nasabah membutuhkan waktu di atas 20 menit bahkan lebih, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa hal yang membuat pelayanan tersendat, seperti nasabah
tidak membawa persyaratan dokumen yang dibutuhkan
·
Customer
service adalah fungsi kerja paling efektif dalam melakukan penawaran
terhadap produk lain dari Bank Mandiri yang belum dimiliki oleh nasabah
·
Untuk beberapa persediaan varian produk seperti
kartu ATM VISA silver dan kartu ATM
VISA gold, persediaan produk-produk
tersebut tidak selalu tersedia pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
(persediaan habis)
·
Kadang-kadang CSA membantu pekerjaan CSR ketika
nasabah yang membutuhkan costumer service
lebih masif dari biasanya dan tidak mampu ditangani oleh costumer service yang
ada
Saran:
Sebelum dilakukan pelayanan dari cosutumer service, sebaiknya dilakukan
konfirmasi terlebih dahulu mengenai kelengkapan berkas yang dibawa nasabah, hal
tersebut supaya nasabah yang lain yang tidak membutuhkan waktu dalam mengantri
yang diakibatkan adanya sendatan antrian karena ketidaklengkapan dokumen yang
dibawa oleh nasabah.
2.2 Kegiatan Belajar di Teller
Pada
saat kegiatan transaksi pada teller,
peserta OJT melakukan pengamatan tentang transaksi yang dilakukan secara
langsung oleh nasabah dengan teller
selaku pihak bank yang berugas sebagai operator transaksi. Pada bagian ini,
beberapa hal yang menjadi poin pembelajaran adalah sebagai berikut:
·
Rata-rata jumlah transaksi yang dilakukan pada
satu teller di Kantor Cabang Jakarta
Pondok Bambu adalah sekitar 100 sampai 180 transaksi per hari
·
Ada tiga orang teller berbeda dan seorang telco pada counter teller yang siap
sedia melayani transaksi nasabah
·
Berdasarkan hasil rata-rata pengamatan, remis
pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu merupakan remis setor
·
Potensi take
on untuk cross selling pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu belum
dimaksimalkan dengan baik
·
Terjadi fluktuaksi jumlah nasabah yang melakukan
transaksi pada teller setiap harinya.
Terjadi antrian hampir sepanjang hari pada teller
ketika sedang ramai namun untuk waktu yang sepi antrian sangat jarang terjadi.
·
Barikut ini adalah rincian dari data dari
pengamatan sederhana dari kegiatan peserta OJT ketika melakukan proses belajar
pada teller
Saran:
Potensi selling dari proses take on dapat lebih dimaksimalkan, hal ini karena pada saat
transaksi selain dalam proses perhitungan uang yang butuh konsentrasi lebih,
nasabah dapat didalami kebutuhannya yang terkait produk dari Bank Mandiri. Pada
proses tersebut, nasabah dapat ditawari dengan produk-produk dari Bank Mandiri
yang cocok dengan kebutuhan dari nasabah.
Peserta pernah melakukan pengamatan sederhana pada hari
Senin, 20 April 2019.
Pada hari tersebut transaksi pada Teller terjadi lumayan ramai. Peserta mengambil sampel pada jam 8
pagi sampai jam 12 siang pada salah satu Teller.
Pada saat itu ada 83 transaksi yang berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 12
siang dengan 17 nasabah berbeda, dari 17 nasbah tersebut dilakukan take on kepada 1 nasahah saja. Maka
menurut persentase 5,8% dari sampel nasabah yang terjadi proses take on. Peserta mengamati bahwa
setidaknya ada 7 nasabah lain yang ramah dan bisa diajak berkomunikasi dan cross selling product sebenernya bisa
terjadi. Dengan potensi take on
sebenarnya bisa ditingkatkan lagi guna menaikkan penjualan produk dari Bank
Mandiri
2.3 Kegiatan Belajar di Back Office
Kegiatan
belajar di Back office berlangsung
pada tiga buah fungsi kerja yang yaitu CSA, BOM, dan verifikator. Setiap fungsi kerja pada back office memiliki peran masing masing. Berikut ini merupakan
kegiatan yang diamati peserta OJT ketika melakukan kegiatan belajar dan
pengamatan pada back office
Ø
CSA
·
Pada kegiatan ini, diketahui bahwa aplikasi
pembukaan Bank Garansi pada Kantor Cabang Pondok Bambu sangat jarang ditemukan.
Hal itu disebabkan karena karakteristik segmen dari kantor cabang merupakan
segmen perorangan dan usaha mikro dan SME. Aplikasi pembuatan Bank Garansi
tidak jarang dilakukan oleh nasabah dengan segmen-segmen tersebut
·
Kadang-kadang ketika counter bagian customer
service sedang ramai, CSA berperan membantu CSR dengan dengan melayani nasabah
sesuai dengan fungsi kerja CSR.
·
Proses admnistrasi pegawai yang terkait dengan
perizinan dilakukan oleh CSA, contoh perizinan untuk pemakaian cuti dengan
konfirmasi Branch Manager
·
Ada 2 nasabah yang melakukan pembayaran payroll terhadap karyawannya melalui
bank mandiri secara langsung, ada juga nasabah yang melakukan pembayaran payroll melalui Bank Mandiri namun
proses administrasinya dilakukan di kantor perusahaan tersebut.
Ø
BOM
·
Pada fungsi kerja BOM, yang dilakukan secara
umum adalah melakukan persetujuan dan verifikasi dari proses transaksi yang
sedang dilakukan.
·
Contoh persetujuan transaksi yang dilakukan BOM
adalah BOM adalah pihak yang melakukan persetujuan terhadap dana yang masuk
ataupun keluar kantor cabang dengan jumlah cukup besar namun masih di bawah
dari kewenangan Branch Manager
·
Tingkat kewenangan BOM untuk transaksi tunai
yang terjadi pada kantor cabang adalah senilai Rp. 1.000.000.000,00.
·
Pada bagian persetujuan konfirmasi dokumen, BOM
juga berperan dalam verifikasi terhadap dokumen yang penting dalam proses
pelayanan pada nasabah, seperti proses pergantian data pada CIF nasabah.
Ø
Verificator
·
Verifikator adalah pintu terakhir dari proses
transaksi yang terjadi pada kantor cabang. Peran verifikator sangatlah krusial
karena memitigasi resiko yang muncul dari transaksi yang terjadi pada hari
sebelumnya agar kantor cabang terhindar dari segala bentuk tindakan, entah itu
ketidaksesuaian dari SOP, kelalaian, atau fraud.
·
Verifikator bekerja dengan sangat teliti dan
berpengalaman dalam memitigasi potensi kelalaian dalam melaksanakan transaksi.
2.4 Kegiatan Belajar di Loan
Pada bagian
loan ini, proses belajar terjadi pada
tiga buah sub bagian, yaitu mikro, consumer loan, dan SME (Small Medium
Enterprise). Berikut ini adalah penjabaran dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan dari masing masing sub bagian.
Ø
Mikro
·
Fokus dari kredit segmen mikro adalah sektor
KSM, dari 44 milyar rupiah dana yang disalurkan mayoritas disalurkan pada
sektor konsumsi (KSM). Sedangkan nsabah dari sektor produksi (KUM) jumlahnya
tidaklah banyak
·
Kondisi sekitar Kantor Cabang dipenhi oleh
sektor usaha mikro, namun mereka kebanyakan tidak memiliki agunan untuk
dilakukan pengikatan
Ø
Consumer
Loan
·
Pada Konsumer Loan, produk yang secara umum
ditawarkan adalah KPR dan kartu kredit
·
Pada KPR, tugas kantor cabang adalah melakukan referral terhadap nasabah atau partner seperti developer. Kemudian, bagian consumer loan area akan memproses
aplikasi yang masuk dari referral
yang dilakukan kantor cabang.
·
Segmen yang dilakukan referral adalah KPR primary,
sedangkan pada KPR secondary nasabah
datang langsung pada Bank Mandiri.
Ø
SME
·
Pada sektor ini, basis jenis usaha yang menjadi
nasabah kredit adalah usaha yang bergerak pada bidang distribusi, kontraktor
skala kecil.
·
Untuk segment furniture dan jual beli mobil bekas, meskipun banyak terdapat usaha
di area tersebut, namun sektor tersebut sekarang dalam fase yang sangat lesu
Saran:
Sebaiknya dilakukan promosi yang lebih pada KPR secondary, walaupun banyak yang
mengetahui bahwa Bank Mandiri bermain dalam sektor KPR. Namun tidak semua
nasabah mengetahui bahwa offer yang ditawarkan oleh Bank Mandiri cukup menarik.
Hal ini tercermin ketika peserta OJT sedang melakukan visit ke nasabah existing
mesin EDC, ada nasabah yang belum mengetahui dari promo yang ditawarkan oleh
produk KPR Bank Mandiri.
Usaha di sekitar area Pondok Kelapa sangatlah beragam, ada
beberapa usaha yang belum menjadi nasabah Bank Mandiri. Sebaiknya dilakukan re-mapping kembali, meskipun pergerakan
pasar pada zaman ini masih lesu, namun kelesuan itu tidak terjadi pada semua
sektor usaha.
2.5 Kegiatan Belajar di Bagian Marketing & Sales
Pada proses kegiatan marketing
dan sales, peserta OJT belajar
beberapa kali dengan melakukan visit kepada nasabah secara langsung dengan Brand Sales Manager (BSM) dari Kantor
Cabang Pondok Bambu. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta
OJT.
·
Peserta OJT menemukan bahwa pada saat dilakukan
visit ke nasabah. Ditemukan potensi yang sangat besar dengan variasi produk
yang beragam. Hal tersebut sudah dimanfaatkan dengan sangat baik oleh BSM.
·
Pada saat visit mesin EDC, ternyata ada beberapa
keluhan pelanggan terkait mesin EDC dari Bank Mandiri yang mengalami masalah.
Kecenderungan masalah yang dialami EDC Bank Mandiri adalah sering sekali
ofline. Hal tersebut mengakibatkan proses transaksi yang terjadi pada merchant
menjadi terhambat.
·
Proses pengiriman mesin EDC dari vendor ke
nasabah membutuhkan waktu yang cukup lama hingga memakan waktu sampai 3 bulan.
Hal ini bertolak belakang dengan penyediaan Mesin EDC yang dilakukan oleh bank
kompetitor dari Bank Mandiri. Ini adalah masalah yang cukup riskan, karena
dapat menurunkan citra Bank Mandiri dan mengurangi potensi dari mesin EDC dalam
fungsinya sebagai jasa dan sumber dana murah. Sebaiknya isu tersebut diangkat
ke pusat dan dilakukan complain
kepada vendor mesin EDC.
BAB III
3.1 Analisis Cabang Jakarta Cabang Pondok Bambu
Dari proses analisis potensi
Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu, berikut ini adalah profil kantor Cabang
Jakarta Pondok Bambu berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat):
3.1.1 Strength Point Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
·
Lokasi dari Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
terletak di tempat yang cukup ramai dan strategis sehingga dimana banyak orang
berlalu lalang
·
Memiliki Dana CASA yang yang cukup baik jika
dilihat dari pencapaian target Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu di nominal
sekitar 600 milyar rupiah.
·
Memiliki pegawai dengan attitude yang professional, berdedikasi yang besar dalam pekerjaan.
Pegawai memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan dan fokus terhadap
pekerjaan sangat baik.
3.1.2 Weakness Point Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Dari hasil pengamatan dari
peserta yang telah dilakukan, ada beberapa poin yang menjadikan Kantor Cabang
Pondok Bambu memiliki kelemahan dengan rincian sebagai berikut:
·
Lokasi parkir kantor cabang tidak bisa menampung
banyak kendaraan
·
Bentuk bangunan kantor cabang yang tersusun dari
tiga lantai membuat nasabah lansia dan nasabah berkebutuhan khusus menjadi
kesulitan dalam mencapai fungsi kerja yang tidak berada pada lantai 1
·
Meskipun terletak di lokasi yang strategis dan
ramai, namun lokasi Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu terletak jauh dari
beberapa perusahaan besar yang menjadi lumbung dari giro seperti WIKA, Waskita
Karya, Pertamina, dan lainnya.
3.1.3 Opportunity Point Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Dari hasil pengamatan dari
peserta yang telah dilakukan, ada beberapa poin yang menjadikan Kantor Cabang
Pondok Bambu memiliki peluang untuk berkembang dengan rincian sebagai berikut:
·
Lokasi kantor cabang ke kantong-kantong usaha
mikro dan SME (Small Medium Enterprise)
tidak jauh, seperti usaha-usaha kecil yang berada di pasar Pondok Bambu, Usaha
rumah makan, usaha furniture, usaha
jual beli mobil bekas, dan usaha-usaha lain.
·
Memiliki banyak potensi untuk mengembangkan unit
bisnis dari kantor cabang baik dari sisi funding
dan credit, seperti karakteristik
nasabah yang datang pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu adalah nasabah yang
ramah dan bersahabat, dimungkinkan potensi penjualan produk-produk Bank Mandiri
kepada nasabah.
·
Banyak merchant yang belum memiliki ECD Bank
Mandiri di radius 3km dari Bank Mandiri, seperti Mc Donald, Domino pizza, dan
lain-lain.
3.1.4 Threat Point Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Dari hasil pengamatan dari
peserta yang telah dilakukan, ada beberapa poin yang menjadikan Kantor Cabang
Pondok Bambu memiliki kerawanan terhadap faktor eksternal dengan rincian
sebagai berikut
·
Banyak bank-bank lain yang terletak berdekatan
dari Bank Mandiri Kantor Cabang Pondok Bambu.
·
Jalan di depan kantor cabang yang sempit
memungkinkan terjadi macet sehingga nasabah merasa enggan untuk melakukan
transaksi di Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
3.2 CASA Sektor Retail Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
3.2.1 Dana Pihak Ketiga (DPK) Kantor Cabang Pondok Bambu
Pada Dana Pihak Ketiga (DPK)
Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu tercermin bahwa data DPK Pihak Ketiga selama
beberapa bulan terakhir selalu menunjukkan bahwa dana yang terkumpul mencapai target ada mendekati dalam nilai gap yang sangat kecil yang dibebankan
kepada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu. Untuk lebih jelasnya berikut ini
merupakan data dari total DPK dan persentase realisasi dari target yang
diterapkan pada kantor cabang:
Bulan
|
Jumlah DPK
|
November 18
|
Rp. 643.203.000.000
|
Desember 18
|
Rp. 643.001.000.000
|
Januari 19
|
Rp. 632.026.000.000
|
Februari 19
|
Rp. 636.218.000.000
|
Maret 19
|
Rp. 626.662.000.000
|
April 19
|
Rp. 589.210.000.000
|
Pada data DPK yang didapat di
atas. Dapat kita lihat bahwa DPK didapat pada Kantor Cabang Pondok Bambu
memiliki pendapatan relatif stabil pada perolehan DPK. Namun jika dilakukan
pada sisi target ketercapaian dari data sampel bulanan, ada 2 bulan data sampel
pada pondok bambu yang tingkat pencapaiannya dibawah 95%.
Untuk target perolehan DPK dalam
area Pondok Kelapa. Berikut ini merupakan target yang diperoleh Kantor Cabang
Pondok Bambu dibanding kantor cabang lain pada area Pondok Kelapa pada 3 bulan
terakhir.
AREA PONDOK KELAPA
|
Februari 19
|
Maret 19
|
April 19
|
Jakarta Pondok Kelapa
|
1.012.493.800.000
|
982.625.900.000
|
1.020.935.700.000
|
Jakarta Kalimalang
|
429.083.800.000
|
484.544.100.000
|
443.177.900.000
|
Jakarta Pahlawan Revolusi
|
215.609.500.000
|
217.139.800.000
|
206.568.500.000
|
Jakarta D.I. Panjaitan
|
4.523.191.100.000
|
4.560.706.200.000
|
4.029.347.400.000
|
Jakarta Pondok Bambu
|
596.368.800.000
|
626.662.000.000
|
591.120.400.000
|
Jakarta Puri Sentra Niaga
|
638.167.100.000
|
597.030.100.000
|
582.071.900.000
|
Jakarta Klender
|
115.846.400.000
|
124.679.000.000
|
127.945.100.000
|
Jakarta Buaran
|
254.966.900.000
|
303.579.700.000
|
290.167.400.000
|
Jakarta Waskita Karya
|
1.197.939.700.000
|
794.843.200.000
|
1.408.381.600.000
|
Jakarta Pdk Kelapa Kavling DKI
|
215.245.800.000
|
218.386.800.000
|
216.678.800.000
|
Jakarta Duren Sawit
|
211.123.400.000
|
219.118.000.000
|
206.895.500.000
|
Jakarta Halim Perdanakusuma
|
596.662.400.000
|
589.332.000.000
|
577.513.100.000
|
Jakarta Kawasan Industri
|
649.870.800.000
|
645.066.000.000
|
688.428.200.000
|
Jakarta Perumnas Klender
|
368.866.100.000
|
374.592.800.000
|
387.659.900.000
|
Jakarta Permata Ujung Menteng
|
319.686.300.000
|
325.564.800.000
|
312.304.500.000
|
Jakarta Nindya Karya
|
277.786.900.000
|
238.376.600.000
|
266.269.600.000
|
Jakarta Dewi Sartika
|
520.622.600.000
|
497.511.700.000
|
500.826.700.000
|
Jakarta RS Pusat Otak Nasional
|
183.787.700.000
|
185.257.600.000
|
200.367.000.000
|
MMU Jakarta Pulojahe
|
3.890.900.000
|
4.635.300.000
|
5.032.200.000
|
MMU Jakarta Pulogebang
|
11.269.800.000
|
10.476.100.000
|
11.206.600.000
|
MMU Pulogadung Pasar Ayam
|
7.501.000.000
|
9.133.100.000
|
9.688.600.000
|
MMU Jakarta Soekamto
|
3.252.100.000
|
3.487.200.000
|
3.462.400.000
|
MMU Jakarta Pahlawan Revolusi
|
2.255.600.000
|
2.855.000.000
|
3.262.400.000
|
Jika
dilakuan pengamatan, Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu berada pada urutan 5
besar pada perolehan DPK. Selain itu, DPK dari Jakarta Pondok Bambu besar bukan
karena nasabah yang memiliki pemasukan DPK besar bukan dikarenkan nasabah
berlatar belakang segmen wholesales
seperti nasabah pada Kantor Cabang D. I. Panjaitan maupun Kantor Cabang
Waskitra karya, namun nasabah pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu berasal
dari segment retail. Dengan kata
lain, hal tersebut menunjukkan bahwa segmen retail
yang merupakan sumber DPK Jakarta Pondok Bambu memiliki potensi yang luar
biasa.
3.2.2 Segmentasi DPK Dari Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Jika dilakukan breakdown per segmen
dari sumber dana pihak ketiga yang didapat, berikut ini merupakan keterangan
dari persentase secara rata-rata sumber-sumber DPK Kantor Cabang Pondok Bambu
enam bulan terakhir
Dari dana di atas dapat kita
lakukan pengamatan bahwa sektor wholesales
dan sektor retail memiliki persentase
yang tidak terlalu timpang. Namun secara data tercermin bahwa data DPK sektor
retail yang terkumpul memiliki tingkat volume yang lebih besar dari dana DPK
yang terkumpul pada sektor wholesales.
Jika dilakukan pengamatan lebih dalam
berdasarkan potensi Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu, dapat kita lihat bahwa sumber
DPK kantor cabang tersebut merupakan nasabah pada sektor retail. Dengan kata lain. Sektor yang berpotensi untuk memperbesar
pendapatan DPK pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu adalah peningkatan
volume DPK pada sektor retail.
3.2.3 Perbandingan CASA dengan Deposito Terhadap Profit dan Potensi Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Jika dilakukan analisis pada
keuntungan dana. Dana yang memberikan keuntungan yang besar bagi cabang
merupakan dana yang memiliki profit
margin yang besar. Dari produk DPK yang ditawarkan nasabah pada sektor retail yaitu CASA dan deposito, berikut
ini merupakan perbandingan dari kedua produk yang ditawarkan dari sisi
keuntungan cabang yang didapatkan.
Berikut
ini merupakan interest yang diperoleh
nasabah Bank Mandiri jika memiliki rekening CASA pada Bank Mandiri
Berikut
ini merupakan interest yang diperoleh
nasabah Bank Mandiri jika memiliki rekening deposito pada Bank Mandiri
Berikut ini merupakan
perbandingan dari interest CASA dan deposito
Dari data di atas, terlihat
jelas bahwa interest yang diperoleh nasabah pada rekening CASA lebih kecil dari
interest yang diperoleh nasabah pada
rekening deposito. Dengan kata lain, Bank Mandiri akan membayar interest yang lebih sedikit ke nasabah
ketika nasabah memiliki rekening CASA dari pada memiliki rekening deposito.
Dari segi profit margin, dapat
simpulkan bahwa dana CASA merupakan dana yang efektif untuk dikembangkan pada
sektor retail jika dilihat dari sisi
keuntungan bagi kantor cabang.
3.2.4 Data CASA Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
Dari data yang didapatkan
tentang CASA pada Kantor Cabang Pondok Bambu, Berikut ini merupakan data dan
penjelasan dari posisi CASA Cabang Jakarta Pondok Bambu
Bulan
|
Jumlah CASA
|
Pencapaian CASA
|
Jumlah CASA segmen Retail
|
Pencapaian CASA segmen Retail
|
November 18
|
Rp. 378.037.000.000
|
91,15 %
|
Rp. 363.623.000.000
|
91,61 %
|
Desember 18
|
Rp. 384.713.000.000
|
91,56 %
|
Rp. 371.540.000.000
|
92,72 %
|
Januari 19
|
Rp. 374.940.000.000
|
97,46 %
|
Rp. 361.898.000.000
|
97,4 %
|
Februari 19
|
Rp. 379.158.000.000
|
99,53 %
|
Rp. 365.780.000.000
|
-
|
Maret 19
|
Rp. 379.801.000.000
|
100,2 %
|
Rp. 365.294.000.000
|
99,11 %
|
April 19
|
Rp. 342.823.000.000
|
90,24 %
|
Rp. 329.996.000.000
|
89,08 %
|
Dari data di atas, dapat diamati
dengan seksama bahwa pada nilai CASA pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu
memiliki nilai yang cenderung belum memasuki target pada enam bulan sampel
pengamatan. Nilai tersebut jika dilakukan pengamatan, ternyata berasal dari sektor
retail yang memiliki kontribusi yang
besar terhadap nilai CASA yang diperoleh dari kantor cabang. Jika dilakukan break down, berikut adalah sektor yang
berkontribusi terhadap segmen retail:
·
Segmen SME
·
Segmen mikro
·
Segmen perorangan
·
Segmen wealth.
Data berikut merupakan data
analisis yang dari sektor-sektor retail.
Bulan
|
SME (dana & pencapaian)
|
mikro (dana & pencapaian)
|
Perorangan (dana & pencapaian)
|
Wealth (dana & pencapaian)
|
November 18
|
Rp. 118.618.000.000 (93,80 %)
|
Rp. 2.053.000.000 (73,67 %)
|
Rp. 200.856.000.000 (92,05 %)
|
Rp. 42.032.000.000 (84,76 %)
|
Desember 18
|
Rp. 121.406.000.000 (92,53 %)
|
Rp. 1.854.000.000 (64,87 %)
|
Rp. 209.377.000.000 (96,03%)
|
Rp. 38.904.000.000 (80,03 %)
|
Januari 19
|
Rp. 114.930.000.000 (94,67 %)
|
Rp. 2.348.000.000 (126,67%)
|
Rp. 204.469.000.000 (97,66%)
|
Rp. 40.150.000.000 (103,2%)
|
Februari 19
|
Rp. 96.916.900.000
|
Rp. 1.886.900.000
|
Rp. 192.955.900.000
|
Rp. 39.740.000.000
|
Maret 19
|
Rp. 119.462.000.000 (94,99%)
|
Rp. 2.239.000.000 (89,16%)
|
Rp.207.523.000.000 (105,03%)
|
Rp. 36.070.000.000 (84,44%)
|
April 19
|
Rp. 87.377.000.000 (69,43%)
|
Rp. 7.158.000.000 (283,49%)
|
Rp. 178.376.000.000 (89,63%)
|
Rp. 57.084.000.000 (132,59%)
|
Dari data yang terpampang di
atas, dapat kita lihat bahwa pada segmen retail
dana CASA pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu masih memiliki potensi untuk
dilakukan peningkatan. Hal ini terlihat dari data yang secara bulanan
termonitor bahwa dana CASA dari sektor retail memiliki geliat yang besar dan
masih bisa dioptimalisasikan karena masih belum stabil perbulannya antara
target dan realisasi dari segmen retail.
Pada sektor SME, mikro, perorangan, dan wealth dapat diamati bahwa nilai yang
teramati adalah sebenarnya dana yang terkumoul masih flukuatif dan masih bisa
dilakukan pengoptimalan dari sektor-sektor tersebut agar CASA yang terkumpul
menjadi lebih besar sehingga perolehan target pada segmen retail dapat menjadi lebih tinggi.
3.3 Serba Serbi Mesin EDC Bank Mandiri
EDC (Electronic Data Capture) adalah mesin yang berfungsi sebagai sarana
penyedia transaksi dan alat pembayaran yang penggunaannya dengan cara
memasukkan atau menggesek kartu ATM, kartu debit maupun kartu kredit dalam
suatu bank maupun antar bank, serta dilengkapi dengan fasilitas pembayaran
lainnya yang terkoneksi secara realtime.
Seiring dengan majunya teknologi
perbankan, Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang
terus berkembang mengaplikasikan Mandiri EDC untuk melayani masyarakat. Mandiri
EDC dapat menerima Pembayaran melalui Kartu Debit (Visa/Mater), Kartu Kredit
(Visa/Master), e-money, dan e-cash. Sedangkan untuk fitur yang ada pada
Mandiri EDC adalah sebagai berikut.
·
Pembayaran
melalui kartu debit/kredit
·
Top
Up e-money/e-cash
·
Pembayaran
dengan cicilan
·
Redemption
Fiestapoin
·
Bill
Payment (Pembayaran Pulsa, Token Listrik, dll)
·
Transfer
dari Kartu Debit ke CASA Account
·
Laporan
penjualan setiap hari
Untuk
jaringan yang digunakan, Mandiri EDC memiliki beberapa jenis jaringan yang
dapat dimanfaatkan untuk melakukan koneksi realtime
dengan data server Bank Mandiri.
Berikut ini adalah jaringan yang digunakan:
·
Jaringan
Telepon/Phone Line
·
3G/GPRS
·
WiFi
·
LAN
Sedangkan dari sisi nasabah yang
menggunakan EDC yang ada pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu. Jumlah
nasabah, total Mandiri EDC terpasang, dan dana murah yang dihasilkan dari
Mandiri EDC adalah sebagai berikut.
Kantor
Cabang
|
Banyaknya
nasabah EDC
|
Jumlah
EDC terpasang
|
Jumlah
transaksi YTD
|
Volume
transaksi
|
Jakarta
Pondok Bambu
|
37 (yang EDC sudah
tersedia)
|
62
|
37.473
|
24.020.846.368
(4 bulan)
|
Ketika dilakukan pengamatan dari
data di atas, dapat dilakukan pengamatan bahwa dana murah yang mengalir melalui
EDC memiliki potensi yang besar mengingat besaran dana yang dihasilkan tidaklah
kecil jika dilihat dari potensi tersebut, jika Bank Mandiri memiliki kemampuan
untuk melakukan peningkatan volume transaksi EDC, nilai dana murah yang
terkumpul akan menjadi semakin besar dan dapat menaikan nilai pertumbuhan CASA
segmen retail pada Kantor Cabang Jakarta Pondok Bambu.
Rata rata perbulan volume CASA
yang didapat dari mesin EDC Bank Mandiri adalah 6 Milyar rupiah. Nilai tersebut
sudah cukup besar namun masih bisa dilakukan optimalisasi sehingga nilai uang
yang masuk menjadi lebih baik lagi.
3.4 Strategi Optimalisasi Pendapatan CASA Segmen retail Melalui Mesin EDC
3.4.1 Tantangan yang Muncul
Menurut peserta OJT, tantangan
yang muncul ketika peserta OJT mengamati data-data di atas adalah peserta OJT
dirasa perlu memikirkan strategi untuk membuat dana CASA pada segmen retail meningkat dengan sumber daya yang
sudah ada dan tersedia dari Bank Mandiri. Ketika peserta OJT dihadapkan dengan
fakta yang sesuai dengan data yang tercantum di atas, ada beberapa hal yang
membuat peserta OJT berpikir untuk melakukan inovasi terkait dengan tantangan
untuk meningkatkan CASA pada segmen retail pada Kantor Cabang Jakarta Pondok
Bambu. Peningkatan dana CASA pada segmen retail sebenarnya dapat dilakukan
dengan berbagai macam hal, namun pada makalah yang peserta ODP buat ini, titk
fokus dalam upaya pemecahan masalah yang ada adalah “inovasi” dengan menitik
beratkan pemakaian Mandiri EDC dengan tujuan untuk membuat volume dari CASA
pada sektor retail sekarang menjadi
semakin berkembang. Untuk lebih jelasnya, penjelasan di bawah ini merupakan hal
yang memetakan bagaimana potensi bagi Bank Mandiri untuk melakukan peningkatan
pada segmen pada CASA retail seperti yang telah dijelaskan di atas.
Selain itu, pada persaingan
mesin EDC yang ada di Indonesia, Bank Mandiri dirasa masih kalah dari market leader transactional banking saat
ini yaitu Bank BCA. Jika Bank Mandiri mampu merebut pasar yang ada dengan
sedikit improvisasi dari potensi yang dimiliki Bank Mandiri. Bukan tidak
mungkin Bank Mandiri memperbesar market
share Bank Mandiri dalam transactional
banking dan meningkatkan profit serta dana murah (CASA) dari sektor yang
ada.
3.4.2 Potensi yang Dapat Digali
Berdasarkan tantangan pada
peningkatan dana CASA seperti yang telah dijabarkan di atas. Untuk melakukan
peningkatan CASA retail, banyak cara
yang bisa dilakukan. Hal tersebut dikarenakan potensi dari segmen retail sangatlah besar. Selain itu, ada
beberapa sektor pada segment retail,
seperti SME, mikro, perorangan, dan wealth.
Sektor-sektor tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
yang mereka perlukan.
Beberapa pendekatan sebenarnya
bisa dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut, hal tersebut tentunya harus
dilihat dari karakteristik nasabah sesuai sektor yang ada pada segmen tersebut.
Salah satu yang menarik untuk dibahas dalam upaya meningkatkan dana yang
diserap dari nasabah adalah sumber penghasilan nasabah. Jika menilik segmen
retail, maka berikut ini merupakan sumber dana dari setiap sektor pada segmen retail:
·
SME
SME (Small Medium Enterprise) merupakan sektor usaha dengan kapasitas
kecil menengah. Usaha yang berkontribusi pada segmen retail SME adalah usaha yang dianggap masuk pada sektor tersebut
atau usaha yang memiliki fasilitas kredit pada Bank Mandiri sehingga ada
rekening SME yang tercatat menjadi sumber dana CASA pada bank Mandiri entah
dalam bentuk Tabungan Mandiri Bisnis maupun Giro.
Sektor usaha adalah sektor yang
sangat bergantung dari faktor eksternal. Dengan kata lain, ada ada sistem yang
berasal dari luar yang sangat mempengaruhi usaha tersebut. Jika dilakukan
dilakukan pengelompokan secara garis besar, maka secara garis besar sektor
usaha akan dipengaruhi oleh aktivitas market.
Ketika market bergerak, maka sektor
usaha pun akan bergerak sesuai dengan bagaimana pasar tersebut bergerak.
Sebagai tambahan informasi, EDC banyak dipakai sebagai salah satu piranti
pembayaran pada sektor usaha ini.
·
Mikro
Usaha mikro yang tercatat
berkontribusi pada segmen retail CASA dari Bank Mandiri adalah usaha mikro yang
memiliki rekening-rekening sebagai berikut.
ü Produk
TabunganMU dengan BUC MBxxx
ü Produk
tabungan lain dengan BUC MBxxx
ü Tabungan
AGF terkait produk Kredit Mikro dengan BUC MBxxx
Bedasarkan keterangan di atas,
maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari keterangan tersebut yaitu
yang tercatat menjadi sektor mikro adalah usaha mikro yang memiliki rekening di
Bank Mandiri baik memiliki pinjaman atau tidak. Selain itu, sektor lain yang
tercatat memiliki dana pada sektor mikro adalah perorangan yang melakukan
fasilitas KSM (Kredit Serbaguna Mikro) pada Bank Mandiri.
Sebagai informasi tambahan, EDC
juga banyak dipakai sebagai piranti pembayaran pada sektor usaha mikro ini.
·
Perorangan
Sektor perorangan adalah sektor
yang sangat variatif jika dilihat dari latar belakang pendapatan dana yang
diperoleh. Jika menilik pada pendapatan yang didapat, pendapatan dapat berupa
gaji jika nasabah merupakan seorang pekerja yang bekerja menjadi
PNS,pekerja swasta BUMN, BUMD, swasta
lainya, serta dari wirausaha. Jika pekerja bekerja sebagai karyawan (pegawai)
maka kemungkinan besar pendapatan yang didapat adalah dari gaji yang didapatkan
secara periodik. Jika nasabah perorangan berprofesi sebagai wirausaha, maka
pendapatan akan sangat bergantung pada bagaimana market bergerak.
Selain itu, rekening yang
menampung transaksi EDC pada berbagai macam sektor usaha juga dimasukan pada
rekening dengan sektor perorangan pada segment retail.
·
Wealth
Wealth
pada segmen retail CASA adalah nasabah perorangan yang memiliki dana di atas
satu milyar rupiah dalam bentuk CASA. Nasabah pada sektor ini memiliki latar
belakang profesi yang beragam, namun pada umunya nasabah tersebut memiliki
usaha guna yang menjadi sumber pundi-pundi uangnya.
Pada sektor ini, kondisi ekonomi
akan sangat mempengaruhi pendapatan sektor ini.
3.4.3 Strategi terhadap tantangan
3.4.3.1 Ide
Pada masalah ini, ide yang
muncul dari benak peserta OJT adalah bagaimana cara untuk memasuki market yang ada serta membuat market baru dengan memanfaatkan produk
dari Bank Mandiri yang telah beredar di masyarakat. Selain mamanfaatkan produk
dari Bank Mandiri, ada juga data yang dimiliki Bank Mandiri dari nasabah
kreditnya yang dapat dijadikan database
guna membuat market berdasarkan database
yang ada.
3.4.3.2 Pendekatan yang dipakai
Dalam melakukan inovasi terkait
strategi meningkatkan dana CASA pada sektor retail. Piranti yang akan dipakai
adalah piranti berupa mesin Mandiri EDC yang sudah terpasang pada outlet-outlet di merchant rekanan Bank Mandiri. Sedangkan dari sisi implementasi
dari strategi yang digunakan, berikut ini merupakan pendekatan yang diterapkan
dalam rencana implementasinya:
ü Memasuki pasar lewat key point pada perangkat Mandiri EDC
Pendekatan ini adalah pendekatan kepada user
dari mesin Mandiri EDC dari sisi merchant. User dari mesin Mandiri EDC dari
sisi merchant adalah kasir. Diperlukan sebuah offer yang menarik bagi kasir agar kasir bisa melakukan promosi secara
halus kepada pelanggan merchant guna menawarkan transaksi antara kasir dan
pelanggan dilakukan dengan menggunakan Mandiri EDC. Jika hal itu dilakukan
secara efektif, maka peningkatan transaksi yang berimbas pada transaksi mungkin
saja dilakukan.
ü Mencipkakan sistem dalam pasar yang
memberikan benefit pada merchant dengan nominal transaksi sesuai target
Yang dimaksud dari kalimat di atas adalah,
adanya sebuah penawaran yang menarik jika market berhasil dalam melakukan
transaksi menggunakan mesin EDC Bank Mandiri. Penawaran yang menarik tersebut
adalah berupa merchant akan mendapat fasilitas bisnis yang sesuai dengan
kebutuhan merchant sesuai dengan bidang usaha dimana merchant menekuninya.
Sebagai contoh bidang usaha yang ditekuni misalnya adalah penjualan makanan,
maka Bank Mandiri akan memberikan informasi mengenai supplier yang terbaik dan termurah yang terdekat denga lokasi
dimana merchant berada, Bank Mandiri
akan memberikan data berupa bagaimana kategori konsumen yang sesuai dari bidang
usaha dan juga bagaimana peta pasar pada bidang tersebut.
Ini adalah pendekatan sistematis, dengan kata
lain ada 3 aspek yang diperlukan agar sistem yang dibangun bekerja dengan baik
o Environment
Pada environment disini harus adanya wadah
sebagai sarana merchant mengakses
fasilitas yang disediakan oleh Bank Mandiri sebagai reward karena merchant
berhasil meningkatkan volume transaksi sesuai target yang telah diberikan oleh
Bank Mandiri terkait volume nominal yang dihasilkan dari transaksi pada mesin
Mandiri EDC.
o Basis data
Basis data merupakan data yang akan diberikan
Bank Mandiri kepada merchant yang
berhasil memenuhi target ketercapaian volume nominal pada transaksi mesin
Mandiri EDC. Basis data di sini tentunya data yang didapat dari Data Bank
Mandiri terkait dengan supplier,
distributor, konsumen, dan juga kondisi pasar.
Yang menjadi pertanyaan tentunya dari mana
kita mendapatkan basis data tersebut. Basis data tersebut kita peroleh dari
proses kredit usaha yang disalurkan oleh Bank Mandiri. Ketika proses pengajuan
kredit sampai proses monitoring berlangsung, tentulah Bank Mandiri akan
mendapatkan data-data yang terkait dengan usaha dari perusahaan yang diberikan
fasilitas kredit. Pada saat itu, tentulah akan didapatkan data data mentah
mengenai keterangan supplier, kemudian pada saat pemantauan aktivitas maka
harga yang dipatok supplier akan tercermin pada saat proses monitoring
berlangsung. Dengan demikian kita akan mendapatkan 2 hal secara bersamaan. Yang
pertama adalah berupa monitoring fasilitas kredit yang dilakukan dengan baik,
kemudian yang selanjutnya adalah data yang valid yang bisa dipakai menjadi reward kepada merchant yang memenuhi
target transaksi pada mesin Mandiri EDC yang telah ditetapkan oleh Bank
Mandiri.
3.4.4 Sumber Daya yang Bisa Dimanfaatkan
Sumber dana yang bisa
dimanfaatkan adalah sebagai berikut
·
Mesin Mandiri EDC
Mesin EDC berperan disini berperan sebagai
penyerap dana dari transksi yang dilakukan di merchant. Melalui mesin ini, dana
pelanggan dari merchant dan akan
disalurkan ke rekening perorangan milik merchant
yang ada di Bank Mandiri. Dari transaksi tersebut, maka Bank Mandiri memperoleh
fee dan juga dana CASA yang bisa
dimanfaatkan oleh Bank Mandiri.
·
Data dari proses kredit
Data yang dipakai pada proses kredit ini
merupakan data yang dipakai sebagai basis data yang digunakan sebagai reward kepada merchant yang sukses
melakukan peningkatan volume transaksi pada mesin Mandiri EDC. Data-data yang
penting adalah sebagai berikut
o
Data supplier
Data supplier
disini diolah dan dipakai sebagai informasi bagi merchant dalam membantu
menemukan supplier-supplier baru yang
lebih murah, lebih dekat dan lebih dipercaya.
o
Data konsumen
Data konsumen digunakan untuk mengetahui
bagaimana konsumen memandang sebuah usaha. Misal, konsumen dengan karakteristik
yang tertentu lebih menyukai produk-produk tertentu.
o
Data penjualan
Data penjualan digunakan sebagai perkembangan
trend pasar yang dapat dimanfaatkan oleh
merchant. Sebagai contoh, untuk barang-barang yang ditempatkan di paling
depan, berapa barang yang terjual dari pada barang yang ditempatkan di
belakang.
·
Kuisioner yang bisa diisi oleh nasabah pada
waktu luang
o
Kuisioner ini digunakan seirama dengan data dari
proses kredit sebagai masukan bagi basis data untuk membuat keakuratan data
menjadi lebih baik dan efektif.
BAB IV
USULAN
4.1 Inovasi yang Diusung
4.1.1 Mandiri Business Environment
Mandiri Business
Environment merupakan inovasi yang coba peserta OJT perkenalkan dengan
menerapkan teknologi informasi sebagai media dalam mendorong merchant serta
nasabah dalam melakukan peningkatan transaksi menggunakan mesin Mandiri.
Inovasi ini mencakup dua strategi yang di gaungkan oleh peserta OJT. Berikut
ini adalah rinciannya:
·
Memasuki pasar lewat key point pada
perangkat Mandiri EDC
Inovasi
disini adalah melakukan sistem point
dari transaksi yang berlangsung di mesin EDC, jika sebelumnya yang mendapatkan
poin dalam bentuk fiesta point adalah nasabah Bank Mandiri yang menggunakan
mandiri EDC. Sekarang merchant juga distimulus dengan point-point yang dapat ditukar uang ketika target volume dari
transaksi di mesin Mandiri EDC tercapai.
·
Mencipkakan
sistem dalam pasar yang memberikan benefit pada merchant dengan nominal
transaksi sesuai target
Tujuan
utama dari inovasi ini adalah membuat merchant
antusias dengan mendapatkan informasi yang penting bagi merchant dalam rangka mengembangkan
usahanya agar sesuai dengan kondisi riil yang ada pada saat ini. Usaha akan
sangat bergantung pada kemajuan zaman dan kemajuan zaman lewat teknologi
informasi yang tengah berkembang pesat akan membuat usaha menjadi lebih terprediksi
arah dan arusnya. Dengan demikian reward
ini akan membuat usaha dari merchant yang
ada menjadi lebih mudah untuk dikembangkan berdasarkan data yang riil dari
basis data bank mandiri yang besar.
4.1.2 Bentuk dari prototype Mandiri Business Environment
Bentuk dari Mandiri
Business Environment adalah sebuah aplikasi yang bisa diakses jika penggunaan
Mandiri EDC sudah memenuhi target. Berikut ini merupakan prototype dari
tampilan mandiri Business Environment.
·
Tampilan
User Interface dari Mandiri Business Environment
ü Tampilan
Awal Mandiri Business Environment
Gambar 4. 1 Tampilan Awal Mandiri
Business Environtment
Pada bagian ini, ketika
memasuki aplikasi, pengguna harus sign in
terlebih dahulu dengan user ID dan password yang telah diberikan. Tidak ada
fitur sign up, karena hal ini
merupakan fasilitas yang diberikan oleh pengguna mesin Mandiri EDC, jadi proses
sign up dilakukan oleh Bank Mandiri.
ü Tampilan ketika proses sign in
Gambar 4. 2 Tampilan Sign In Mandiri
Business Environtment
Pada tampilan ini, pengguna
melakukan proses sign in pada aplikasi Mandiri Business Environtment. Informasi
yang dipakai adalah user ID dan password yang telah diberikan oleh Bank
Mandiri .
ü Menu utama
Gambar 4. 3 Menu Utama Mandiri
Business Environtment
Pada menu utama, ada 2 buah
opsi. Opsi pertama adalah opsi merchant sedangkan opsi berikutnya adalah opsi
insentif. Ketika opsi-opsi tersebut ditekan, maka sistem akan melanjutkan pada
penjabaran dari opsi opsi selanjutnya.
ü Tampilan Menu Merchant
Gambar 4. 4 Menu Merchant Mandiri
Business Environtment
Pada tampilan ini, didapat
akses ke sub menu selanjutnya terkait benefit yang disampaikan pada merchant. Pada hal kali ini, sudah
dilakukan segmentasi dari kategori merchant
pada saat input data, sehingga data yang dihasilkan merupakan data yang
diperlukan oleh merchant. Sebagai
contoh, merchant dengan kategori penjualan barang kebutuhan sehari-hari akan
memperoleh informasi dari supplier, konsumen, dan market dari sektor tersebut saja.
Gambar 4. 5 Sub Menu Mandiri
Business Environtment
Tiga tampilan di atas
merupakan tampilan yang menjelaskan dari sub menu yang ada pada merchant. Pada sub menu tersebut,
terdapat beberapa hal yang mencakup fasilitas yang berisi informasi yang
dibutuhkan oleh merchant.
ü Insentif
Gambar 4. 6 Menu Insentif Mandiri
Business Environtment
Sub menu ini merupakan sub
menu yang bertugas melakukan pengecekan terhadap insentif yang didapat dari
transaksi pada mesin EDC yang memenuhi target volume transaksi yang telah
dilakukan oleh merchant. Dengan menekan tombol insentif, maka akan masuk ke
halaman yang berikutnya.
ü Notifikasi insentif
Gambar 4. 7 Sub Menu Tukar Mandiri
Business Environtment
Fungsi utama pada bagian ini
adalah sebagai notifikasi untuk melakukan pengecekan terhadap insentif dari
hasil pencapaian target volume transaksi yang telah dilakukan. Kemudian
dilakukan pengecekan terhadap insentif, jika insentif memenuhi target maka ada
pilihan tukar yang dapat melakukan penukaran reward.
4.1.3 Analisa Perhitungan terhadap Inovasi
Inovasi harusnya berlandaskan
pada aspek keuntungan apakah munngkin sebuah inovasi dilakukan atau tidak dilakukan.
Target dari penerapan aplikasi ini adalah
bertambahnya volume dari market Mandiri EDC sebesar 30 persen dari
target yang diperkirakan. Sedangkan bugget yang diperkirakan untuk membuat
sekitar 40 juta rupiah. Sedangkan biaya update data yang dilakukan oleh petugas
adalah 5 juta.
Diktahui:
CASA Rp.
24.000.000.000.000
Rata-rata CASA per bulan adalah 6.000.000.000
Bunga yang yang diberikan nasabah pada produk
CASA pada rate terendah 1,9 %
Bunga yang dibebankan oleh Bank pada pinjaman
terendah, contoh KPR adalah 7%
Maka
Keuntungan yang minimal yang diperoleh oleh bank Mandiri
Adalah
Jika
point dihitung pada pada keadaan maksimal dimana setiap nominal Rp. 300.000.000
transaksi dilakukan bonus sebesar Rp.100.000 kepada kasir
Maka
diperoleh
Total dana bulan pertama yang dikeluarkan adalah sebagai
berikut
Total dana bulan selanjutnya
Margin
keuntungan
Maka dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Bank Mandiri
tetap memperoleh keuntungan dengan strategi bisinis seperti itu dimana
keuntungan akan diperoleh dari profit
margin yang dihasilkan dari dana murah segment retail perorangan dimana
rekening dari EDC berada dan juga fee-based
income yang diperoleh dari setiap transaksi yang dilakukan pada mesin
Mandiri EDC.
Selain dari segmen retail perorangan, dengan stimulus dari benefit yang diberikan
oleh Bank Mandiri terkait saran pengembangan bisnis pada Mandiri Business
Environment akan mebuat ekonomi bergerak lebih positif. Ekonomi yang positif
akan membuat market semakin antusias.
Antusiasme market tersebut akan
mendorong pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Pengembangan bisnis akan
berakibat pada volume pinjaman pada Bank Menjadi naik. Pelaku usaha yang
memiliki mesin Mandiri EDC juga bergerak pada sektor mikro dan SME. Dengan kata
lain, hal tersebut akan mengakibatkan, volume kredit sektor SME dan mikro
menjadi semakin besar sehingga akan membuat nilai CASA sektor tersebut pun
naik. Sedangkan dari sisi wealth yang sebagaian besar diisi oleh pelaku usaha,
kemajuan bisnis yang terjadi tentulah akan berdampak pada kekayaan individu
yang berakibat pada besaran CASA sektor wealth
tersebut.
Posting Komentar untuk "LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT) BANK"