Petani Petai di Kebumen Alami Fenomena
Kebumen-Para petani petai yang berada di beberapa kecamatan kawasan pegunungan di Kebumen kini mengalami fenomena langka, yang diduga kuat merupakan dampak dari berlangsungnya kemarau panjang tahun 2019 lalu.
Fenomena langka itu adalah berupa berlangsungnya musim panen raya yang berdurasi jauh lebih panjang dibanding musim panen raya di tahun-tahun
sebelumnya. Bahkan, panen petai yang berlimpah itu masih terus berlangsung hingga Januari 2020, di tengah berlangsungnya musim penghujan.
"Panen raya kali ini jelas sesuatu yang aneh bagi kami, karena berlangsung lebih panjang dibanding tahun-tahun lalu. Bayangkan, sejak Juli 2019 lalu hasil panen petai kami sudah mulai berlimpah yang terus berlanjut sampai Januari 2020 ini," beber petani petai Wadasmalang Kecamatan Alian Kebumen, Kasmi, di Pasar Tumenggungan Kebumen, Rabu (08/01/2020).
Menurut Kasmi, sejak Juli 2019 sampai Januari 2020 total sudah hampir 7 bulan durasi panen raya petai di Kebumen berlangsung. Padahal biasanya panen raya petai di desanya hanya berlangsung 2 sampai 3 bulan saja saat musim kemarau.
Karena itulah Kasmi menduga bahwa kondisi musim kemarau panjang tahun 2019 lalu, diantaranya ditandai masih minimnya intensitas hujan pada November hingga Desember 2019, menyebabkan panjangnya masa produksi tanaman petai di sentra-sentra Kebumen.
Panjangnya musim panen raya petai di Kebumen kali ini ternyata berdampak pula pada harga jualnya. Di tingkat petani hanya Rp 750 sampai Rp 1.000/buah, sedangkan di tingkat pedagang pasar Rp 1.250/buah.
"Harga akan mengikuti stok barang. Bila petai sedang langka maka harganya bisa mencapai Rp 3 ribu per buah di tingkat pedagang pasar. Bahkan, pernah terjadi harga petai mencapai Rp 10 ribu per buah saat stoknya sangat minim," ujar pedagang sayur di Pasar Tumenggungan Kebumen, Aswati.(Dwi)
Posting Komentar untuk "Petani Petai di Kebumen Alami Fenomena"