Takut Warganya Tak Bisa Makan, Walikota Solo Tidak Berlakukakan 2 Hari Dirumah Saja, Pasar dan Hajatan Tetap Berjalan
Pemerintah Kota Solo akan menyiapkan teknis pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja yang dilaksanakan 6-7 Februari 2021. Namun secara umum, kebijakan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo tak akan banyak berubah.
Pria yang akrab disapa Rudy itu mengatakan pasar tradisional dan warung makan akan tetap buka selama pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Rudy beralasan roda ekonomi Kota Solo tetap harus berjalan meski Gerakan Jateng di Rumah Saja berlangsung. Pasalnya, Pemkot tidak mampu memenuhi kebutuhan warga jika mereka dilarang melakukan kegiatan ekonomi.
"Kalau warga dua hari tidak boleh jualan mereka makan dari mana? Pemkot tidak mampu memenuhi," ujarnya.
Tak hanya itu, Rudy juga membolehkan warga yang hendak menggelar hajatan di hotel maupun gedung pertemuan selama Gerakan tersebut berlangsung. Ia beralasan warga terlanjur menyebar undangan sehingga acara tak mungkin dibatalkan secara mendadak.
"Kasihan warga saya yang sudah nyebar undangan," katanya.
Meski demikian, Rudy mewanti-wanti bahwa SE Wali Kota Solo No. 067/136 tanggal 26 Januari tetap berlaku sampai 8 Februari mendatang. Dalam SE tersebut, warga yang hendak mengadakan hajatan harus mengantongi rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kota Solo.
Jumlah tamu pun dibatasi maksimal 300 orang dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Pasar dan warung makan tidak akan saya tutup namun kita akan perketat protokol kesehatan," katanya saat ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (3/2).Rudy mengatakan larangan keluar rumah hanya berlaku bagi warga yang tidak berkepentingan selama Gerakan Jateng di Rumah Saja digelar pada akhir pekan mendatang.
"Umpamanya temen-temen PNS Sabtu Minggu libur toh. Tidak boleh ke mana-mana. Itu penangkapan saya," katanya
Rudy telah menerima Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah No 443.5/000/1933 tentang Gerakan Jateng di Rumah Saja pada Selasa (2/2) malam. Dalam SE tersebut, kepala daerah dapat menyesuaikan Gerakan Jateng di Rumah Saja dengan kondisi dan kearifan lokal setempat.
Rencananya, Pemkot akan membahas pelaksanaan Gerakan tersebut Kamis (4/2). Meski tidak akan mengubah arah kebijakan, Rudy membantah dirinya menolak Gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Bukan menerima atau tidak, tapi tetap saya pertimbangkan. Tidak di-gebyah uyah," katanya.
Rudy khawatir gerakan tersebut justru memicu terjadinya ledakan klaster keluarga di Solo.
"Kalau di rumah terus terjadi klaster keluarga malah repot semua," katanya.
Posting Komentar untuk "Takut Warganya Tak Bisa Makan, Walikota Solo Tidak Berlakukakan 2 Hari Dirumah Saja, Pasar dan Hajatan Tetap Berjalan"