Kisah Kakak Adik Yatim Ini Rela Jadi Buruh Tani dan Pemulung Demi Hidupi Keluarga
Sepulang sekolah Fahri menjadi buruh tani di kebun orang lain meskipun usianya baru 10 tahun. Selain itu Fahri dan adiknya juga menjadi pemulung meskipun upahnya hanya 3 ribu. Hal itu Fahri lakukan agar keluarganya bisa makan.
Ayah Fahri sudah meninggal dunia sejak 2 tahun lalu. Ibunya sakit sejak 4 bulan lalu dan tidak bisa bekerja. Mau tak mau Fahri harus menafkahi ibu dan adiknya di rumah meskipun upahnya menjadi buruh tani dan pemulung tidak cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.
“Ketika teman-teman bermain, aku harus kerja ke sawah atau mulung kak, walaupun uangnya juga ga banyak, tapi ibu sakit dan ga ada lagi yang bisa bekerja buat cari makan kak,” tutur Fahri.
Fahri dan adiknya pergi ke sekolah menempuh perjalanan 6 KM dengan berjalan kaki. Mereka memakai tas yang sudah sobek, sepatu dan baju pun mereka dapatkan dari pemberian orang lain yang sudah tak terpakai.
“Aku udah seneng punya tas meskipun bekas orang, waktu itu malah pernah aku ke sekolah pake kresek karena ga ada tas,”Kondisi rumah Fahri pun sudah tak layak. Mereka tinggal di rumah yang sudah reot dan berlubang, sehingga rumah pun akan bocor ketika hujan datang.
“Meskipun kesusahan, aku ingin terus sekolah kak. Aku ga bisa jajan di sekolah kaya temen-temen, tapi ga apa-apa kak, selama aku bisa sekolah,” lirih Fahri.
Posting Komentar untuk "Kisah Kakak Adik Yatim Ini Rela Jadi Buruh Tani dan Pemulung Demi Hidupi Keluarga"