Budaya di Indonesia Yang Hapir Punah!
Mak Yong, Budaya Khas Melayu yang Terancam Punah |
Di Semenanjung Melayu, termasuk wilayah Indonesia, masyarakatnya terhitung beruntung bila dapat menyaksikan pagelaran kesenian Mak Yong. Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu berupa seni drama tari.yang sampai sekarang masih dimainkan di beberapa lokasi. Pada zaman dulu, pertunjukan Mak Yong diadakan orang desa di pematang sawah setelah selesai panen padi. Mak Yong mendapatkan namanya dari nama salah seorang tokoh dalam teater tersebut.
Selain di Kepulauan Riau, drama tari Mak Yong juga dipertunjukkan di Malaysia, seperti di Terengganu, Kelantan, dan Kedah. Mak Yong juga ada di Thailand, terutama di Patani. Mak Yong di Kepulauan Riau dibawakan penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa topeng.
Pertunjukan Mak Yong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental serta naskah yang sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh lain yang juga muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan Mak Yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.
Dalam pertunjukkannya, Mak Yong mempertemukan antara pemain dan penonton. Dengan perkataan lain, pementasannya mempertemukan pemain dengan penonton dalam ruang, waktu, dan tempat yang sama. Kesenian ini berasal dari daerah akar rumpun Melayu, yaitu daerah Nara Yala, Patani pada sekitar abad ke-17. Mak Yong kemudian menyebar ke daerah Kelantan (sekitar 200 tahun yang lalu), tetapi tanpa memakai topeng seperti di tempat asalnya. Dari Kelantan ini, Mak Yong kemudian menyebar ke Indonesia, yaitu ke daerah Bintan dan Batam melalui Tanjung Kurau (Singapura).
Istana Kerajaan Melayu menjadi pelindung seni tari Mak Yong sejak paruh kedua abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Saat itu, jika raja mendengar ada penari yang pandai apalagi cantik sedang bermain di kampung-kampung, raja langsung memerintahkan penari tersebut untuk menari di dalam lingkungan istana. Penari yang menari di istana akan ditanggung semua akomodasi serta kebutuhan hidup. Bahkan menerima pinjaman tanah sawah milik raja untuk dikerjakan.
Di Kepulaun Riau, Mak Yong menyebar ke berbagai tempat, seperti Mantang Arang dan Kijang (Bintan Timur), Rempang/Sembulang, Dompak, Kasu, Pulau Buluh, dan Cate (daerah pinggiran Pulau Batam). Untuk yang terakhir ini, mungkin saja merupakan persebaran dari Mak Yong yang berada di Batam.
Posting Komentar untuk "Budaya di Indonesia Yang Hapir Punah!"